Suara.com - Lebih dari 80 orang di Myanmar tewas terkena granat senapan dalam bentrokan keras antara militer dan pengunjuk rasa di Myanmar.
Menyadur Sky News, Senin (12/4/2021) puluhan jenazah korban dikumpulkan di sebuah pagoda di kota Bago setelah pasukan keamanan Myanmar melepaskan tembakan atas protes terhadap kudeta militer.
Kelompok pemantau Asosiasi Bantuan Tahanan Politik (AAPP) mengatakan pihaknya yakin ada 82 orang tewas.
Salah satu penyelenggara protes Ye Htut mengatakan kepada outlet berita Myanmar Now jika tindakan petugas sangat keras bahkan ia gambarkan seperti genosida.
"Ini seperti genosida. Mereka menembaki setiap bayangan." ungkapnya.
Banyak penduduk kota yang berjarak 90km timur laut dari Kota Yangon tersebut melarikan diri, menurut sejumlah postingan di media sosial.
Militer Myanmar merebut kekuasaan dalam kudeta pada 1 Februari dan juga menahan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.
Bentrokan besar telah meletus antara pengunjuk rasa dan junta yang berkuasa - yang telah memutus koneksi internet, memberlakukan jam malam, dan undang-undang yang melarang lebih dari lima orang berkumpul dalam upaya menghentikan demonstrasi yang bermunculan sejak pengambilalihan.
Beberapa anggota pasukan keamanan juga dilaporkan menggunakan kekerasan, mengendarai tank ke kota-kota besar dan melepaskan tembakan ke arah kerumunan.
Baca Juga: Kudeta Myanmar: Warga Mengungsi ke India Menyusuri Jalur Setapak dan Got
Laporan pembunuhan di Bago datang kurang dari seminggu setelah AAPP mengatakan bahwa setidaknya 43 anak tewas dalam kekerasan sejak kudeta.
Lebih dari 600 orang telah tewas secara total, menurut AAPP, namun laporan tersebut langsung dibantah oleh pihak militer.
Juru bicara Junta Mayjen Zaw Min Tun mengatakan pada konferensi pers pada hari Jumat bahwa militer mencatat 248 kematian warga sipil dan 16 kematian polisi.
Pihak militer juga menegaskan jika mereka tidak menggunakan senjata otomatis saat membubarkan para demonstran.
Sementara itu, aliansi tentara etnis yang menentang tindakan keras junta menyerang sebuah kantor polisi pada Sabtu dan sedikitnya 10 polisi tewas.
Kantor polisi di Naungmon di negara bagian Shan diserang oleh pejuang dari aliansi yang mencakup Tentara Arakan, Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang dan Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar, demikian dilaporkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Sepatu New Balance yang Diskon 50% di Foot Locker Sambut Akhir Tahun
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Malam Tahun Baru di Bundaran HI Dijaga Ketat, 10 K-9 Diterjunkan Amankan Keramaian
-
Kapolri: Warga Patuh Tanpa Kembang Api, Doa Bersama Dominasi Malam Tahun Baru
-
8 Anak Terpisah dengan Keluarga di Malioboro, Wali Kota Jogja: Bisa Ditemukan Kurang dari 15 Menit
-
Menko Polkam Pastikan Malam Tahun Baru Aman: Tak Ada Kejadian Menonjol dari Papua hingga Lampung
-
Gus Ipul Pastikan BLTS Rp900 Ribu Jangkau Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Diguyur Hujan, Massa Tetap Padati Bundaran HI di Malam Tahun Baru 2026
-
Belasan Nyawa Melayang di Galangan Kapal PT ASL Shipyard: Kelalaian atau Musibah?
-
Kawasan Malioboro Steril Kendaraan Jelang Tahun Baru 2026, Wisatawan Tumpah Ruah
-
Bantuan Rp15 Ribu per Hari Disiapkan Kemensos untuk Warga Terdampak Bencana
-
Tahun Baru 2026 Tanpa Kembang Api, Polisi Siap Matikan dan Tegur Warga!