Keadaan darurat baru dicabut di wilayah metropolitan Tokyo akhir pekan lalu. Tetapi penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 ingin mengirimkan sinyal, tidak ada jalan untuk mundur pada saat ini - serta untuk menguji langkah-langkah keamanan.
Untuk ubah kekhawatiran masyarakat
Menurut jajak pendapat, dua pertiga orang Jepang mendukung penundaan atau bahkan pembatalan Olimpiade, tetapi penyelenggara berharap dengan dihelatnya estafet obor dapat mengubah pikiran mereka.
"Ada antusiasme dari masyarakat sebelum pandemi," kata Hashimoto, Presiden Komite Olimpiade Tokyo 2020.
"Kita harus mengembalikan perasaan ini dan mengubah kekhawatiran mereka menjadi antisipasi."
Penyelenggara telah memperhitungkan kekhawatiran terbesar orang-orang dengan hanya mengizinkan atlet Olimpiade dan staf pendukung untuk masuk ke Jepang.
"Masyarakat tidak akan setuju untuk membuka kembali perbatasan yang telah ditutup selama setahun," kata Barbara Holthus, wakil direktur Institut Jerman untuk Kajian Jepang.
Dengan semua yang terjadi, slogan 'Harapan Menerangi Jalan Kita' jadi tidak terlalu meyakinkan.
Jepang awalnya mendaftar untuk menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2020 setelah bencana gempa bumi, tsunami, dan disusul bencana nuklir Fukushima tahun 2011.
Baca Juga: Mohamed Salah akan Bela Mesir di Olimpiade Tokyo
Olimpiade ini disebut sebagai lambang bahwa Jepang mampu merekonstruksi bencana yang terjadi dan estafet obor jadi cara mereka mengungkapkan rasa terima kasih kepada dunia atas bantuan yang diberikan.
Fukushima dan COVID-19 Fasilitas sepak bola J-Village, yang berjarak 20 kilometer di selatan pembangkit nuklir Fukushima Daiichi, dipilih sebagai titik awal estafet obor.
Pada tahun 2011, lokasi itu adalah kantor sementara operator pembangkit listrik tenaga nuklir, TEPCO, dan berfungsi sebagai pangkalan untuk upaya pembersihan cemaran nuklir setelah bencana.
Pekerja PLTN dulu menggunakan lokasi tersebut untuk berganti pakaian pelindung sebelum pergi ke reaktor nuklir yang mengalami kebocoran.
Sekarang, pesepakbola muda menggunakannya sebagai tempat berlatih. Penyelenggara kini telah mengalihkan fokus dari rekonstruksi pasca-bencana Fukushima ke kemenangan atas pandemi.
Ini belum terbukti meyakinkan, mengingat fakta bahwa tidak ada orang dari luar negeri, termasuk kerabat atlet dan sebagian besar sukarelawan, yang dapat menghadiri olimpiade.
Berita Terkait
-
Ada Richarlison, Ini 5 Jebolan Olimpiade Tokyo yang Bela Brasil di Piala Dunia 2022
-
Rambah Dunia Fesyen, Gresysia Polii Buka Toko Sepatu dan Pakaian
-
Banyak Wanita Operasi Plastik selama Awal Pandemi Covid-19, Terbanyak di Bawah 45 Tahun
-
Raja Sapta Oktohari Optimis Indonesia Berjaya di Olimpiade 2024 Paris
-
WHO Ingatkan Virus Corona Covid-19 Masih Jadi Keadaan Darurat Kesehatan Global!
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Kondisi Terkini Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta: Masih Lemas, Polisi Tunggu Lampu Hijau Dokter
-
Duka Longsor Cilacap: 16 Nyawa Melayang, BNPB Akui Peringatan Dini Bencana Masih Rapuh
-
Misteri Kematian Brigadir Esco: Istri Jadi Tersangka, Benarkah Ada Perwira 'W' Terlibat?
-
Semangat Hari Pahlawan, PLN Hadirkan Cahaya Bagi Masyarakat di Konawe Sulawesi Tenggara
-
Diduga Rusak Segel KPK, 3 Pramusaji Rumah Dinas Gubernur Riau Diperiksa
-
Stafsus BGN Tak Khawatir Anaknya Keracunan karena Ikut Dapat MBG: Alhamdulillah Aman
-
Heboh Tuduhan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, MKD DPR Disebut Bakal Turun Tangan
-
Pemkab Jember Kebut Perbaikan Jalan di Ratusan Titik, Target Rampung Akhir 2025
-
Kejagung Geledah Sejumlah Rumah Petinggi Ditjen Pajak, Usut Dugaan Suap Tax Amnesty
-
Kepala BGN Soal Pernyataan Waka DPR: Program MBG Haram Tanpa Tenaga Paham Gizi