Suara.com - Junta Myanmar membebaskan 23.184 tahanan dari penjara di seluruh negeri pada hari Sabtu (17/4) di bawah amnesti Tahun Baru Budha.
Menyadur Channel News Asia, Minggu (18/4/2021) pembebasan terset bertepatan dengan hari pertama Tahun Baru tradisional di Myanmar.
"Para tahanan ini kebanyakan dari sebelum 1 Februari tetapi ada juga beberapa yang dipenjara setelahnya," kata juru bicara Departemen Penjara Kyaw Tun Oo kepada Reuters melalui telepon.
Saat ditanya apakah ada dari mereka yang dibebaskan sehubungan dengan protes terhadap pemerintahan militer, dia mengatakan dia tidak memiliki rincian amnesti.
Sementara militer membebaskan ribuan tahanan, mereka juga memburu 832 orang sehubungan dengan aksi protes tersebut, kata AAPP, kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.
Di antara mereka ada 200 orang, termasuk beberapa selebriti, aktor dan penyanyi yang menentang kudeta, dicari dengan tuduhan mendorong perbedaan pendapat di angkatan bersenjata, yang dapat dijatuhi hukuman penjara tiga tahun.
Dua dari ratusan artis tersebut adalah pasangan suami istri sutradara film Christina Kyi dan aktor Zenn Kyi. Mereka ditahan di bandara di kota Yangon pada hari Sabtu ketika mereka mencoba untuk pergi ke Bangkok, situs berita Irrawaddy melaporkan.
Myanmar berada dalam pergolakan sejak kudeta, yang dilakukan militer dengan tuduhan penipuan dalam pemilihan November yang dimenangkan oleh partai Aung San Suu Kyi, meskipun komisi pemilihan menolak keberatan tersebut.
Pemerintah yang digulingkan telah memegang kekuasaan selama lima tahun pertama pemerintahan sipil sejak hampir setengah abad kendali militer berakhir.
Baca Juga: Kelompok Sipil Myanmar: 706 Orang Tewas Sejak Kudeta Militer
Orang-orang yang marah dengan kembalinya kekuasaan militer turun ke jalan hampir setiap hari mulai bulan Februari untuk menuntut pemulihan demokrasi, menentang tindakan keras oleh pasukan keamanan yang menewaskan 728 orang, menurut angka terbaru AAPP.
Para pemimpin politik, termasuk anggota parlemen yang digulingkan, mengumumkan pembentukan Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) pada hari Jumat termasuk Aung San Suu Kyi dan para pemimpin protes anti-kudeta dan etnis minoritas.
Pemerintah NUG mengatakan mereka adalah otoritas politik yang sah dan telah menyerukan pengakuan dari pihak internasional.
Wakil presiden NUG, Duwal Sheila, seorang pengacara etnis Kachin, mengatakan dalam pesan Tahun Baru, jalan untuk mengganti kekuasaan militer dengan demokrasi akan sulit.
"Kami berjanji untuk terus bekerja dengan semua etnis untuk menggulingkan kediktatoran militer dan membangun demokrasi federal yang baru," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Cuaca Semarang Hari Ini: Waspada Hujan Ringan, BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan Makin Dekat
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
Terkini
-
Survei Terbaru Populi Center Sebut 81,7 Persen Publik Yakin Prabowo-Gibran Bawa Indonesia Lebih Baik
-
Heartventure Dompet Dhuafa Sapa Masyarakat Sumut, Salurkan Bantuan ke Samosir-Berastagi
-
Bansos Tetap Jalan Meski Sumatera Terendam Bencana, PT Pos Indonesia Pastikan Penyaluran Aman
-
KPK Pertimbangkan Lakukan Eksekusi Sebelum Bebaskan Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi, Ini Penjelasannya
-
Francine PSI Tagih Janji Pramono: kalau Saja Ada CCTV yang Memadai, Mungkin Nasib Alvaro Beda
-
Rano Karno: JIS Siap Hidup Lagi, Pemprov DKI Benahi Akses dan Fasilitas Pendukung
-
KPK Sudah Terima Surat Keppres Rehabilitasi, Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi dan Rekan Segera Bebas
-
Mulai 2026, Periksa Kehamilan Wajib 8 Kali: Cara Pemerintah Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi
-
KPK Ungkap Keppres Rehabilitasi Eks Dirut ASDP Ira Puspitasari Dikirim Pagi Ini
-
Menanti Keppres Turun, Keluarga Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Sudah Tunggu Sejak Subuh di Rutan KPK