Suara.com - Keluarga mendiang Presiden ke-2 Soeharto menggelar doa 1 Abad Soeharto di Masjid At-tin, Jakarta Timur, Selasa (8/6/2021). Dalam acara itu juga disampaikan perjuangan yang telah dilakukan oleh Soeharto.
Anak pertama Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana atau Tutut Soeharto mengatakan perjuangan yang dimaksud dari mulai mempertahankan kemerdekaan hingga pembangunan Indonesia.
"Sejarah mencatat bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah menghadirkan sosok ayahanda kami yang dalam jangka panjang bersama elemen-elemen bangsa yang lain, ditakdirkan terlibat dalam fase fase penting perjalanan bangsa. Mulai masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan hingga masa pembangunan," ujar Tutut yang disiarkan dari Cendana TV, Selasa (8/6/2021).
Tutut menuturkan di awal pembangunan pada 1966 atau saat Soeharto menjabat, Indonesia masih terjebak dalam kemiskinan. Adapun tingkat kemiskinan ketika itu disebut 60 persen.
"Pada awal pembangunan pada tahun 1966, bangsa Indonesia masih terjebak kemiskinan, di mana 60 persen rakyat kita masih miskin," ucap Tutut.
Namun Tutut mengklaim bahwa pada masa Orde Baru, ekonomi tumbuh secara konstan rata-rata di atas 7 persen.
Bahkan pada kepemimpinan sang ayah, Tutut mengatakan Indonesia berhasil menekan angka kemiskinan.
"Pada era pembangunan atau yang kita kenal era Orde Baru, bangsa kita berhasil membangun ekonominya tumbuh secara konstan rata-rata di atas 7 persen per tahun. Alhamdulillah kemiskinan berhasil ditekan ke angka 11 persen pada tahun 1997," ucap Tutut.
Selain itu Tutut menyampaikan bahwa Soeharto telah menerima banyak penghargaan dunia. Diantaranya penghargaan dari FAO.
Baca Juga: Melukis Sambil Berjalan, Ki Joko Wasis Temui Walkot dalam Peringatan 100 Tahun Soeharto
"Penghargaan demi penghargaan dunia telah diterima Indonesia. Diantaranya di 1985, Indonesia mendapatkan penghargaan dari FAO, karena dinilai berhasil menciptakan swasembada beras," kata dia.
Di pemerintahan Soeharto saat itu kata Tutut, menerapkan proses pembangunan berencana dan berkelanjutan dengan mengacu mandat MPR yaitu GBHN melalui Pelita dan Repelita.
Tutut menuturkan hal tersebut membawa Indonesia keluar dari negara miskin menjadi negara berkembang.
"Proses pembangunan berencana dan berkelanjutan yang Pak Harto terapkan di masa orde baru dengan tetap mengacu mandat MPR yaitu Garis-garis Besar Haluan Negara melalui Pelita dan Repelita telah membawa bangsa ini beranjak dari negara miskin menjadi negara berkembang," ucap Tutut.
Bahkan kata Tutut, pada akhir orde baru Bangsa Indonesia telah berada pada fase sebagai new industrializating countries atau negara industri baru di Asia.
"Ada juga yang menyebutkan sebagai macan Asia. Capaian itu tidak bisa dipungkiri suka atau tidak suka, tentunya menjadi pijakan bagi tahapan-tahapan pembangunan hingga masa saat ini," katanya.
Berita Terkait
-
Hadiri Peringatan 100 Tahun Soeharto, Anies: Sosok yang Harus Diteladani
-
Pemerintah Siap Hadapi Persidangan Sengketa Ganti Rugi Tanah Tommy Soeharto
-
Melukis Sambil Berjalan, Ki Joko Wasis Temui Walkot dalam Peringatan 100 Tahun Soeharto
-
Mengenang Seabad Hari Lahir Pak Soeharto, Dulu Pernah Blusukan Bersama Mobil Sederhana Ini
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Besok Diprediksi Jadi Puncak Arus Mudik Nataru ke Jogja, Exit Prambanan Jadi Perhatian
-
Mendagri: Pemerintah Hadir Penuh Tangani Bencana di Sumatera
-
Ancaman Bencana Kedua Sumatra: Saat Wabah Penyakit Mengintai di Tenda Pengungsian
-
METI: Transisi Energi Berkeadilan Tak Cukup dengan Target, Perlu Aksi Nyata
-
Kejagung Buka Kemungkinan Tersangka Baru Kasus Pemerasan Jaksa, Pimpinan Juga Bisa Terseret
-
Cuan dari Gang Sempit: Kisah PKL Malioboro yang Sukses Ternak Ratusan Tikus Mencit
-
MPR Dukung Kampung Haji, Dinilai Bikin Jemaah Lebih Tenang dan Aman Beribadah
-
KSAD Minta Media Ekspos Kerja Pemerintah Tangani Bencana Sumatra
-
Kejagung Tetapkan 3 Orang Jaksa jadi Tersangka Perkara Pemerasan Penanganan Kasus ITE
-
OTT KPK di Banten: Jaksa Diduga Peras Animator Korsel Rp2,4 M, Ancam Hukuman Berat Jika Tak Bayar