Suara.com - Seorang peneliti Amerika Serikat tidak sengaja menemukan kokain dengan nilai jutaan dolar saat ia mencari sarang penyu liar untuk kepentingan studi.
Menyadur CBS News, Kamis (17/6/2021) temuan kokain yang ditaksir senilai 1,2 juta dolar atau sekitar (Rp 17,2 miliar lebih) itu berada di pantai di Cape Canaveral Space Force Station.
Petugas dari Skuadron Pasukan Keamanan ke-45 menyita hampir 30 kilogram kokain setelah ditemukan pada 19 Mei, menurut siaran pers baru-baru ini.
Angy Chambers, manajer 45th Civil Engineer Squadron, saat menemukan kokain itu sedang melakukan survei sarang penyu.
Di tengah-tengah perjalanannya, dia melihat sebuah paket kecil yang dibungkus plastik dan selotip — dan kemudian dia terus menemukan lebih banyak lagi. "Saya langsung menghubungi Skuadron Pasukan Keamanan ke-45," kata Chambers.
Chambers kemudian melanjutkan: "Sementara saya menunggu mereka datang, saya mengemudi sedikit lebih jauh dan melihat paket lain, dan kemudian yang lain.
"Pada saat itu, saya menelepon SFS kembali dan menyarankan mereka membawa UTV, atau Kendaraan Medan Utilitas, karena saya menghitung setidaknya 18 paket." jelasnya.
Para petugas mencurigai paket-paket itu berisi narkoba, dan memulai protokol pencarian dan penutupan di semua pantai.
"Setelah mengamankan tempat kejadian dan mengumpulkan barang, agen narkotika Kantor Sheriff Brevard County melakukan uji lapangan pada salah satu paket dan memverifikasi bahwa itu adalah kokain," kata Joseph Parker, sersan SFS ke-45.
Baca Juga: Washington Beri Hadiah Ganja dan Miras Gratis Bagi Warga yang Divaksin Covid-19
"Kami kemudian mendokumentasikan semua ada 24 paket dan menempatkannya di tas barang bukti." lanjutnya.
Petugas menyerahkan obat-obatan tersebut kepada Agen Khusus David Castro dan Investigasi Keamanan Dalam Negeri. Investigasi sedang berlangsung.
Data petunjuk yang dikumpulkan, termasuk tanda unik pada paket, foto, dan berat obat-obatan, kemudian diserahkan ke Pusat Intelijen El Paso, gudang informasi tentang obat-obatan yang ditinggalkan di AS.
Para pejabat belum mengungkapkan asal usul obat-obatan tersebut, tetapi Castro mengatakan "seringkali pengedar narkoba akan mengangkut pengiriman dalam bal yang terdiri dari 25 'bata'"
"Kadang-kadang pembungkus bale hancur selama transit, menyebabkan batu bata hilang di laut dan akhirnya ditemukan di garis pantai Amerika Serikat," jelas Castro.
Parker mengatakan dia bersyukur Chambers menemukan obat-obatan itu sebelum diedarkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Sampah Jadi Listrik Dinilai Menjanjikan, Akademisi IPB Tekankan Peran Pemilahan di Masyarakat
-
Wapres Gibran ke Jawa Tengah, Hadiri Perayaan Natal dan Pantau Arus Mudik Akhir Tahun
-
Jurnalisme Masa Depan: Kolaborasi Manusia dan Mesin di Workshop Google AI
-
Suara.com Raih Top Media of The Year 2025 di Seedbacklink Summit
-
147 Ribu Aparat dan Banser Amankan Misa Malam Natal 2025
-
Pratikno di Gereja Katedral Jakarta: Suka Cita Natal Tak akan Berpaling dari Duka Sumatra
-
Kunjungi Gereja-Gereja di Malam Natal, Pramono Anung: Saya Gubernur Semua Agama
-
Pesan Menko Polkam di Malam Natal Katedral: Mari Doakan Korban Bencana Sumatra
-
Syahdu Misa Natal Katedral Jakarta: 10 Ribu Umat Padati Gereja, Panjatkan Doa untuk Sumatra
-
Melanggar Aturan Kehutanan, Perusahaan Tambang Ini Harus Bayar Denda Rp1,2 Triliun