Suara.com - Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador menyatakan pada Senin (5/4/2021) bahwa ia tidak akan menerima vaksin COVID-19. Hal tersebut lantaran tim dokternya menyebut ia masih memiliki antibodi tinggi sejak terinfeksi pada Januari lalu.
“Saya memiliki tingkat antibodi yang cukup dan saat ini saya tidak perlu divaksinasi (Covid-19),” kata Presiden Andrés Manuel López Obrador, seperti dikutip dari The Associated Press, Selasa (6/4/2021).
Presiden López Obrador seharusnya menerima suntikan vaksin AstraZeneca minggu lalu, bila menyesuaikan dengan alamatnya yang berada di pusat kota.
Berulang kali ia mengatakan bahwa dirinya akan menunggu giliran untuk mendapatkan vaksin dan menegaskan bahwa ia tidak ingin hal tersebut menjadi sebuah “tontonan”.
Pada akhir Maret, López Obrador mengumumkan bahwa ia akan menerima suntikan vaksin pertama bersama dengan warga Meksiko lainnya yang berusia 60 tahun ke atas di pusat kota Mexico City.
Namun, kini ia mengatakan bahwa tim dokternya yang kedua menyebut ia tidak perlu melakukan vaksinasi.
“Mereka (dokter) meninjau hasil saya dan sampai pada kesimpulan bahwa saya memiliki cukup antibodi dan tidak penting bagi saya untuk mendapatkan vaksinasi untuk saat ini,” kata Presiden López Obrador, seperti dikutip dari Aljazeera, Selasa (6/4/2021).
Sejauh ini, Meksiko telah menerima 14,7 juta dosis vaksin dari beberapa merek, dan sekitar 9 juta penduduk tercatat sudah divaksinasi. Namun jumlah tersebut masih sangat kecil bila dibandingkan dengan total keseluruhan penduduknya yang mencapai 126 juta jiwa.
Sebelumnya, Presiden López Obrador menerima berbagai kritik pada awal pandemi lantaran tidak menyampaikan gentingnya situasi pandemi. Ia secara konsisten menolak opsi lockdown yang justru berlawanan dengan negara-negara lain. Saat itu, López Obrador menyebut kebijakan semacam itu sebagai bentuk “otoriter”.
Baca Juga: Anthony Fauci Sebut Amerika Serikat Tak Perlu Paspor Vaksin Covid-19
Hingga kini, Meksiko telah mencatat lebih dari 2 juta kasus COVID-19 terkonfirmasi dengan 204.000 ribu kematian. Pemerintah mengatakan jumlah yang sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi dari ini.
(Maulida Balqis)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
Terkini
-
WALHI Desak Pencabutan Izin Korporasi Pemicu Bencana Ekologis di Lanskap Batang Toru
-
Pilih Fokus Kawal Pemerintahan Prabowo, PKS Belum Tentukan Sikap Soal Pilkada via DPRD
-
Mahfud MD Soroti Rekrutmen dan Promosi Polri, Ada Ketimpangan Kenaikan Pangkat
-
Melaju Kencang di Tikungan Tajam, 7 Fakta Kecelakaan Maut Bus PO Cahaya Trans di Exit Tol Semarang
-
Sentil Pejabat yang 'Flexing', Rocky Gerung Sebut Prabowo Perlu Sosok Jujur untuk Kendalikan Bencana
-
Punya Harta Rp 79 Miliar, Asal-Usul 29 Bidang Tanah Bupati Bekasi Jadi Sorotan
-
Akhir Pelarian Kasidatun HSU: Bantah Tabrak KPK, Diduga Terima Aliran Dana Rp1 Miliar
-
Drama Berakhir di Polda: Erika Carlina Resmi Cabut Laporan terhadap DJ Panda
-
4 Kritik Tajam Dino Patti Djalal ke Menlu Sugiono: Ferrari Kemlu Terancam Mogok
-
Habiburokhman: KUHAP Baru Jadi Terobosan Konstitusional Reformasi Polri