Suara.com - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono beberapa kali dalam konferensi persnya menilai bahwa Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko acap kali menyatakan kebohongan terkait kongres luar biasa (KLB) Deli Serdang yang mendaulat dirinya sebagai pengganti AHY.
Tidak sekadar menganggap Moeldoko berbohong, AHY tampak mempertanyakan serta menantang Moeldoko. Hal itu bisa terlihat dari pidato AHY dalam merespons pernyataan Moeldoko ihwal alasannya menerima pinangan sebagai ketua umum Partai Demokrat berdasarkan hasil KLB.
Pertama, AHY jelas menanyakan apa ideologi yang dianut Moeldoko. Pertanyaan itu terucap oleh AHY sebagai respons atas pernyataan Moeldoko sebelumnya, yang menyebut telah terjadi peetarungan ideologis di Partai Demokrat.
"Kami juga patut bertanya, apa sebenarnya ideologi yang dianut oleh KSP Moeldoko? Saya ulangi, kami patut bertanya, apa sebenarnya ideologi yang dianut KSP Moeldoko? Apakah ideologi yang sifatnya memecah belah melalui fitnah keji yang tidak bertanggung jawab? Tolong dijawab," kata AHY dalam konferensi pers di kantor DPP Partai Demokrat, Senin (29/3/2021).
Manuver AHY dalam merespons Moeldoko selanjutnya terlihat dari gaya AHY menantang kepala staf presiden itu untuk mengakui dirinya telah tertipu. AHY memandang Moeldoko saat ini hanya mencari pembenaran dengan terus melakukan kebohongan berulang.
Karena itu, menurut AHY sebaiknya Moeldoko mengaku bahwa sudah tertipu dari makelar politik, mengingat kubu versi KLB yang dianggap kubu AHY tidak mampu menunjukan keabsahan dan legitimasi mereka.
"Di sisi lain, jika KSP Moeldoko menyangkal kebohongan-kebohongannya itu, maka ia harus mengakui bahwa ia telah tertipu oleh para makelar politik. Pertanyaannya, beranikah KSP Moeldoko mengakui hal ini? Mengakui pernah atapun tertipu oleh para makelar politik," kata AHY.
AHY mengatakan bahwa sikap dan pernyataan Moeldoko selalu berisi kebohongan. Kebohongan yang terus tercipta dikatakan AHY tidak terlepas dari kebohongan yang sejak awal disampaikan oleh Moeldoko maupun kubunya.
"Jangan sampai karena merasa terpojok oleh perbuatannya sendiri dan juga terperangkap atas kebohongan awal bahwa dia tidak terlibat dalam gerakan pendongkelan kepemimpinan Partai Demokrat yang sah, kemudian ke depan KSP Moeldoko dengan pengikut-pengikutnya memproduksi lagi kebohongan-kebohongan baru. Menjadi mesin yang memproduksi fitnah , hoaks dan adu domba," tutur AHY.
Baca Juga: Demokrat Lampung Selatan Minta Polisi Tindak Acara Ilegal Partai Demokrat
Diakui sendiri oleh AHY, ia sebelumnya sempat menaruh harapan bahwa Moeldoko akqn mengeluarkan pernyataan bernas, usai tidak muncul sejak dirinya didaulat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi hasil kongres luar biasa (KLB) Deli Serdang.
Namun harapan itu dipandang AHY tidak tercapai. Sebabnya, menurut dia Moeldoko tetap berbohong
"Kita pikir setelah lebih tiga minggu tak bersuara KSP Moeldoko akan mengeluarkan argumen yang bernas, ternyata cuma pernyataan bohong lagi dan bohong lagi. Bahkan seolah menghasut dengan pernyataan soal pertentangan ideologi," kata AHY.
Alasan Moeldoko Ambil Alih Demokrat
Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia Moeldoko menyampaikan keputusannya menerima pinangan jadi ketua umum Partai Demokrat versi KLB melalui pertemuan di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, 5 Maret 2021, merupakan upaya menyelamatkan partai dan bangsa.
“Ada sebuah situasi khusus dalam perpolitikan nasional, yaitu telah terjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024. Pertarungan ini terstruktur dan gampang dikenali. Ini menjadi ancaman cita-cita menuju Indonesia Emas 2045. Ada kecenderungan tarikan ideologis juga terlihat di tubuh Demokrat. Jadi, ini bukan sekadar menyelamatkan bangsa dan negara,” kata Moeldoko sebagaimana dikutip dari rekaman video yang ia bagikan lewat akun Instagram pribadinya @dr_moeldoko, yang dipantau di Jakarta, Minggu (28/3/2021).
Berita Terkait
-
Demokrat Lampung Selatan Minta Polisi Tindak Acara Ilegal Partai Demokrat
-
Hari Ini Sidang Perdana AHY Gugat 10 Eks Kader Demokrat yang Dipecat
-
Moeldoko Ungkap Alasan Pimpin Demokrat, AHY Beri Respons Menohok
-
Moeldoko Ungkap Alasan Jadi Ketum Demokrat, Yoyok Sukawi: Aneh dan Lucu
-
Disebut Dalang GPK PD, AHY Tegaskan Proses PAW Jhoni Allen dari Senayan
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Minggu Malam di Kertanegara, Prabowo Temui Kepala BGN dan Sejumlah Menteri: Bahas Isu Apa?
-
Malaysia Ikut Buru Riza Chalid, Benarkah Buronan Kakap Ini Benar Jadi Menantu Keluarga Sultan?
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny Telan Puluhan Nyawa Santri, Ini Perintah Tegas Prabowo ke Menteri-Gubernur
-
Terjatuh Saat Terjun Payung di Rangkaian HUT TNI, Praka Marinir Zaenal Mutaqim Meninggal Dunia
-
BNPB Ungkap Kendala Evakuasi Santri Al Khoziny: Satu Beton 'Jebakan' Ancam Runtuhkan Sisa Gedung
-
Paspor Dicabut, Riza Chalid dan Jurist Tan Kini Berstatus Tanpa Negara, Bisa Lolos dari Jerat Hukum?
-
Kronologi Gugurnya Prajurit Elite Marinir Praka Zaenal, Parasut Mengembang Namun Takdir Berkata Lain
-
Tragedi Jelang HUT TNI, Prajurit Intai Amfibi Praka Zaenal Gugur Dalam Insiden Terjun Payung
-
Prabowo Perbarui Aturan Seleksi Pemimpin TNI, Utamakan Kompetensi Ketimbang Senioritas
-
Update Tragedi Ponpes Al Khoziny: 23 Jasad Ditemukan dalam 24 Jam, Total Korban Tewas Jadi 39 Orang