Suara.com - Presiden Tanzania John Magufuli dinyatakan meninggal, setelah berminggu-minggu ketidakpastian atas kesehatan dan keberadaannya.
Menyadur Al Jazeera, Kamis (18/3/2021) Wakil Presiden Samia Suluhu Hassan mengatakan presiden meninggal karena "masalah jantung", yang telah dideritanya selama satu dekade, di sebuah rumah sakit di Dar-Es-Salaam.
Magufuli pertama kali dirawat di Jakaya Kikwete Cardiac Institute pada 6 Maret, tetapi kemudian dipulangkan, kata Hassan dalam pidato yang disiarkan televisi pemerintah pada Rabu malam.
Presiden berusia 61 tahun itu kemudian kembali dilarikan ke rumah sakit pada 14 Maret setelah merasa tidak enak badan.
Setelah diumumkan, pemimpin oposisi Zitto Kabwe mengatakan dia telah berbicara dengan Hassan untuk menyampaikan belasungkawa atas kematian Magufuli.
"Bangsa akan mengingat dia atas kontribusinya bagi pembangunan negara kita," kata Kabwe dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di Twitter.
Menurut Konstitusi Tanzania, Wakil Presiden harus mengambil alih kursi kepresidenan selama sisa masa jabatan lima tahun yang Magufuli mulai tahun lalu setelah memenangkan masa jabatan kedua.
Seorang skeptis Covid-19 yang vokal tersebut terakhir kali muncul di depan umum pada 27 Februari dan pejabat tinggi pemerintah membantah bahwa dia mengalami masalah kesehatan yang buruk.
Magufuli telah lama meremehkan tingkat keparahan Covid-19, mendesak warga Tanzania untuk berdoa, menghirup uap, dan menggunakan pengobatan lokal untuk melindungi diri.
Baca Juga: Banyak Siswi Sekolah Hamil Saat Pandemi, Pemerintah Tanzania Kelabakan
Tanzania berhenti merilis jumlah kasus Covid-19 pada April 2020, beberapa minggu sebelum Magufuli menyatakan pada Juni bahwa negaranya bebas virus corona.
Dia menolak untuk memakai masker atau melakukan lockdown. Tetapi seminggu sebelum dia terakhir terlihat, Magufuli mengakui virus itu masih beredar, setelah wakil presiden semi-otonom Zanzibar terungkap telah meninggal karena Covid-19.
Dijuluki "Bulldozer", Magufuli terpilih pada 2015 atas janji untuk memberantas korupsi dan meningkatkan pembangunan infrastruktur. Dia memenangkan masa jabatan kedua dalam jajak pendapat yang disengketakan tahun lalu.
Namun, pemerintahnya telah dituduh oleh kelompok hak asasi manusia menghambat demokrasi dan menindak media.
Kritikus menuduh Magufuli bahwa penolakannya terhadap ancaman Covid-19, serta penolakannya untuk mengunci negara, mungkin telah berkontribusi pada banyak kematian yang tidak diketahui.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Otak Pembobol Rekening Dormant Rp204 M Ternyata Orang Dalam, Berkas Tersangka Sudah di Meja Kejagung
-
Janji Kapolri Sigit Serap Suara Sipil Soal Kerusuhan, Siap Jaga Ruang Demokrasi
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Terpuruk Pasca-Muktamar, Mampukah PPP Buktikan Janji Politiknya? Pengamat Beberkan Strateginya
-
Hapus BPHTB dan PBG, Jurus Jitu Prabowo Wujudkan Target 3 Juta Rumah
-
Buntut Bobby Nasution Razia Truk Aceh, Senator Haji Uma Surati Mendagri: Ini Melanggar Aturan!
-
Bongkar 7 Cacat Fatal: Ini Alasan Kubu Nadiem Makarim Yakin Menang Praperadilan
-
MK Hindari 'Sudden Death', Tapera Dibatalkan tapi Diberi Waktu Transisi Dua Tahun
-
Romo Magnis Ajak Berpikir Ulang: Jika Soekarno Turuti Soeharto, Apakah Tragedi '65 Bisa Dicegah?
-
Bye-bye Kehujanan di Dukuh Atas! MRT Jadi Otak Integrasi 4 Moda Transportasi Jakarta