Suara.com - TikTok memblokir sejumlah pengguna mereka yang mengunggah konten pornografi dan video kekerasan sebagai foto profil akun.
Tren itu belakangan viral dan jadi siasat sekelompok pengguna TikTok untuk menghindar dari moderasi.
BBC News bertanya pada TikTok soal kegilaan "don't search this up" yang sudah ditonton sekitar 50 juta kali.
TikTok berkata telah menghapus tagar yang digunakan untuk mempromosikan akun dengan konten bermasalah itu. TikTok juga menghapus video-video tersebut.
- Korban revenge porn: 'Saya berkali-kali mencoba bunuh diri'
- Kasus video seks: Apa hukum yang tepat bagi penebar 'revenge porn'?
- Berapa banyak waktu yang dihabiskan rakyat Indonesia di media sosial?
Sejumlah pengguna TikTok berkata tren itu mendorong orang iseng untuk mengunggah konten kekerasan atau menjijikkan.
BBC News melihat video pornografi hardcore yang ditampilkan sebagai foto profil akun TikTok. Ada pula rekaman pembunuhan pilot Yordania, Muadh al-Kasasbeh, oleh kelompok ISIS, yang dibakar sampai mati di dalam sebuah sel pada tahun 2015.
'Mengkhawatirkan'
Tom, seorang remaja di Jerman, yang pertama kali menghubungi BBC News tentang tren ini, berkata: "Saya telah melihat konten pornografi penuh kekerasan dan hardcore.
"Saya sangat prihatin karena begitu banyak anak yang menggunakan TikTok," ujarnya.
"Saya merasa ini sangat mengkhawatirkan bahwa ada unggahan yang sudah ditonton jutaan kali seperti ini tapi perlu waktu lama bagi TikTok untuk bertindak."
Baca Juga: Miris! Demi Konten, Pria Ini Joget di TikTok Saat KRI Nanggala Tenggelam
Tom berkata telah melaporkan banyak pengguna ke aplikasi karena mengunggah video berkonten negatif sebagai foto profil.
BBC News melihat tren di TikTok ini ditulis dan diunggah dalam bahasa Inggris dan Spanyol.
Akun yang melanggar ketentuan ini kerap diberi nama dengan huruf dan kata-kata acak. Akun seperti ini tidak memiliki video lain, selain yang mereka unggah sebagai foto profil.
Beberapa akun memiliki puluhan ribu pengikut yang menunggu foto profil itu diubah menjadi sesuatu yang mengejutkan.
Pengguna dapat menemukan akun ini dengan menonton video yang mengiklankan nama pengguna, atau menggunakan kolom pencarian untuk menemukan klip yang paling mengejutkan.
Video-video dengan konten bermasalah ini direkomendasikan algoritma TikTok di halaman utama aplikasi untuk Anda.
Para ahli menyebut tren ini berbeda dari yang lain. Mereka menyoroti celah TikTok yang dapat dieksploitasi pengguna tidak bertanggung jawab.
"TikTok memiliki reputasi yang cukup positif dalam hal kepercayaan dan keamanan, jadi saya tidak akan menyalahkan mereka karena tidak memiliki kebijakan moderasi dan alat untuk mengatasi tren negatif yang tidak mereka sadari," kata Roi Carthy, dari perusahaan moderasi media sosial L1ght.
"Jelas TikTok sedang bekerja untuk menghentikan tren ini, tapi bagi para pengguna, seperti biasa, kewaspadaan adalah kunci.
"Penggemar TikTok harus menyadari risiko pada platform dan orang tua harus berusaha untuk mempelajari aplikasi baru apa yang digunakan anak-anak mereka, bersama dengan konten dan dinamika manusia yang mereka hadapi," ujarnya.
TikTok adalah salah satu aplikasi dengan pertumbuhan tercepat di dunia, dengan perkiraan 700 juta pengguna aktif bulanan di seluruh dunia.
Seorang juru bicara perusahaan berkata, "Kami telah secara permanen memblokir akun yang berusaha untuk mengelak dari aturan kami melalui foto profil mereka dan kami telah menonaktifkan tagar #dontsearchthisup.
"Tim keamanan kami melanjutkan analisis mereka dan kami akan terus mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menjaga keamanan komunitas kami," ujarnya.
TikTok menyatakan, setelah dinonaktifkan tagar itu tidak dapat ditemukan dalam pencarian atau dibuat lagi.
Tim moderasi TikTok juga diketahui menganalisis dan menghapus istilah sejenis yang digunakan untuk tren.
BBC News mencoba berbicara dengan satu pengguna yang memposting video eksplisit ke profil mereka tapi mereka tidak memberikan tanggapan.
Berita Terkait
-
Darurat Bullying Nasional: Mengapa Ekosistem Kekerasan Anak Terus Tumbuh?
-
Kasus Femisida Melonjak, Komnas Perempuan Sebut Negara Belum Akui sebagai Kejahatan Serius
-
7 HP Murah Kamera Bagus untuk Penjual Live TikTok Mulai Rp1 Jutaan
-
Aliansi Laki-Laki Baru: Lelaki Korban Kekerasan Seksual Harus Berani Bicara
-
Jeritan Sunyi di Balik Tembok Maskulinitas: Mengapa Lelaki Korban Kekerasan Seksual Bungkam?
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
Terkini
-
Kalibata Terendam Setengah Meter, Warga Terjebak, Anak Sekolah Terpaksa 'Nyeker' Terjang Banjir
-
Dongkrak Investasi, Gubernur Ahmad Luthfi Minta Perbanyak Gelar Forum Bisnis
-
Plot Twist Kasus Curanmor Cengkareng: Dituduh Maling Gegara Baju, 6 Pria Malah Positif Sabu
-
Kemenko Kumham Imipas Gelar Rapat, Bahas Implementasi KUHP hingga Penyelesaian Overstay Tahanan
-
MK Larang Polisi Aktif Rangkap Jabatan Sipil, Menkum: Yang Sudah Terlanjur Tak Perlu Mundur
-
Bebas Berkat Amnesti Prabowo, KPK Ungkap Momen Hasto Kristiyanto Cocokkan Nomor Tahanan
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 18 November 2025: Hujan di Sebagian Besar Wilayah
-
Menteri P2MI: Ada 352 Ribu Lowongan Kerja di Luar Negeri, Baru 20 Persen WNI yang Lamar
-
Pramono Sebut Harimau Kurus Viral di Ragunan Miliknya: Mungkin Kangen Sama Saya
-
Menpan RB Siap Patuhi Putusan MK: Polisi Aktif Wajib Mundur dari Jabatan Sipil, Tak Ada Celah Lagi