Suara.com - Kelompok Sinar Baru, Kelompok Lubuk Tapah, dan Kelompok Kayek Melayet Besame melakukan penandatanganan kesepakatan kerja/kontrak kerja pembuatan ecopolybag dari bambu dengan Yayasan Asri. Ketiganya merupakan kelompok kemitraan konservasi binaan Balai Taman Nasional Gunung Palung (Tanagupa).
Penandatanganan dilakukan di kantor Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, Jumat (11/6/2021). Besaran nilai kontraknya adalah 35 ribu buah ecopolybag bambu untuk 5 bulan.
Kepala Balai Tanagupa, M. Ari Wibawanto menyampaikan, dalam satu tahun terakhir, pihaknya telah mendorong dan menginisiasi penggunaan ecopolybag yang lebih ramah lingkungan dibanding polybag, yang terbuat dari bahan plastik untuk kegiatan rehabilitasi hutan di kawasan taman nasional.
Untuk mendukung upaya tersebut, Balai Tanagupa mendorong kelompok-kelompok Kemitraaan Konservasi binaan Balai Tanagupa untuk membuat ecopolybag dari bahan baku bambu, yang merupakan salah satu produk Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang berasal dari zona tradisional Taman Nasional Gunung Palung.
“Pembuatan ecopolybag merupakan langkah nyata dari pemerintah melalui Balai Taman Nasional Gunung Palung, untuk mengurangi penggunaan bahan plastik dalam kegiatan rehabilitasi kawasan hutan dan diharapkan dengan melibatkan para anggota kelompok binaan kami dalam memproduksi ecopolybag dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar Tanagupa," katanya.
Langkah nyata ini diharapkan dapat didukung dan diikuti oleh seluruh stakeholder yang berkepentingan, sehingga kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan dapat berjalan tanpa adanya sampah plastik. Balai Tanagupa akan terus mendorong kelompok-kelompok kemitraan konservasi binaannya untuk mampu membuat ecopolybag dari bahan-bahan baku HHBK, yang tidak hanya dari bambu, tapi juga dari jenis lainnya seperti nipah, pandan atau jenis organik lainnya.
"Kami pun menjamin dan memastikan bahwa seluruh ecopolybag yang dihasilkan oleh anggota kelompok dibeli dan diserap untuk kegiatan rehabilitasi hutan yang lebih ramah lingkungan. Oleh karena itu, kami pun menyediakan tempat di Pusat Informasi Balai Tanagupa Sukadana Kayong Utara untuk melatih para anggota kelompok agar dapat membuat ecopolybag yang baik dan memenuhi standar yang telah ditetapkan," tuturnya.
Sementara itu, Direktur Yayasan ASRI, Nur Febriani dalam keterangannya menyampaikan, pihaknya membutuhkan sebanyak kurang lebih 95 ribu buah ecopolybag untuk mendukung upaya rehabilitasi yang akan dilakukan tahun ini.
"Oleh karena itu, kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Balai Tanagupa yang telah melakukan inisiasi pembuatan ecopolybag dari bambu. Setelah melakukan beberapa kali riset dan percobaan, ecopolybag yang digagas dan diinisiasi oleh Balai Tanagupa merupakan salah satu ecopolybag yang layak untuk digunakan dalam kegiatan rehabilitasi, sehingga kegiatan rehabilitasi yang kami lakukan menjadi lebih ramah lingkungan dan tanpa limbah plastik," ungkapnya.
Baca Juga: KLHK Buru Pemodal Pembalak Liar Kawasan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang
Berita Terkait
-
Tak Bakal Kotori Lingkungan, Masker Ini Bisa Berubah Jadi Bunga saat Ditanam
-
Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta Sambut Kelahiran Bayi Orangutan
-
KLHK Buru Pemodal Pembalak Liar Kawasan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang
-
Badak dan Elang Jawa Lahir Bukti Pemerintah Serius Lestarikan Satwa Endemik
-
Cegah Karhutla, KLHK Luncurkan Teknologi Modifikasi Cuaca
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
BPJPH: Sistem Halal Indonesia Jadi Role Model Dunia, Terbaik dan Diakui Global
-
Digugat Rp125 T Gegara Ijazah, Subhan Palal Tantang Gibran 2 Syarat Ini Agar Berdamai, Beranikah?
-
Cerita Warga Depok Raih Keberuntungan di HUT ke-80 TNI: Berangkat Naik KRL, Pulang Bawa Motor!
-
Babak Baru Korupsi Digitalisasi SPBU Pertamina, Febri Diansyah Tantang KPK Bidik 'Ikan Kakap'
-
Tekan Inflasi, Gubernur Ahmad Luthfi Perkuat Kolaborasi
-
Kasus Arya Daru: Polisi Akan Beberkan Hasil Autopsi dan Olah TKP ke Keluarga Pekan Ini
-
Jokowi Tak Boleh Kena Panas Saat HUT ke-80 TNI, Sakit Apa Sebenarnya?
-
Dinkes DKI Akui Belum Ada Dapur MBG di Jakarta yang Kantongi Sertifikat Kebersihan
-
Detik-detik Mencekam di Daan Mogot: Pemotor Oleng, Terjatuh, Lalu Tewas Terlindas Truk Boks
-
Kondisi Kesehatan jadi Sebab Jokowi Absen HUT ke-80 TNI: Masih Pemulihan, Dianjurkan Tak Kena Panas