Suara.com - Ratusan wanita di India menggelar festival keagamaan meskipun negara tersebut sedang dihantam "tsunami" Covid-19 yang hingga kini belum mereda.
Menyadur Sputnik News, Kamis (6/5/2021) ratusan wanita tersebut ikut dalam sebuah prosesi keagamaan pada hari Selasa di desa Navapura, negara bagian Gujarat.
Ratusan wanita dari negara bagian Perdana Menteri Narendra Modi tersebut juga terlihat melanggar protokol Covid-19.
Menurut kepolisian setempat, para jemaah menyelenggarakan prosesi tersebut karena mereka percaya bahwa ibadah di Pura Baliyadev, Sanand akan membantu mereka menyingkirkan Covid-19.
"Setelah polisi mengetahui kejadian tersebut, sebuah tim dikirim untuk membuat para wanita memahami tentang pembatasan Covid-19 dan mengirim mereka kembali ke rumah mereka," kata Virendra Yadav, Pengawas Polisi, Ahmedabad Rural.
"Kami juga telah mengumpulkan 23 orang dan menangkap sarpanch (kepala) desa. Penduduk desa mengklaim bahwa mereka melakukan prosesi dengan keyakinan bahwa itu akan membantu mereka menyingkirkan virus ini," sambungnya.
Beberapa video prosesi upacara tersebut langsung viral di media sosial. Dalam video tersebut terlihat ratusan wanita terlihat membawa air dalam pot baja.
Ratusan wanita tersebut berjalan berjejer tanpa mengindahkan jaga jarak sosial dan bahkan mereka terlihat tidak memakai masker.
Sontak kegiatan tersebut langsung memicu amarah warganet. Banyak diantara mereka pihak berwenang karena membiarkan begitu banyak orang berkumpul saat lockdown.
Baca Juga: Kurang Dari 24 Jam, Hampir 4 Ribu Orang India Meninggal Dunia Akibat Corona
Pemerintah negara bagian Gujarat memberlakukan lockdown lokal hingga 12 Mei.
Pada hari Selasa, negara bagian Gujarat melaporkan 13.050 kasus baru sehingga total menjadi 620.472. Selain itu, 131 kematian menambah korban tewas menjadi 7.779, kata departemen kesehatan negara bagian itu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo
-
Polandia Jadi Negara Eropa Kedua yang Kerja Sama dengan Indonesia Berantas Kejahatan Lintas Negara
-
Gerakan 'Setop Tot tot Wuk wuk' Sampai ke Istana, Mensesneg: Semau-maunya Itu
-
Koalisi Sipil Kritik Batalnya Pembentukan TGPF Kerusuhan Agustus: Negara Tak Dengarkan Suara Rakyat!
-
Menkeu Purbaya Bahas Status Menteri: Gengsi Gede Tapi Gaji Kecil
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!