Suara.com - Setidaknya 1.800 unit rumah di Jalur gaza yang hancur total karena diserang Israel dari udara, jelas seorang pejabat Palestina pada hari Kamis.
Menyadur Anadolu Agency Jumat (21/05) ada 16.800 rumah lainnya yang hancur sebagian, menurut menteri pekerjaan umum dan perumahan Palestina, Naji Sarhan.
"Jumlah unit rumah yang hancur total telah mencapai 1.800, sementara sekitar 16.800 unit rumah lainnya rusak sebagian," katanya pada konferensi pers di Kota Gaza.
Dia mengatakan serangan Israel di Jalur Gaza telah menciptakan realitas kemanusiaan yang sulit, dengan lebih dari 120.000 warga Palestina mengungsi dari rumah mereka.
“Lima menara pemukiman besar di tengah Kota Gaza telah hancur total. Jumlah gedung pemerintah yang hancur mencapai 74, termasuk Mabes Polri dan fasilitas pelayanan lainnya,” kata Sarhan.
Menteri tersebut mengatakan 66 sekolah telah rusak dalam pemboman Israel, sementara tiga masjid telah hancur, 40 masjid rusak ringan, dan sebuah gereja juga mengalami kerusakan ringan.
"Hari ini, kami membutuhkan USD 350 juta untuk merehabilitasi fasilitas perumahan yang telah mengalami kerusakan berat dalam serangan Israel yang berulang," tambah Sarhan.
Setidaknya 232 warga Palestina telah tewas dalam serangan tanpa henti Israel di Jalur Gaza sejak 10 Mei, termasuk 65 anak-anak, 39 wanita, dan 17 orang lanjut usia.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, lebih dari 1.700 lebih orang terluka ketika Israel terus menggempur wilayah Palestina yang terkepung dalam serangan udara.
Israel melancarkan serangan di Gaza setelah Hamas menembakkan roket sebagai pembalasan atas serangan kekerasan Israel selama berhari-hari di Palestina di Yerusalem Timur yang diduduki selama bulan suci Ramadhan.
Polisi Israel menyerang jamaah Palestina di dalam dan sekitar Masjid Al-Aqsa pada minggu terakhir bulan suci.
Pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 29 warga Palestina, termasuk empat anak, dan melukai lebih dari 6.300 lainnya di Tepi Barat yang diduduki selama beberapa hari terakhir.
Israel menduduki Yerusalem Timur selama perang Arab-Israel tahun 1967 dan mencaplok seluruh kota pada tahun 1980 - sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.
Berita Terkait
-
Aksi Solidaritas Palestina, Emak-emak Injak Bendera Israel di Depan Masjid
-
Indonesia Suarakan Tiga Sikap atas Konflik Palestina-Israel
-
Resmi Gencatan Senjata, Hamas Tetap Waspada Atas Agresi Israel
-
Indonesia di Sidang PBB: Israel Negara Penjajah Palestina!
-
Kirim Jin ke Israel, Dukun Santet: akan Tiba Dalam Dua Hari Melalui Angin
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO