Suara.com - Karyawan AJB Bumiputera 1912 yang tergabung dalam Serikat Pekerja Bumiputera mengaku lelah dikejar para nasabah, pasca perusahaan tempat mereka bekerja itu gagal membayarkan polis asuransi. Bahkan ada dari mereka yang sampai diintimidasi secara fisik.
Ketua Umum Serikat Pekerja Bumiputera Rizki mengatakan, selama ini mereka menjadi tempat pelampiasan para nasabah yang tidak dibayarkan haknya.
“Kami yang bekerja di cabang, sebagai karyawan dan pimpinan itu diintimidasi sama mereka. Mereka itu marah, panik emosi, ke kami gitu loh. Kami stres sampai rumahnya ada yang disamperin, intimidasi mengarah fisik dan sebagainya,” kata Rizki saat ditemui Suara.com di Kuningan Jakarta Selatan, Rabu (24/2/2021).
Rizki pun mengatakan, dia dan rekannya mengerti kemarahan dari para nasabah korban gagal bayar tersebut.
“Kami tidak menyalahkan mereka, tapi memang ada yang salah yang tidak dibantu oleh pemerintah,” ujarnya.
Rizki juga mengatakan, mereka seharusnya tidak menjadi pihak yang disalahkan dan menjadi pelampiasan, sebab dia dan rekan-rekannya hanya pekerja yang bertugas sesuai kontrak kerja.
“Kamikan pelaksana sesuai dengan kontrak kerja dong, yang ada di kontrak kami laksanakan itu. Ketika perusahaan tidak mampu bayar, kami jangan jadi pelampiasan,” ujarnya.
Oleh karenanya Rizki mengungkapkan, pihaknya mendukung aksi unjuk rasa yang di lakukan para nasabah korban gagal bayar di depan Kantor OJK, Wisma Mulia 2, Jakarta Selatan.
“Kami sering teriak intervensi lah (OJK) permasalahan ini, ke dalam karena sangat rumit,” ujarnya.
Baca Juga: Tuntut Pencairan Klaim Bumiputera, Emak-emak Bawa Poster Tulisan Monohok
Hari ini, ratusan nasabah korban gagal bayar AJB Bumiputera 1912 berunjuk rasa di depan kantor OJK. Mereka meminta lembaga pengawas jasa keuangan itu mendesak pihak perusahaan asuransi tersebut membayarkan polis mereka, yang seharusnya diberikan pada 2019 lalu.
Untuk diketahui perusahaan asuransi AJB Bumiputera 1912 tercatat memiliki utang klaim 12 triliun pada akhir 2020. Nilai itu lebih besar dari perkiraan awal senilai Rp 9,6 triliun. Jumlah utang klaim pun terus meningkat ketimbang akhir 2019 yang sebesar Rp 5,3 triliun.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
Kronologi Penumpang Wings Air Tuding Pramugari Kuras Emas dan Dollar di Pesawat
-
Detik-detik Penumpang 'Ngamuk', Tuding Pramugari Curi Emas & Dollar di Pesawat Wings Air
-
Ada Sinyal Rahasia? Gerak-Gerik Dua Pria di Belakang Charlie Kirk Disebut Mencurigakan
-
Prabowo Setuju Bentuk Komisi Reformasi Polisi dan Tim Investigasi Independen Demo Ricuh
-
Usai Diperiksa KPK, Deputi Gubernur BI Jelaskan Aturan Dana CSR
-
Emas & Ribuan Dollar Lenyap di Pesawat Wings Air Viral, Pramugari Dituduh Jadi Pelaku
-
CEK FAKTA: Isu DPR Sahkan UU Perampasan Aset Usai Demo Agustus 2025
-
7 Cara Melindungi Kulit dan Rambut dari Polusi Udara, Wajib Rutin Keramas?
-
Rehat dari Sorotan, Raffi Ahmad Setia Dampingi Ibunda Amy Qanita Berobat di Singapura
-
Gerakan Muda Lawan Kriminalisasi Tuntut Prabowo Bebaskan Aktivis dan Hentikan Kekerasan Negara