Suara.com - Beredar narasi yang menyebutkan seorang wanita yang berada di sekitar orang yang baru saja divaksin akan mengalami gangguan menstruasi.
Narasi tersebut diunggah oleh akun Instagram @brothersbutcher.
Akun tersebut mengunggah tulisan dalam bahasa Inggris sebagai berikut:
"After reading the effects of side effects for those that or arround people who have been vaccinated as described by pfizer in their study trials and after consulty a doctor as well, we ask that if you’ve been vaccinated, to please order for curbsid pick up or delivery for 28 days after their vaccinated".
Benarkah klaim tersebut?
Penjelasan
Berdasarkan penelusuran Turnbackhoax.id -- jaringan Suara.com, Selasa (25/5/2021), klaim yang menyebut berada di dekat orang baru divaksin dapat menyebabkan gangguan menstruasi pada wanita adalah klaim yang salah.
Dikutip dari media NBCNews, dokter penyakit dalam di Washington DC, Dr. Lucy McBride menjelaskan tidak ada mekanisme bilogis yang dapat digunakan untuk melepas vaksin.
"Ketika orang terinfeksi virus, apakah mereka memiliki gejala atau tidak, mereka melepaskan virus. Begitulah cara virus menyebar di komunitas. Vaksin, meskipun, tidak tertumpah. Vaksin tidak menular," ujarnya.
Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Menara Moshe Israel Meledak Diserang Rudal Hamas?
Hal serupa juga diungkapkan oleh ginekolog Dr. Jennifer Gunter.
"Tak satu pun dari tiga vaksin COVID-19 yang disetujui untuk digunakan di AS mungkin dapat memengaruhi orang yang belum divaksinasi, seperti misalnya menstruasi, kesuburan, dan kehamilan. Biar saya perjelas. Vaksin COVID-19 tidak dapat mempengaruhi siapa pun secara proxy," tuturnya.
Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menjelaskan, proses vaksinasi tidak dapat mempengaruhi orang yang berada di sekitarnya.
"Vaksin COVID-19 memberikan instruksi untuk mengajari sel manusia cara membuat protein, atau bahkan hanya sepotong protein yang memicu respons kekebalan di dalam tubuh manusia. Setelah potongan protein dibuat, sel memecah instruksi dan menyingkirkannya. Respons kekebalan itu yang kemudian menghasilkan antibodi yang melindungi kita dari infeksi jika virus yang sebenarnya memasuki tubuh kita," terangnya.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan klaim yang menyebut berada di dekat orang baru divaksin dapat menyebabkan gangguan menstruasi pada wanita adalah klaim yang keliru.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Mendagri: Pemerintah Mendengar, Memahami, dan Menindaklanjuti Kritik Soal Bencana