Suara.com - Ketika ibu kota China, Beijing diliputi debu tebal akibat badai pasir terparah dalam satu dekade terakhir, jarum di alat pengukur kualitas udara menembus angka tertinggi, di tengah polusi udara yang sudah buruk.
Peringatan tentang embusan pasir dan debu dari kawasan gurun pasir di barat China itu ditetapkan sampai Selasa (16/03) pagi.
Badai pasir menyebabkan melonjaknya polusi udara dengan angka di sejumlah tempat, 160 kali di atas angka yang direkomendasikan.
Ratusan penerbangan dibatalkan ketika langit Beijing berubah menjadi oranye hari Senin (15/03).
Baca juga:
- Badai debu menyapu Beijing dan beberapa kawasan Cina lain
- Kepolisian Cina kerahkan personel tangani polusi asap Beijing
- Dari Jakarta sampai London: Bagaimana kota-kota dunia melawan polusi udara?
Badai pasir ini dibawa oleh angin kencang dari Mongolia dalam.
Di Mongolia sendiri, badai pasir parah menyebabkan setidaknya enam orang meninggal dan puluhan lainnya hilang.
Indeks kualitas udara mencatat angka "bahaya" 999 pada Senin (15/03), dan warga harus melewati udara gelap Beijing akibat badai pasir.
Badan meteorologi China mengeluarkan peringatan kedua tertinggi sebelum pukul 07:30 pagi waktu setempat dan kondisi itu tetap berjalan sampai tengah hari.
Baca Juga: Duhh! Fenomena Kabut Kuning Tutupi Kota Beijing, Ini Penyebabnya...
Ketika indeks kualitas udara Beijing (air quality index AQI) mencapai 999, Tokyo mencatat 42, Sydney 17 dan New York 26. Hong Kong serta Taiwan mencatat kondisi "moderat" mencapai masing-masing 66 dan 87.
WHO mencatat level aman kualitas udara berdasarkan konsentrasi partikel polusi yang disebut particulate matter (PM) yang ditemukan di udara.
Tingkatan PM2,5, partikel udara yang masuk ke paru-paru tercatat di atas 600 mikrogram di banyak kawasan di Beijing dan mencapai rata-rata 200 dalam periode 24 jam sebelum tengah hari.
Organisasi Kesehatan Dunia, WHO merekomendasikan angka rata-rata 25.
"Seperti kiamat"
https://twitter.com/PaddyFok/status/1371251054948409346
Badai yang terhembus dari padang pasir menyebabkan partikel PM 10 tercatat melebihi 8,000 mikrogram, menurut media resmi.
Media China, Global Times melaporkan paling tidak 12 provinsi di China, termasuk Beijing, terdampak badai ini dan mulai membaik Senin malam.
"Rasanya seperti kiamat," kata warga Beijing Flora Zou kepada kantor berita Reuters.
"Dalam kondisi seperti ini, saya benar-benar tidak mau berada di luar," katanya.
https://twitter.com/krishraghav/status/1371266917084753923
Badai pasir cukup biasa terjadi pada bulan-bulan seperti sekarang, namun biasanya karena hembusan angin yang melewati Gurun Gobi.
Namun warga China mengatakan mereka belum pernah menyaksikan kondisi separah ini dalam 10 tahun terakhir.
Kerusakan hutan dalam skala besar juga dianggap sebagai faktor yang menyebabkan badai pasir.
China melakukan penghijauan kembali di seputar kawasan untuk membatasi pasir yang terhembus ke ibu kota.
Beijing menanam pohon-pohon untuk menangkal debu dan pasir dan mencoba membentuk koridor udara agar badai pasir dan polutan lain dapat berlalu dengan cepat.
https://twitter.com/Zhou_jinfeng/status/1371255307653902336
Di media sosial, sejumlah orang membagikan tangkapan layar indeks kualitas udara yang menunjukkan angka sangat tinggi, atau melewati indeks.
Sejumlah warga di Ningxia, China barat, mengatakan mereka terbangun tengah malam dan merasa tidak bisa bernafas.
https://twitter.com/shen_shiwei/status/1371287413113331712
Beijing dan sekitarnya mengalami polusi tinggi dalam minggu-minggu terakhir ini. Ibu kota China ini diliputi kabut selama pertemuan parlemen nasional bulan ini.
https://twitter.com/bbcweather/status/1371386316491984896
Pejabat di Tangshan, kota pembuat baja dan sumber polusi di Beijing dan Hebei, mengatakan akhir pekan lalu, mereka akan menghukum pengusaha yang tidak melakukan langkah menangani kabut.
Salah seorang aktivis kelompok lingkungan Greenpeace mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa parahnya polusi akhir-akhir ini karena "tingginya" aktivitas industri.
Berita Terkait
-
Beijing Dalam 8 Jam, Apa Saja Agenda yang Dilakukan Presiden Prabowo?
-
Dari Istana Merdeka Hingga Beijing: Tabola Bale Jadi Magnet Joget di HUT RI ke-80
-
Menggali Makna Pulang di Novel "Assalamualaikum Baitullah"
-
Megawati Usulkan Piagam Masa Depan Bersama untuk Tata Dunia Baru
-
Kisah yang Membekas di Film Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
Terkini
-
Sopir Angkot Cegat Mikrotrans JAK41 di Velodrome, Dishub DKI Janji Evaluasi Rute
-
Ratusan Warga Prasejahtera di Banten Sambut Bahagia Sambungan Listrik Gratis dari PLN
-
Hasto PDIP: Ibu Megawati Lebih Pilih Bendungan dan Pupuk Daripada Kereta Cepat Whoosh
-
Putri Zulkifli Hasan Sambut Putusan MK: Saatnya Suara Perempuan Lebih Kuat di Pimpinan DPR
-
Projo Tetapkan 5 Resolusi, Siap Kawal Prabowo hingga 2029 dan Dukung Indonesia Emas 2045
-
Budi Arie Bawa Gerbong Projo ke Gerindra? Sinyal Kuat Usai Lepas Logo Jokowi
-
Cinta Terlarang Berujung Maut, Polisi Tega Habisi Nyawa Dosen di Bungo
-
Dua Tahun Lalu Sakit Berat, Kini Adies Kadir Didoakan Kembali di Majelis Habib Usman Bin Yahya
-
Makna Arahan Mendagri Tito Karnavian Soal Dukungan Pemda Terhadap PSN
-
Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII Wafat, Akhir Perjalanan Sang Pemersatu Takhta Mataram