Suara.com - Polisi menangkap 49 pelaku kasus pungutan liar terhadap sopir kontainer di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Puluhan pelaku merupakan preman hingga karyawan operator crane JICT.
Ahli psikologi forensik Reza Indragiri mengapresiasi langkah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Langkah ini diambil setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghubungi Listyo dan memerintahkan untuk menindak para pelaku.
Meski demikian, Reza meniai bahwa atensi dari Presiden tidak hanya terarah ke satu kota saja.
Sebab, gejolak premanisme dan pungli berlangsung di banyak tempat dengan skala yang berbeda-beda.
"Tapi bolehlah kita berharap bahwa atensi dari pejabat selevel presiden tidak hanya terarah ke satu kotamadya. Apalagi tidak sulit untuk melihat betapa premanisme dan pungli berlangsung di mana-mana dengan skala yang berbeda," ungkap Reza dalam keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Jumat (11/6/2021).
Reza juga teringat dengan pernyataan eks Kapolri Jenderal (Purn) Sutanto dan Wakapolri Komjen (Purn) Syafruddin ihwal pemberantasan premanisme.
Dari Sutanto, Reza mengutip jika premanisme tidak hanya di satu dua daerah tingkat dua, tapi di banyak tempat seindonesia.
Sementara dari Syafruddin, Reza mengutip soal fakta bahwa pemberantasan premanisme sebetulnya mudah. Namun, pada faktanya tidak mudah menyapu bersih premanisme dan palakisme sebagai street crime.
Baca Juga: 24 Orang Diamankan Usai Jokowi Perintahkan Kapolri Berantas Pungli di Jakut
Atas hal itu, Reza berpendapat jika kesulitan menyapu bersih hal tersebut lantaran premanisme tidak lagi bekerja secara individu. Namun, mereka telah menjelma sebagai kejahatan terorganisasi.
"Dengan pemikiran seperti itu, maka penting ditelusuri adakah eksekutornya, adakah bosnya, bahkan mungkin adakah pelindungnya yang bekerja sebagai oknum aparat," sambungnya.
Lanjut Reza, tidak cukup hanya unit Reserse Kriminal saja yang bergerak. Unit Intel juga harus diperbanyak dan memperluas melakukan pemetaan di lapangan.
"Konsekuensinya, tidak cukup reskrim yang bekerja di lapangan. Unit intel juga perlu memperluas endusannya. Bahkan unit internal pun patut mengecek ada tidaknya personel yang nakal di balik premanisme itu," papar Reza.
Lebih lanjut, Reza menilai jika efek jera juga harus diberikan kepada para pelaku premanisme. Hal itu nanrinya akan menjaga konsistensi dalam melakukan pemberantasan di lapangan.
"Efek gentar sekaligus efek jera baru muncul kalau unsur keajegan juga terealisasi. Jadi, kecepatan dalam menindak premanisme dan palakisme harus dijaga konsistensinya. Tidak hanya di Jakarta Utara. Tidak hanya kali ini. Dan, tentu saja, tidak hanya berdasarkan telepon presiden."
Berita Terkait
-
24 Orang Diamankan Usai Jokowi Perintahkan Kapolri Berantas Pungli di Jakut
-
Jokowi Telepon Kapolri: Banyak Sopir Kontainer Dipalak Preman, Tolong Diselesaikan!
-
Gara-gara Telat Layani Kasih Jatah Mingguan, Pedagang Ikan Bakar Dikeroyok Puluhan Preman
-
Datangi Pedagang, Dua Preman di Bekasi Minta THR Sambil Acungkan Pedang
-
Tega! Penjual Kacang Disabilitas Dipalak dan Dihajar Preman Mabuk
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra