Suara.com - Wacana penambahan masa jabatan Presiden menjadi tiga periode belakangan santer dibicarakan. Hal itu ikut disorot oleh Politisi Arief Poyuono.
Eks wakil ketua umum Partai Gerindra tersebut dengan penuh yakin mengklaim 85 persen rakyat Indonesia sepakat dengan usulan penambahan masa jabatan presiden tersebut.
Dalam hal ini, Arief Poyuono menyoroti kinerja Presiden Jokowi yang menurutnya belum bisa diimbangi oleh orang lain. Dia menyebut dua periode kurang sehingga bisa mencalonkan diri lagi.
Hal itu disampaikan Arief Poyuono dalam program televisi Mata Najwa dengan pembahasan wacana presiden tiga periode, Rabu (17/3/2021) malam.
"10 Tahun kurang untuk membangun?" kata Najwa Shihab menyoroti pernyataan Arief Poyuono seperti dikutip Suara.com.
Arief Poyuono menimpali dengan menguraikan konstitusi Indonesia yang mendekati Amerika padahal secara beberapa aspek ada perbedaan.
"Indonesia partainya berkarung-karung. Habis presiden terpilih, 'dagang kebo', belum lagi ada partai yang di KLB terus masuk ke pemerintahan Jokowi. Taruh orang lagi, berubah lagi. Tidak ada stabilitas dalam kepemimpinan nasional," katanya.
"Makanya 10 tahun itu kurang. Makanya kenapa selama reformasi yang terjadi bukan industrialisasi, tapi de-industrialisasi. Investasi jangka panjang pun sedikit karena investor takut masuk ke Indonesia, lebih banyak investasi jangka pendek yang mengkeplositasi SDA," tukas Arief Poyuono menambahkan.
Seiring keyakinannya tentang 85 persen rakyat sepakat penambahan masa jabatan presiden, Arief Poyuono memaparkan klaim tentang tiadanya tokoh lain sepiawai Jokowi.
Baca Juga: Mendarat di Makassar, Jaket Presiden Jokowi Jadi Perhatian
Dengan begitu, dia meminta agar UUD diamandemen sehingga jabatan presiden bisa bertambah menjadi tiga periode.
"Saya belum melihat tokoh lain yang mengimbangi Jokowi dalam kepiawaiannya mengelola negara," tegasnya.
"Konstitusi kita kan bisa diamandemen. Saya minta Jokowi untuk maju lagi. Dan itu dia mesti melalui Pilpres, ada lawannya juga," sambung Arief.
Namun, Arief Poyuono mengatakan Jokowi tidak mau karena konstitusinya belum diubah. Kalau sudah diubah dan rakyat meminta, dia tampak yakin akan berubah pikiran.
"Dia tidak mau karena konstitusinya belum diubah. Kalau diubah, saya dan rakyat meminta dia maju, saya rasa dia akan berubah pikiran," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Ajang Dunia MotoGPTM 2025 Jadi Penyelenggaraan Terbaik dan Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Daerah
-
Ketimbang Berpolemik, Kubu Agus Diminta Terima SK Mardiono Ketum PPP: Digugat pun Bakal Sia-sia?
-
Bima Arya: PLBN Sebatik Harus Mampu Dongkrak Ekonomi Masyarakat Perbatasan
-
Jangan Lewatkan! HUT ke-80 TNI di Monas Ada Doorprize 200 Motor, Makanan Gratis dan Atraksi Militer
-
Menhan Bocorkan Isi Pertemuan Para Tokoh di Rumah Prabowo, Begini Katanya
-
Efek Revisi UU TNI? KontraS Ungkap Lonjakan Drastis Kekerasan Aparat, Papua Jadi Episentrum
-
Ajudan Ungkap Pertemuan 4 Mata Jokowi dan Prabowo di Kertanegara, Setelah Itu Pamit
-
SK Menkum Sahkan Mardiono Ketum, Muncul Seruan Rekonsiliasi: Jangan Ada Tarik-Menarik Kepentingan!
-
Jokowi Sambangi Prabowo di Kertanegara Siang Tadi Lakukan Pertemuan Hampir 2 Jam, Bahas Apa?
-
Catatan Hitam KontraS di HUT TNI: Profesionalisme Tergerus, Pelibatan di Urusan Sipil Kian Meluas!