Suara.com - Peneliti Militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menilai bahwa adanya seorang prajurit TNI yang kabur dan bergabung dengan kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) itu merupakan bentuk kekalahan perang urat syaraf. Menurutnya, hal itu bukan merupakan kecolongan.
"Ini bisa jadi bukan kasus yang pertama kali. Apa yang salah? Apakah TNI kecolongan? Menurut saya ini bukan kecolongan namun bentuk kekalahan dalam perang urat saraf atau psywar. Setidaknya ronde ini dimenangkan oleh lawan. Mereka dapat poin," kata Khairul dalam keterangannya seperti dikutip Suara.com, Selasa (20/4/2021).
Khairul mengatakan, dalam kasus ini, propaganda kita bahwa KKB ini adalah ekstremis jahat pengacau keamanan yang harus dibasmi agar kedamaian hadir di Papua, dapat disimpulkan gagal membendung propaganda lawan terkait perjuangan untuk kemerdekaan Papua.
"Jangan lupa, pembelot ini bukan orang biasa. Dia adalah prajurit yang terlibat dalam operasi. Sebelum diberangkatkan, tentunya sudah dibekali pembinaan dan persiapan yang memadai. Keputusan membelot itu sangat mungkin merupakan hasil pergulatan batin yang luar biasa setelah rangkaian peristiwa yang dia lihat, dia alami dan dia rasakan," ungkapnya.
Khairul menyebut, artinya TNI dalam hal ini gagal juga membentengi mental ideologi prajuritnya. TNI juga disebut gagal meyakinkan prajuritnya bahwa kekerasan itu layak dan para pelaku kejahatan memang harus ditumpas.
Lebih lanjut, Khairul mengatakan, dalam konflik peluang terjadinya perubahan sikap hingga pembelotan akan selalu ada.
"Entah karena intimidasi, iming-iming materi maupun alasan-alasan ideologis. Apalagi yang terjadi di Papua ini adalah separatisme. Kita menyebutnya kelompok kriminal bersenjata, namun mereka dengan bangga menyebut dirinya sebagai pejuang kemerdekaan," tandasnya.
KSAD Angkat Bicara
Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal Andika Perkasa angkat bicara terkait seorang prajurit TNI yang kabur dan bergabung dengan kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB). Prajurit tersebut bernama Lucky Y Matuan yang berasal dari Yonif 410.
Baca Juga: Buru Eks Prajurit Pembelot, TNI ke TPNPB OPM: Menyerah atau Kami Dibabat!
Jenderal Andika pun membenarkan jika yang bersangkutan merupakan prajurit yang berasal dari Angkatan Darat. Lucky merupakan prajurit berusia 24 tahun yang pernah bertugas di batalyon infanteri di Jawa Tengah.
"Prajurit kami ini, masuk 2015, dia usia 24 tahun lahir dan besar di Wamena, dan ditempatkan setelah bertugas di salah satu batalyon infanteri di Jawa Tengah," kata Andika di Markas Polisi Militer Kodam Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (20/4/2021).
Andika menuturkan, Lucky sejak bulan Februari 2021 lalu telah terdeteksi meninggalkan pos. Kala itu, batalyon tempat Lucky bertugas sedang berada di Papua.
"Sebetulnya terdeteksinya pada Februari lalu, di mana dia tinggalkan pos. Saat ini batalyon itu sedang bertugas di Papua, bertugas operasi yang memang di mana langsung Mabes TNI," sambungnya.
Diketahui, Lucky meninggalkan pos tanpa membawa senjata api. Namun, dia kedapatan membawa dua unit magasin dengan total 70 butir peluru.
"Yang dibawa ada dua magasin. Magazen itu rumahnya peluru, rumahnya peluru yang dimasukkan ke dalam senjata. Senajata dia tinggal, tetapi dua magazen dengan isi 70 butir munisi 5,56 milimeter. Itu yang dibawa," beber Andika.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat
-
Nasib 2 Anak Pengedar Narkoba di Jakbar: Ditangkap Polisi, 'Dilepas' Gara-gara Jaksa Libur
-
Mendiktisaintek: Riset Kampus Harus Bermanfaat Bagi Masyarakat, Tak Boleh Berhenti di Laboratorium
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak