Suara.com - Estafet obor Olimpiade Tokyo 2020 resmi dimulai. Di kala pandemi global ini, hanya ada sedikit antusiasme untuk perhelatan akbar yang dimaksudkan untuk merayakan semangat internasional dan atlet kelas dunia.
Biasanya, estafet obor Olimpiade dapat membangkitkan antusiasme penduduk negara tuan rumah pada perehelatan olah raga akbar itu.
Obor akan dibawa melintasi negara tuan rumah sebelum menuju ke stadion untuk upacara pembukaan. Tetapi pada penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020, yang mana akan disebut edisi tahun 2021, harus menghadapi ancaman pandemi virus corona dan karenanya telah meredam euforia nasional di Jepang.
Tidak ada penonton, bahkan PM Jepang Yoshihide Suga juga tidak hadir dalam upacara penglepasan obor Olimpiade.
Hanya ada beberapa tamu, termasuk presiden baru panitia penyelenggara, Seiko Hashimoto, yang menyaksikan anggota timnas sepak bola putri menyalakan obor yang tiba dari Yunani tahun lalu.
Orang-orang hanya dapat menonton kirab obor langsung dari televisi atau via online. Selain itu, orang-orang juga diimbau untuk tidak menonton secara langsung kirab obor yang berlangsung 121 hari ke depan - hingga Olimpiade dimulai pada tanggal 23 Juli.
Mereka yang cukup beruntung untuk menonton langsung para pembawa obor harus mengenakan masker, menjaga jarak sosial, dan hanya diizinkan bertepuk tangan bukannya bersorak seperti lazimnya pada kirab obor.
Pembawa obor telah dikarantina Obor olimpiade ini akan dibawa oleh 10.000 orang melewati 859 kota di 47 prefektur Jepang.
Mereka dikarantina selama dua minggu sebelum diberangkatkan pada hari Kamis (25/03) siang ini waktu setempat.
Baca Juga: Mohamed Salah akan Bela Mesir di Olimpiade Tokyo
Ketidakpastian dan tindakan pencegahan yang ketat telah menyebabkan banyak atlet terkemuka membatalkan keikutsertaannya, antara lain sosok peseluncur es Shoma Uno dan kapten timnas sepak bola putri Jepang yang ikut menjuarai Piala Dunia 2011, Homare Sawa.
Jadwal kirab obor sendiri pun tetap tidak berubah. Di Hiroshima, kota yang menjadi sasaran bom atom pada 6 Agustus 1945, seorang atlet perempuan akan menyeberangi sungai di depan Kubah Bom Atom sambil memegang obor di tangannya.
Di Hokkaido, obor akan dibawa dengan kereta luncur yang ditarik kuda.
Kane Tanaka, orang hidup tertua yang diverifikasi di dunia, juga akan ambil bagian dan membawa nyala api sejauh 100 meter jika memungkinkan.
Dia akan berusia 118 tahun dan 129 hari pada hari di mana ia membawa obor tersebut.
Pakar epidemiologi telah memperingatkan, akan lebih baik jika estafet obor dibatalkan seluruhnya. Bahkan sejauh ini belum 1% populasi Jepang telah divaksinasi, dan virus corona terus menyebar.
Berita Terkait
-
Ada Richarlison, Ini 5 Jebolan Olimpiade Tokyo yang Bela Brasil di Piala Dunia 2022
-
Rambah Dunia Fesyen, Gresysia Polii Buka Toko Sepatu dan Pakaian
-
Banyak Wanita Operasi Plastik selama Awal Pandemi Covid-19, Terbanyak di Bawah 45 Tahun
-
Raja Sapta Oktohari Optimis Indonesia Berjaya di Olimpiade 2024 Paris
-
WHO Ingatkan Virus Corona Covid-19 Masih Jadi Keadaan Darurat Kesehatan Global!
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
-
Statistik Brutal Dean James: Bek Timnas Indonesia Jadi Pahlawan Go Ahead Eagles di Liga Europa
-
Harga Emas Antam Stagnan, Hari Ini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Poin-poin Utama UU BUMN: Resmi Disahkan DPR RI, Selamat Tinggal Kementerian BUMN
-
LPS soal Indeks Situasi Saat Ini: Orang Miskin RI Mengelus Dada
Terkini
-
Kritik Gus Nadir soal Ambruknya Ponpes Al Khoziny: Kita Kerap Berlindung dari Kalimat 'Sudah Takdir'
-
Lodewyk Pusung Diganjar Pangkat Kehormatan, Keputusan Prabowo Dinilai Tepat, Mengapa?
-
Awasi Subsidi Rp 87 Triliun, Pemerintah Kaji Pembentukan Badan Pengawas Khusus LPG 3 Kg
-
Joget Sambil Mabuk Berujung Maut: Sekuriti Tewas Dibacok di Kafe Bmart Kemayoran
-
Dari Spanduk Penolakan hingga Meja Mediasi: Warga Palmerah dan DLH Mencari Titik Temu Soal Sampah
-
Polisi Tangkap Pemuda 22 Tahun di Pelosok Minahasa, Benar Hacker Bjorka atau Sekadar Penipu Ulung?
-
Tragedi Pagi Buta di Pejaten: Terapis Muda Ditemukan Tewas, Polisi Selidiki Dugaan Lompat dari Ruko
-
BBM Langka, Kementerian ESDM Kaji Mekanisme Baru Pengadaan Bahan Bakar ke SPBU Swasta!
-
Terancam 12 Tahun Bui, Sepak Terjang WFT Pemuda Minahasa Ngaku-ngaku Bjorka!
-
Aksi Serangan Udara hingga Pembebasan Sandera Warnai Gladi Bersih HUT ke-80 TNI