Suara.com - Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mendesak Kapolda Sulawesi Tenggara untuk segera memproses hukum dua oknum anggota Polsek Sampuabalo, terkait dugaan penyiksaan kepada dua orang anak di bawah umur dan seorang pemuda.
“Kami mendesak Kapolda Sulawesi Tenggara untuk segera melakukan proses hukum secara transparan dan akuntabel terhadap anggota kepolisian yang melakukan penyiksaan serta intimidasi terhadap korban,” kata Wakil Koordinator Bidang Advokasi Kontras, Arif Nur Fikri dikutip dari laman Kontras, Rabu (28/4/2021).
Berdasarkan informasi yang diterima Kontras, dua orang anak di bawah umur berinisial LA (12 tahun) dan RN (14 tahun), serta seorang pemuda bernama Muslimin (22 tahun) menjadi korban penyiksaan, yang diduga dilakukan anggota Polsek Sampuabalo, yakni Idarvi Sulastion dan Marwan.
Ketiga anak yang disebut Kontras sebagai korban itu berasal Desa Manuru, Kecamatan Siontapina, Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara. Mereka disiksa dan dipaksa untuk mengakui perbuatan pencurian berupa handphone, laptop, dan uang tunai sebesar Rp 100 juta, yang dituduhkan.
Mereka disiksa pada saat proses pemeriksaan. Seperti yang dialami LA, usai ditangkap pada 2 Januari 2021, dia mengalami tindak kekerasan yang diduga dilakukan Idarvi Sulation.
“Yang dilakukan oleh Idarvi Sulation saat proses pemeriksaan. Hal ini tampak dari pengakuan korban yang menjelaskan, bahwa saat diperiksa korban mengalami tindakan penyiksaan berupa dipukul berkali-kali, ditampar, bibirnya dilempar dengan asbak besi, dan ditempelkan sebilah parang di lehernya, serta diancam akan dibunuh apabila tidak mengakui perbuatan,” jelas Arif.
“Bahwa pada akhirnya korban anak LA terpaksa memberikan pengakuan bahwa memang benar yang memberikan handphone kepada korban anak RN adalah korban Muslimin. Pengakuan tersebut dibuat didasari karena ketakutan atas ancaman yang diterima;,” sambungnya.
Karena pengakuan LA itu, kemudian korban atas nama RN turut dijemput ke Kantor Polsek Sampuabalo.
“Ketika sampai di sana diduga (RN) mengalami penyiksaan berupa ditampar pipi kiri dan pipi kanan menggunakan sandal jepit oleh anggota Polsek Sampuabalo yakni Idarvi Sulastion,” tutur Arif.
Selain itu, korban RN juga mengalami tindak kekerasan lainnya, yakni diancam menggunakan senjata.
“Ditendang dua kali pada bagian perut dan diancam dengan menodongkan senjata di bagian paha dan telapak tangannya, serta kepala oleh anggota Polsek Sampuabalo yakni Idarvi Sulastion dan Marwan,” jelas Arif.
Karena penyiksaan itu, RN pun bernasib sama dengan LA, mengakui perbuatannya yang berujung dengan pemeriksaan terhadap Muslimin.
“Bahwa kemudian atas pengakuan korban anak LA dan RN, korban Muslimin ditangkap oleh Polsek Sampuabalo. Korban anak LA dan RN, serta korban Muslimin terpaksa mengakui kesalahan yang tidak pernah diperbuat,” kata Arif.
Atas dugaan penyiksaan itu, pihak keluarga korban dan pendamping hukumnya telah mengajukan pengaduan ke Propam Polda dengan nomor laporan : SP2/26/IV/2021/aduan.
“Kami menilai telah terjadi penyalahgunaan wewenang, sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan maupun peraturan internal di kepolisian,” imbuh Arif.
Tag
Berita Terkait
-
Militer Junta Myanmar hadir di KTT, Bentuk Penerimaan Pelanggaran HAM?
-
Raja Tega! Wanita Disiksa Pacar di Kost Jalan Elang, Leher Dirantai
-
Terbakar Cemburu, Pria Medan Ini Siksa dan Rantai Leher Kekasih
-
Terima Aduan Terkait Polisi Virtual, Ini Kata Kontras
-
Biji Pala Asal Sulawesi Tenggara Akhirnya Go Internasional
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Pakar Bongkar Pencopotan Sri Mulyani dan Budi Gunawan, Manuver Prabowo Ambil Alih Penuh Kendali?
-
Kapolri Absen Jemput Presiden Prabowo di Bali di Tengah Isu Penggantian TB-1
-
Yusril Ungkap Fakta: Presiden Prabowo Belum Perintahkan Pembentukan Tim Investigasi
-
Dari Ancaman Laporan ke Permintaan Maaf, Ferry Irwandi Umumkan Kasusnya dengan TNI Berakhir Damai
-
'Percuma Ganti Orang, Sistemnya Bobrok', Kritik Keras YLBHI di Tengah Isu Ganti Kapolri
-
Tiga Pesawat Tempur Baru dari Prancis Diserahkan ke TNI AU Awal 2026
-
Istana Bantah Presiden Prabowo Kirim Surpres Penggantian Kapolri ke DPR, Mensesneg: Belum Ada
-
Yakin Ganti Kapolri Cukup? KontraS Sebut Masalah Polri Jauh Lebih Dalam dari Sekadar Pimpinan
-
Komisi III soal Isu Calon Kapolri: Wakapolri atau Suyudi, Kami...
-
Tiga Mahasiswa Masih Hilang Sejak Unjuk Rasa Akhir Agustus, KontraS: Diduga Penghilangan Paksa