Suara.com - Al-Qaeda sekarang telah bermutasi menjadi sesuatu yang sangat berbeda dibanding masa kepemimpinan Osama bin Laden. Namun pakar mengatakan, belum saatnya menulis obituari tentangnya.
Sepuluh tahun setelah Osama bin Laden tewas, organisasi Al-Qaeda yang ia dirikan kini dinilai tidak lagi segarang jaringan teror yang telah menyerang Amerika Serikat pada 11 September 2001 silam.
Namun Al-Qaeda tetap menjadi ancaman meski kini memiliki struktur kepemimpinan yang sangat berbeda.
Setelah terbunuh di Pakistan oleh pasukan khusus AS, posisi bin Laden sebagai pemimpin Al-Qaeda digantikan oleh seorang asal Mesir bernama Ayman al-Zawahiri yang dinilai kurang kharismatik.
Selama itu pula Zawahiri harus tiarap. Kemungkinan besar ia berada di sekitar perbatasan Afghanistan-Pakistan, di tengah spekulasi apakah dia masih hidup atau tidak.
Sementara Al-Qaeda sekarang telah bermutasi menjadi sesuatu yang sangat berbeda. "AQ (Al-Qaeda) pusat adalah bayangan dari dirinya yang dulu," kata Barak Mendelsohn, pakar terorisme di Haverford College di Pennsylvania.
"Keberhasilan terbesar Zawahiri adalah mempertahankan Al-Qaeda tetap hidup."
Saat AS memburu bin Laden
Pada hari-hari setelah serangan teror 11 September 2001 di Amerika Serikat (AS), misi negara tersebut tampak jelas: Memburu dan menghukum para pelakunya.
Baca Juga: Sinopsis Film Code Name: Geronimo, Perburuan Osama Bin Laden
AS pun memutuskan bahwa Al-Qaeda dan pemimpinnya, Osama bin Laden, telah merencanakan serangan ini dari Afghanistan, dilindungi oleh para penguasa Taliban yang radikal.
Saat itu, Taliban adalah pemerintahan yang telah dijatuhi sanksi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan dikucilkan oleh Barat karena menginterpretasi hukum Islam secara keras.
Sebelum peristiwa 9/11, AS sebenarnya telah mengawasi Afghanistan dari kejauhan, kadang-kadang meminta Taliban untuk menyerahkan bin Laden.
Pernah juga pada tahun 1998 AS menembakkan beberapa rudal jelajah ke pangkalan Al-Qaeda di Afghanistan timur.
Namun setelah 9/11, koalisi yang dipimpin AS pun menginvasi dan menggempur Taliban hingga menyerah dan mengusir mereka dari kekuasaan.
Kepemimpinannya melarikan diri, pejuangnya kehilangan kendali atas seluruh bangsa. Setelahnya, perburuan bin Laden pun memakan waktu 10 tahun.
Namun akhirnya bin Laden berhasil dilacak ke tempat persembunyiannya di Pakistan, jaraknya hampir 100 kilometer dari Islamabad.
Tim Navy Seal AS pun menyergap dalam kegelapan dan membunuhnya. Desentralisasi Al-Qaeda Kini, setelah 10 tahun Osama bin Laden tewas, Barak Mendelsohn, pakar terorisme di Haverford College di Pennsylvania mengatakan bahwa alih-alih menjadi pusat pengambilan keputusan yang koheren, kepemimpinan Al-Qaeda sekarang lebih mirip "dewan penasihat" yang mengarahkan dan membantu para jihadis di seluruh dunia.
Zawahiri telah menyaksikan Al-Qaeda membentangkan jejaring operasionalnya dari Afrika Utara ke Somalia, ke Afghanistan, serta di Suriah dan Irak.
"Di bawah pengawasan Zawahiri, Al-Qaeda telah menjadi semakin terdesentralisasi, dengan otoritas terutama berada di tangan para pemimpin afiliasi Al-Qaeda," demikian terungkap dalam laporan terbaru dari wadah pemikir Counter Extremism Project (CEP).
Kepastian akan hidup matinya Zawahiri pun tidak jelas. Di akhir tahun 2020, muncul kembali laporan yang belum dapat dikonfirmasi bahwa Zawahiri meninggal akibat penyakit jantung. Ini adalah laporan terbaru setelah beberapa tahun sebelumnya beredar rumor bahwa ia sebenarnya telah meninggal.
Dia kemudian muncul dalam video yang mengecam penderitaan minoritas muslim Rohingya di Myanmar.
Tetapi tidak adanya tanggal pasti di video itu mempersulit konfirmasi apakah ia masih hidup atau sudah meninggal.
Para analis pun telah mencatat umurnya yang luar biasa panjang sejak dia bergabung dengan lingkaran jihadis empat dekade lalu di Mesir.
Belum waktunya tulis obituari Ketidakpastian atas susunan kepemimpinan Al-Qaeda semakin nyata pada Agustus lalu setelah pembunuhan Abdullah Ahmed Abdullah di Teheran, Iran.
Ia adalah orang nomor dua pada kelompok di bawah Zawahiri dan dikenal dengan nama samaran Abu Mohammed al-Masri.
Jika Zawahiri masih hidup, itu berarti Al-Qaeda dipimpin oleh seorang pria yang kemungkinan besar sedang sakit.
AS menawarkan hadiah 25 juta dolar bagi yang bisa menyerahkan Zawahiri dan menempatkannya dalam daftar teroris yang paling dicari.
Tapi para analis mengatakan para pejabat tampaknya tidak terlalu peduli tentang dia, dan tidak melakukan upaya terbuka untuk memburunya.
ISIS, yang saat itu berada pada puncaknya, lantas mencuri panggung Al-Qaeda di media internasional dengan radikalismenya yang mendominasi jaringan sosial media.
Alih-alih bergabung, kedua kelompok itu malah bertempur di berbagai medan perang di Timur Tengah dan Afrika.
Kini, bagaimanapun nasib Zawahiri, zamannya diperkirakan akan segera berakhir dan para ahli sepakat ada satu kandidat calon penggantinya di masa depan, yakni Saif al-Adel, sesama orang Mesir.
Colin Clarke, direktur penelitian di lembaga pemikir Soufan Center di AS, menambahkan bahwa "penting untuk membedakan antara organisasi Al-Qaeda dan gerakan yang dipacu olehnya."
"Bagi sebagian orang, pusat Al-Qaeda yang dipimpin oleh Osama bin Laden dan wakilnya Zawahiri adalah peninggalan zaman dulu," katanya, namun menambahkan bahwa: "… Masih terlalu dini untuk menulis obituari grup ini." ae/yp (AFP)
Berita Terkait
-
American Manhunt: Osama bin Laden, Dokumenter Sejarah yang Terlalu Netral?
-
Sosok Osama bin Laden, Gembong Teroris yang Viral Lagi Karena Tulis Surat untuk AS
-
Profil Osama bin Laden: Suratnya untuk AS Kembali Viral, Bawa-bawa Israel
-
TikTok Hapus Video Promosikan Manifesto Osama bin Laden Surat untuk Amerika
-
'Surat untuk Amerika' dari Osama Bin Laden Buat Warga AS Simpati ke Palestina, Ini Isinya
Terpopuler
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Patrick Kluivert Senyum Nih, 3 Sosok Kuat Calon Menpora, Ada Bos Eks Klub Liga 1
Pilihan
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
-
KPK Bongkar Peringkat Koruptor: Eselon dan DPR Kejar-kejaran, Swasta Nomor Berapa?
Terkini
-
THR Haram di Kemnaker? KPK Usut Dugaan Korupsi Sistematis Libatkan Puluhan Pegawai!
-
Kualat! Gasak Motor Emak-emak usai Bebas, 2 Residivis di Jakbar Dicokok Lagi Asyik Main Judol
-
DPR Panggil KKP Senin Depan Terkait Tanggul Beton yang Rugikan Nelayan Cilincing
-
Foto-foto Istri Pejabat Kemenag yang Diduga Dapat Fasilitas Negara saat Pergi Haji di Tangan KPK
-
'Korupsi Nggak Harus Masuk Kantong Sendiri', Kejagung Patahkan Pembelaan Hotman Paris untuk Nadiem
-
Kejagung Sita Aset Eks Bos Sritex Iwan Setiawan Rp510 M, Termasuk 94 Bidang Tanah Milik Megawati
-
Soal Ferry Irwandi, Komisi I DPR Beri Pesan ke TNI: Banyak Kasus Lain yang Lebih Urgent Ditindak
-
Kuota Beasiswa Pemuda Tangguh 2025 Naik Signifikan, Pemkot Surabaya Komitmen Pemerataan Pendidikan
-
Sebut Keponakan Prabowo Korban, Mahfud MD Disentil Netizen: Semua Politisi Sama Termasuk Sampeyan
-
Aktivis Gelar Aksi Protes Provokatif Terhadap Israel, Main Bola Gunakan Replika Kepala Netanyahu