Suara.com - Tidak lama lagi publik Thailand bisa menikmati 'hempburger' dan minuman dari ekstrak ganja. Hal ini dikarenakan penggunaan rami di Bangkok sudah dilegalkan sejak awal tahun 2021.
Sejumlah perusahaan di Thailand berinvestasi ganja dan berusaha menjadi penggerak utama dalam industri yang menghasilkan triliunan rupiah itu, setelah Bangkok melegalkan penggunaan rami dan cannabidiol (CBD) pada awal tahun ini.
Produsen kosmetik, minuman, dan produk karet saat ini tengah mengembangkan pertanian ganja domestik, mengimpor rami dan turunannya yang hanya diizinkan untuk tujuan penelitian.
Namun berdasarkan peraturan pemerintah, hanya perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki orang Thailand yang dapat menerima izin untuk menggunakan rami.
Menurut analisis Prohibition Partners, bisnis di Thailand ini diyakini bisa bernilai Rp9,5 triliun pada tahun 2024 dan sekitar Rp122 triliun di seluruh Asia.
"Ini adalah peluang emas,” kata Tan Passakornnatee, Ketua Perusahaan Minuman Ichitan Group Pcl.
Sesuatu yang pasti terjadi adalah, perusahaan yang terlibat dan analis sama-sama sepakat bahwa jalan menuju profitabilitas bisa menjadi sulit untuk diarahkan.
Bahan mentah akan kekurangan pasokan karena ada sebagian kecil petani yang memiliki izin, sementara ilmu tentang ekstraksi senyawa tersebut dapat menjadi rintangan lainnya.
"Akan ada gangguan ke depannya,” kata Maria Lapiz, Kepala Penelitian Kelembagaan di Maybank Kim Eng.
Baca Juga: Industri Pariwisata Thailand Desak Pemerintah Buka Pintu Untuk Wisatawan
Meski begitu, kata Lapiz, jika ada peluang ekspor, pertumbuhan pendapatan pertanian akan mendongkrak perekonomian Thailand.
Banyak varian produk lainnya Thailand memiliki sejarah penggunaan ganja dalam pengobatan tradisional untuk menghilangkan rasa sakit, serta bumbu masak, dan pada tahun 2018 melegalkan tanaman tersebut untuk penggunaan medis dan penelitian.
Perusahaan produsen minuman Ichitan sudah meluncurkan minuman yang dibuat dengan terpene, senyawa yang disetujui pemerintah yang juga ditemukan dalam ganja.
Di bidang kosmetik, merek Smooth E, berharap menjadi produsen yang pertama yang menggunakan produk CBD dan berharap dapat disetujui pada Agustus mendatang.
"Kami bisa menyebutnya Smooth CBD,” kata Kepala Eksekutif Sangsuk Pithayanukul, seraya menambahkan ada kemungkinan memproduksi gel mandi CBD, sampo, dan pasta gigi di bawah merek perawatan mulutnya, Dentiste.
Persaingan bisnis ganja Mantan bankir investasi yang saat ini menjalankan perusahaan Golden Triangle Group, Kris Thirakaosal, mengatakan iklim tropis, kualitas air, dan tradisi yang dimiliki Thailand menjadi nilai plus dalam perkembangan pertanian ganja.
Berita Terkait
-
6 Kontroversi Miss Universe 2025 yang Menggemparkan Ajang Kecantikan Dunia
-
Kiper Thailand Usung Misi Balas Dendam ke Timnas Indonesia U-23 Jelang SEA Games 2025
-
Alasan Eks Striker Chelsea Jude Soonsup-Bell Tinggalkan Inggris Demi Timnas Thailand
-
Pelatih Thailand Waspadai Ancaman Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025
-
SEA Games 2025 di Thailand, Indra Sjafri Takut Berjanji Kasih Medali Emas
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Rekam Jejak Arsul Sani: Hakim MK yang Dilaporkan karena Ijazah Doktor Palsu, Ini Profil Lengkapnya
-
Geger Tudingan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, Kampus di Polandia Diselidiki Otoritas Antikorupsi
-
PBHI: Anggota Polri Masih Bisa Duduk di Jabatan Sipil, Asal...
-
Buntut Ledakan SMAN 72, DPR Minta Regulasi Platform Digital Diperkuat: Jangan Cuma Game Online
-
Berakhir di Tangan Massa, Komplotan Copet Bonyok Dihajar Warga di Halte TransJakarta Buaran
-
IUP Raja Ampat Terbit Sebelum Bahlil Lahir, Pakar: Pencabutan 4 Izin Langkah Tepat
-
Karnaval SCTV di Jember: Pesta Hiburan yang Ikut Menghidupkan Ekonomi Lokal
-
Tak Mau Renovasi! Ahmad Sahroni Pilih Robohkan Rumah Usai Dijarah Massa, Kenapa?
-
Borobudur Marathon 2025 Diikuti Peserta dari 38 Negara, Perputaran Ekonomi Diprediksi Di Atas Rp73 M
-
Langsung Ditangkap Polisi! Ini Tampang Pelaku yang Diduga Siksa dan Jadikan Pacar Komplotan Kriminal