Suara.com - Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Hinca Pandjaitan menanggapi ucapan Juru Bicara Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Masduki Baidlowi yang menyebut posisi Ma'ruf sebagai wakil seperti ban serep.
Hal itu seiring kepuasan publik terhadap Wapres Ma'ruf yang hanya 36 persen, berdasarkan hasil survei Indonesia Political Opinion (IPO).
Hinca lantas membandingkan dengan kinerja wapres di zaman Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, yang ia anggap selalu dimaksimalkan.
"Saya kira kita pernah berpengalaman dua periode 10 tahun Pak SBY memaksimalkan wakilnya baik zamannya Pak JK mau pun Pak Boediono, saya kira kita semua bisa mengikuti ya," ujar Hinca di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (13/4/2021).
Hinca mengatakan banyak pihak yang merindukan presiden dan wakilnya dalam melakukan kerja-kerja secara bersama. Sehingga pekerjaan memimpin negara itu, kata Hinca bisa dilakukan keduanya secara sama banyak dan sama baiknya.
"Tinggal bagaimana ngatur distribusi pekerjaan saja. Saya ingin menggambarkan kita miliki pengalaman yang cukup, saya pernah dekat dengan SBY, tahu betul bahwa wapres itu juga dimaksimalkan di banyak hal, saya kira pengalaman itu bisa dipakai," kata Hinca.
Menurutnya, pekerjaan bersama antara presiden dan wakilnya bisa diterapkan saat ini, di situasi pandemi Covid-19. Baik Presiden Jokowi maupun Waprea Ma'ruf bisa membagi pekerjaan tersebut.
"Apa lagi beban hari ini cukup berat ya, saya kira masa yang paling sulit jadi presiden. Salah satunya adalah masa Pak Jokowi di perode kedua ketika menghadapi pandemi yang menguras tenaga, energi, dan sumber keuangan negara kita," ujar Hinca.
Wapres Maruf Cuma Ban Serep
Baca Juga: Dicurigai Kubu Moeldoko, Syarief Hasan: Tak Ada Orang Bisa Pengaruhi SBY!
Lembaga survei Indonesia Political Opinion (IPO) mengungkap kepuasan publik terhadap Wapres Ma'ruf Amin hanya 36 persen dibanding Presiden Jokowi yang mencapai 56 persen.
Juru Bicara Ma'ruf, Masduki Baidlowi menganggap hal biasa karena posisi Maruf Amin disebut cuma menjadi ban serep.
"Saya kira kalau surveinya justru wapres di atas pak Jokowi malah bingung kita, karena wapres di bawah presiden ya biasa, namanya ban serep, kadang dipakai kadang-kadang tidak dipakai, namanya ban serep," kata Masduki saat berbincang dengan wartawan secara virtual, Senin (12/4/2021).
Masduki lantas meminta agar hasil survei itu tidak dianggap serius. Sebab menurutnya hasil survei terkadang diagendakan untuk pencitraan tertentu oleh penyelenggaranya.
Di luar hasil survei yang rendah itu, Masduki merasa Ma'ruf sudah melakukan kerjanya secara maksimal sebagai pembantu kinerja presiden. Ia mencontohkan ketika Ma'ruf melakukan kunjungan kerja ke Sumatera Barat beberapa waktu lalu.
Di sana Ma'ruf menjalani sejumlah agenda seperti meresmikan pasar rakyat hingga melakukan kegiatan untuk penghijauan pantai.
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- 4 Sepatu Lari Teknologi Tinggi Rekomendasi Dokter Tirta untuk Kecepatan Maksimal
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
-
Seluruh Gubernur Wajib Umumkan Kenaikan UMP 2026 Hari Ini
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
Terkini
-
Gunungan Uang Rp6,6 Triliun Dipamerkan di Kejagung, Hasil Denda dan Rampasan Korupsi Kehutanan
-
Lewat BRIN, Bagaimana Indonesia Ikut Menentukan Cara Dunia Baca Ancaman Mikroplastik Laut?
-
Alarm Merah KPK: 60 LHKPN Pejabat Masuk Radar Korupsi, Harta Tak Sesuai Profil
-
Beban Polri di Pundak Prabowo, Pengamat Sebut Warisan 'Dosa' Politik Jokowi yang Merusak
-
BMKG Prediksi Iklim 2026 Akan Normal di Sebagian Besar Wilayah Indonesia, Suhu 2529C
-
Sudirman Said Klarifikasi Soal Pemeriksaan Sebagai Saksi Dugaan Korupsi Petral di Kejagung
-
KPK Beri Fasilitas Ibadah Natal dan Kunjungan Khusus bagi 12 Tahanan Nasrani
-
Wagub Rano Karno: Perda Kawasan Tanpa Rokok Bukan untuk Diskriminasi
-
Pengakuan Mengejutkan Ridwan Kamil: Akui Khilaf dan Dosa, Minta Maaf Digugat Cerai Atalia
-
Kasus Suap Ijon Proyek Bupati Bekasi, Benarkah Ada Anggota DPR Terlibat?