Suara.com - Populasi kuda liar di kawasan pegunungan Victoria meningkat dua kali lipat dalam lima tahun terakhir. Hal ini dianggap sebagai sumber masalah baru bagi vegetasi di wilayah pegunungan.
Menyadur ABC News Sabtu (10/04), Parks Victoria, badan pengelola kawasan hutan dan taman negara bagian Victoria menganjurkan penembakan dari udara untuk mengendalikan populasi kuda liar.
Rencana itu ditunda tahun lalu ketika peternak kelas atas Philip Maguire mengajukan permohonan ke Mahkamah Agung untuk menghentikan pemusnahan kuda liar tapi ia kalah.
Rencana pengendalian kuda liar ini dibutuhkan untuk memetakan tindakan Taman Victoria untuk dekade berikutnya.
Jumlah kuda liar di wilayah itu bertambah dua kali lipat dari 2014 hingga 2019. Populasinya meningkat dari sekitar 2.300 menjadi 5.000 kuda. Organisasi kesejahteraan hewan RSPCA mendukung rencana ini.
"Daerah-daerah yang tidak terlalu terpengaruh oleh kebakaran menyediakan habitat utuh yang kritis bagi spesies satwa liar asli pegunungan yang terancam seperti kadal pohon ek alpine, katak pohon alpen dan udang karang berduri pegunungan," kata juru bicara.
"Pertimbangan yang cermat harus diberikan pada kemampuan untuk mencapai tembakan yang akurat dan, oleh karena itu, hanya penembak dan pilot yang sangat berpengalaman dan terampil yang harus digunakan," katanya.
Namun rencana ini ditentang oleh Penasihat Shire East Gippsland Sonia Buckley, yang tahun lalu merilis film dokumenter berjudul Save the Brumbies.
Dia setuju kuda liar adalah masalah, tapi dia ingin Parks Victoria membentuk dewan manajemen yang mirip dengan kelompok manajemen anjing liar sebelumnya yang dihapuskan oleh pemerintah Partai Buruh saat ini.
Baca Juga: Kasus Kuda Kepang di Medan, 3 Orang Diamankan Polisi
Menurutnya, mengendalikan kuda liar dengan tembakan udara tidak manusiawi dan tidak efektif. Anggota Victoria untuk Gippsland East Tim Bull setuju bahwa kudanya tidak boleh dimusnahkan.
"Kami juga memiliki sejumlah orang yang datang ke wilayah kami untuk melihat brumbies dan melihat brumbies - mereka semacam objek wisata," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Percepat Pemulihan Pascabencana, Mendagri Instruksikan Pendataan Hunian Rusak di Tapanuli Utara
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!