Dengan mengabaikan industri barang bekas, merek-merek fesyen mewah telah kehilangan kesempatan untuk menarik pasar yang besar.
Kemewahan yang terjangkau Harga yang terjangkau adalah alasan utama maraknya penjualan barang mewah bekas.
"Saya tidak akan membeli tas tangan Chloé di toko, tapi baru-baru ini saya membeli tas tangan bekas secara online," kata Barthel.
Dengan bermitra dengan konsumen penjualan kembali, merek-merek mewah seperti Alexander Mcqueen, Gucci, dan Burberry perlahan-lahan berusaha membangun loyalitas dengan pelanggan yang lebih muda di tengah kelesuan pertumbuhan ekonomi.
"Merek-merek mewah ingin mempertahankan dialog yang konstan dengan klien, baik melalui saluran langsung maupun pada platform alternatif," kata Chauvet.
Dalam upaya menjangkau penggemar barang-barang preloved dan mencegah pemalsuan, Alexander McQueen bermitra dengan layanan "Brand Approved" baru dari Vestiaire Collective.
Dalam kolaborasi pertama, McQueen mengumpulkan barang bekas dari pelanggan lama dengan imbalan kredit toko.
Barang-barang tersebut kemudian diautentikasi oleh rumah mode, dikirim ke Vestiaire Collective, dan dijual secara online dengan catatan persetujuan khusus.
Memperhatikan isu lingkungan
Baca Juga: Akuarium Karya Pria Klaten: Hiasan Istana Merdeka dan Dipesan Raffi Ahmad
"Keberlanjutan memainkan peran terpenting bagi saya. Saya biasanya tidak terlalu peduli dengan merek," kata Barthel.
Jumlah kaum milenial dan gen Z yang mendukung produk berkelanjutan meningkat lebih dari dua kali lipat di tahun 2019 dan 2020, menurut Pricewaterhouse Cooper (PwC).
"Tren keberlanjutan telah berkembang lebih pesat selama pandemi," kata Erika Andreetta dari PwC kepada DW.
Chanel dan Hermès memetakan jalur lain
Rumah mode seperti Hermès dan Chanel masih menentang bahkan tetap menjual barang-barang kulit paling ikonik mereka secara online.
Chanel saat ini terlibat dalam pertarungan panjang di persidangan dengan platform penjualan kembali The RealReal, dengan tuduhan iklan palsu dan penjualan tas palsu.
Berita Terkait
-
Barang Bekas Kini Bisa Jadi Saldo e-Wallet, Begini Caranya
-
KKN Unila dan Siswa SDN 1 Tunggal Warga Sulap Ember Bekas Jadi Karya Apik
-
Dewi Fortuna Menyapa, Kisah Penjual Barang Bekas Kebayoran Lama Raih Keuntungan Tak Terduga
-
10 Ide Kreatif Hiasan Pohon Natal dari Barang Bekas
-
Kampanyekan Gapapa Pakai Bekas, Bersaling Silang Ramaikan Pasar Wiguna
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
Terkini
-
Angka Kekerasan Anak Tak Kunjung Turun, Menteri PPPA Soroti Minimnya Komunikasi di Keluarga
-
Gen Z dan Masyarakat Adat Ngamuk, Kepung KTT Iklim COP30 di Brasil: Apa Alasannya?
-
Siapkan Aturan Baru, Roblox Bakal Deteksi Usia Pengguna dengan Teknologi Kamera
-
Negara Dinilai Tak Peka karena Masih Dipajaki, Lyan: Pesangon Itu Uang Bertahan Hidup di Masa Senja
-
Cara BNPT Perkuat Perlindungan Khusus Anak Korban Terorisme
-
Anggaran Rp19 Triliun Belum Terserap: Apa yang Terjadi di Kemenhub Menjelang Tutup Buku 2025?
-
Cek Langsung Harimau Viral Kurus di Ragunan, Pramono: Itu Video Waktu Covid, Sekarang Sangat Sehat
-
Wamenag Janji Semua Santri Dapat Makan Bergizi Gratis, Hanya 2 Persen yang Terjangkau Saat Ini!
-
7 Fakta Gunung Semeru Terkini Kamis Pagi, Status Darurat Tertinggi
-
Sempat Sakit, Adik Jusuf Kalla Diperiksa Kasus Korupsi PLTU Rp1,35 Triliun Hari Ini!