"Akhirnya ini yang membikin terjadi, di samping keabaian terhadap 3 M, kemudian pendampingan di tempat isolasi mandiri tidak optimal, kemudian contact tracing juga turun," ungkap Alexander.
Lonjakan Kasus
Alexander menjelaskan, lonjakan kasus Covid-19 akhirnya melonjak pascalibur hari raya Idul Fitri. Tidak tanggung-tanggung, lonjakan kasus mencapai angka 20 ribu dalam sehari.
Atas lonjakan tersebut, lanjut dia, bed occupancy rate--rata-rata keterisian tempat tidur--juga mengalami lonjakan hingga di atas 80 persen. Menurut dia, fakta tersebut menjadi sesuatu yang harus diintervensi.
"Ini membuat ada sesuatu yang harus di intervensi. Jadi pemerintah itu tidak kaku-kaku banget dalam menerapkan instrumen. Itu tetap bisa dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Inilah salah satu yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk melihat bahwa ini adalah state emergency," papar dia.
Alexander menyatakan, pandemi adalah sebuah kedaruratan medis. Dia menyebut, hal itu harus di implementasikan lebih multisektoral. Jadi, lanjut dia, pemerintah sudah menetapkan bahwa mesti ada pemberesan, baik di hulu maupun di hilir.
"Di hulu adalah penerapan PPKM Kabupaten/Kota dan kemudian PPKM skala mikro. Tapi ini tidak cukup jika melihat tingginya lonjakan kasus, angka kematian, bor. Sehingga dilakukan berbagai improvisasi terhadap instrumen yang ada yanf disebut sebagai PPKM Darurat yang dengab berbagai ukuran yang dilakukan untuk melihat di levelnya. Ada level 4,3,2,1," jelasnya.
Berita Terkait
-
Amukan COVID-19 di Jawa Timur, Gubernur Khofifah: Perlu Ditarik Rem Darurat
-
PPKM Darurat Kabupaten Magelang, Tak Ada Bansos Tunai
-
Puan Maharani: Keberhasilan PPKM Darurat Ditentukan Partisipasi Masyarakat
-
Selama PPKM Darurat, Pemkot Cimahi Larang Makan Pecel Lele di Tempat
-
Inmendagri: Kepala Daerah Bisa Dicopot Jika Tak Becus Terapkan PPKM Darurat Jawa-Bali
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram