Suara.com - Anggota DPR RI Fadli Zon ikut mengomentari kehebohan harga mi instan Rp 54 ribu di Puncak Bogor, Jawa Barat. Ia membandingkannya dengan harga secangkir kopi di gerai Starbucks.
Melalui akun Twitternya, Fadli Zon nampak mengomentari sebuah unggahan berita. Berita itu menuliskan wisatawan kena getok harga harus membayar 2 porsi mi instan seharga Rp 54 ribu.
Harga tersebut langsung memicu kehebohan dan perdebatan di kalangan masyarakat. Bahkan, harga mi instan Rp 54 ribu untuk dua porsi itu sampai masuk di berbagai media pemberitaan.
Politikus Partai Gerindra ini lantas ikut protes. Namun, ia tidak protes karena harga mi instan yang dinilai tak wajar.
Sebaliknya, Fadli Zon protes karena orang-orang justru memprotes harga tersebut, namun tidak pernah mempersoalkan harga secangkir kopi di kedai Starbucks.
"Di Puncak ada pedagang patok 2 Indomie Rp 54.000, heboh dan masuk berita. Tapi tak ada yng persoalkan harga secangkir kopi di gerai st*rbucks?," cuit Fadli Zon di Twitter seperti dikutip oleh Suara.com, Kamis (3/6/2021).
Hingga berita ini dibuat, cuitan Fadli Zon itu telah di-retweet lebih dari 100 kali dan mendapatkan lebih dari 800 tanda suka. Cuitan itu juga langsung dibanjiri komentar oleh warganet.
Lagi-lagi, harga makanan di Puncak Bogor itu kembali menuai perdebatan. Kali ini, warganet berdebat sengit mengenai harga mie instan dan kopi di Starbucks.
"Di starbucks jelas ada daftar harganya om, kalau kita sanggup beli ya monggo, kalau nggak keluar cari warkop. Yang di puncak itu kebangetan om masang harganya, mau dagang apa mau ngerampok," komen warganet.
Baca Juga: Viral Lelaki India Datang ke Kantor Pakai Tabung Oksigen, Tak Boleh Cuti!
"Karena starbucks memiliki nilai gengsi yang tinggi, special place dan nyaman. Jadi orang yang beli disitu merasa sepadan. Kalau di tempat pinggir jalan pakai atap saung, kurang bersih dan bukan special place, ya rugi. Orang kan kalau ga beli rasa, beli tempat, dan beli gengsi. Itu," tambah yang lain.
"Dan itu semua di rasakan sangat mahal karena kurangnya penghasilan, coba kalau rata-rata penghasilan rakyat Indonesia lebih, makmur dan sejahtera saya rasa gak ada tuh yang mempersoalkan. Asalkan masih mampu untuk di bayar. Bukan begitu pak," bela warganet.
"Beda pasar om. Yang satu pasarnya sudah siap membayar berapa pun harga secangkir kopi, satunya siap membayar dengan hanya selembar uang kertas dalam dompetnya," kata warganet.
"Untuk kenyamanan konsumen dan pedagang pemerintah musti mewajibkan semua dagangan di kasih daftar harga. Jadi nggak ada yang menipu atau merasa tertipu. Mau dia hargai sejuta mie rebus kalau suka sama suka ada daftar harga nggak masalah," saran warganet.
"Kalau rakyat yang jual dengan harga mahal diributkan tapi mereka boleh menjual dengan harga selangit," celutuk warganet.
Viral! Harga Mie Instan Pakai Telur di Puncak Bogor Rp 54 Ribu
Berita Terkait
-
Viral Lelaki India Datang ke Kantor Pakai Tabung Oksigen, Tak Boleh Cuti!
-
Harga Kedelai Naik, Perajin Tempe di Bandar Lampung Menjerit
-
Wanita Geger Pertama Kali Masuk Parkiran Basement, 'Aku Tak Mau Dikebumikan'
-
Viral Pendaki Gunung Seberang Jalan Setapak Kanan Kiri Jurang: Jembatan Shiratal Mustaqim
-
Viral Pengantin Digendong Lewat Jalan Pantura, Buang Sial Biar Langgeng
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu