- Menteri Dikdasmen akan memulai belajar mengajar pada 5 Januari di tiga provinsi Sumatra pascabencana dengan penyesuaian.
- Pemerintah menerapkan tiga skenario pembelajaran semester genap 2026, fokus awal pada kompetensi esensial.
- Pembelajaran jangka menengah dan panjang akan adaptif, melibatkan integrasi mitigasi bencana dan pemulihan psikososial.
Suara.com - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Abdul Mu’ti menyampaikan rencana pelaksanaan kembali kegiatan belajar mengajar di tiga provinsi di Sumatra pascabencana. Ia menegaskan, proses pembelajaran akan dimulai pada 5 Januari dengan sejumlah penyesuaian sesuai kondisi di masing-masing daerah.
Menurutnya, pembelajaran tidak harus berlangsung dalam kondisi normal seperti sebelum bencana. Pemerintah memberikan kelonggaran bagi siswa terkait perlengkapan sekolah.
"Karena kondisi yang berbeda-beda maka mereka tidak harus belajar sebagaimana yang normal. Artinya mereka boleh saja tidak pakai seragam, boleh saja mereka tidak pakai sepatu, dan yang lain-lainnya termasuk kurikulumnya juga kita rancang secara khusus dan akan kami jelaskan," kata Mu’ti dalam konferensi pers bersama BNPB di Jakarta, Selasa (30/12/2025).
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah telah menyiapkan tiga skenario pembelajaran yang akan diterapkan pada semester genap tahun 2026.
Untuk fase tanggap darurat selama 0–3 bulan, pemerintah akan menerapkan penyesuaian kurikulum dengan fokus pada kompetensi esensial.
"Kurikulum disederhanakan menjadi kompetensi esensial seperti literasi dasar, numerasi dasar, kesehatan dan keselamatan diri, dukungan psikososial, dan informasi mitigasi bencana," jelas Mu’ti.
Ia menambahkan, metode pembelajaran akan dibuat sangat fleksibel dengan dukungan psikososial yang terintegrasi. Kegiatan asesmen juga dilakukan dengan sederhana. Mu’ti berpesan agar fokus pada kehadiran, keamanan, dan kenyamanan murid.
Untuk skenario jangka menengah selama 3–12 bulan, pembelajaran disesuaikan dengan kondisi sekolah yang masih dalam proses pembangunan kembali.
"Karena beberapa sekolah harus dibangun lagi dan membutuhkan waktu yang cukup lama, kurikulum adaptif berbasis krisis, integrasi mitigasi bencana ke mata pelajaran yang relevan," tuturnya.
Baca Juga: Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
Selain itu, akan diterapkan program pemulihan pembelajaran dengan sistem yang lebih fleksibel dan diferensiasi. Jadwal pembelajaran juga disesuaikan dengan kondisi siswa yang masih mengungsi, sehingga diperbolehkan pembelajaran hybrid learning jika memungkinkan serta pengelompokan berdasarkan tingkat capaian murid.
"Sistem asesmen dalam masa transisi, asesmen berbasis portofolio atau unjuk kerja sederhana, remedial berkelanjutan untuk murid terdampak berat, penilaian perkembangan sosioemosional murid," kata Mu’ti.
Terakhir, untuk pemulihan jangka panjang selama 1–3 tahun, pemerintah menyiapkan pendekatan pembelajaran yang lebih permanen. Menurut Mu’ti, skenario jangka panjang tersebut diperlukan karena ada beberapa sekolah yang hilang dan harus dibangun baru, sehingga membutuhkan waktu lebih dari satu tahun untuk dipulihkan.
"Maka mereka belajar dengan integrasi permanen pendidikan kebencanaan, penguatan kualitas pembelajaran, dan pembelajaran inklusif berbasis ketahanan, serta sistem monitoring dan evaluasi pendidikan darurat," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
-
85 Persen Sekolah Terdampak Banjir di Sumatra Sudah Bisa Digunakan, Sisanya Masih Dibersihkan
-
Bencana Aceh 2025: PLN Catat 442 Titik Kerusakan Listrik, Jauh Melampaui Dampak Tsunami 2004
-
ICW: Korupsi Pendidikan Tak Pernah Keluar dari Lima Besar, Banyak Celah Baru Bermunculan
-
Purbaya Sentil BNPB karena Lelet Serap Anggaran Bencana, Dana Nganggur Masih Rp 1,51 T
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Makna Bendera Bulan Bintang Aceh dan Sejarahnya
-
Antara Kesehatan Publik dan Ekonomi Kreatif: Adakah Jalan Tengah Perda KTR Jakarta?
-
Fahri Hamzah Sebut Pilkada Melalui DPRD Masih Dibahas di Koalisi
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
-
Seorang Pedagang Tahu Bulat Diduga Lecehkan Anak 7 Tahun, Diamuk Warga Pasar Minggu
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
Simalakama Gaji UMR: Jaring Pengaman Lajang yang Dipaksa Menghidupi Keluarga
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa
-
BNPT Sebut ada 112 Anak dan Remaja Terpapar Paham Radikal Lewat Sosial Media