Suara.com - Uni Eropa mengatakan akan menjatuhkan sanksi pada Myanmar setelah protes damai terhadap pemerintahan militer berujung dengan kekerasan aparat.
Polisi Myanmar telah menindak para pengunjuk rasa anti-kudeta dengan melepaskan granat kejut, gas air mata, dan tembakan ke udara, dalam aksi demontrasi pada hari Minggu (28/02).
Sedikitnya 18 orang tewas dan puluhan orang lainnya luka-luka dalam aksi paling berdarah sejak militer Myanmar mengambil alih kekuasaan empat pekan lalu.
Kantor Hak Asasi Manusia (HAM) PBB mengatakan telah menerima informasi yang dapat dipercaya bahwa di beberapa lokasi polisi dan pasukan militer telah menghadapi demonstrasi yang damai, menggunakan kekuatan yang mematikan.
Melalui cuitannya, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengutuk tindakan keras yang terjadi di Myanmar.
"Kami berdiri teguh dengan orang-orang Burma yang berani & mendorong semua negara untuk berbicara dengan satu suara untuk mendukung keinginan mereka."
Polisi melepaskan tembakan di kota Dawei yang menewaskan tiga orang dan melukai beberapa lainnya, menurut politisi Kyaw Min Htike.
Korban tewas diverifikasi oleh petugas medis dan dilaporkan oleh media lokal.
Penembakan juga terjadi di kota Yangon. Seorang pria yang dibawa ke rumah sakit setempat dengan luka tembak meninggal karena lukanya, menurut seorang dokter.
Baca Juga: Myanmar Makin Memanas, Kantor HAM PBB Sebut Demonstran Tewas Capai 18 Orang
Outlet media Myanmar Mizzima juga melaporkan kematian tersebut. Tindakan kekerasan telah meningkat sejak militer merebut kekuasaan dalam kudeta pada 1 Februari lalu.
PBB serukan dukungan internasional Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengecam keras penggunaan kekuatan mematikan terhadap pengunjuk rasa dan penangkapan sewenang-wenang, kata juru bicaranya dalam sebuah pernyataan.
"Sekretaris Jenderal mendesak masyarakat internasional untuk berkumpul dan mengirimkan sinyal yang jelas kepada militer bahwa mereka harus menghormati keinginan rakyat Myanmar seperti yang diungkapkan melalui pemilihan dan menghentikan penindasan," demikian pernyataan dari jubir sekjen PBB, Stephane Dujarric.
Penangkapan massal
Dalam aksi unjuk rasa tersebut puluhan pelajar dan guru telah ditahan, dan beberapa orang yang terluka dipindahkan dari lokasi unjuk rasa di Yangon.
"Polisi turun dari truk mereka dan mulai melemparkan granat kejut tanpa peringatan," kata Hayman May Hninsi, yang termasuk di antara sekelompok guru yang melakukan protes di Yangon, kepada kantor berita Reuters.
Berita Terkait
-
Wawancara Eksklusif: Suara dari Myanmar Jurnalis Melawan di Tengah Represi
-
Pulangkan 26 WNI Korban Online Scam di Myanmar, Menteri P2MI: Jangan Tergiur Tawaran Kerja Ilegal
-
Mengapa Myanmar dan Kamboja Bukan Negara Tujuan Kerja yang Aman? Ini Penjelasan Pemerintah
-
Wawancara Eksklusif: Kudeta Myanmar dan Perjuangan Jurnalis Bertahan
-
Pastikan Transparansi Pemilu di Myanmar, Prabowo Dorong ASEAN Ambil Langkah Berani Ini
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
-
KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
-
Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
-
Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
-
Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
-
Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting