Suara.com - Video yang menunjukkan antrean vaksinasi Covid-19 di bandara Adi Soemarmo Solo menjadi viral. Bagaimana tidak, antrean itu sampai mengular panjang.
Peristiwa antrean tersebut yang terekam dibagikan oleh akun Instagram @visitsurakarta. Hingga berita ini dibuat, video ini telah disaksikan lebih dari 22 ribu kali.
Antrean vaksinasi itu sendiri dinilai tidak umum karena begitu panjang. Warga harus mengantre untuk mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 hingga area luar bandara.
"Enek sing dino iki vaksin ning bandara?? Antriane raumum luur. Tapi gak papa ding iso nyawang motor mabur. (Ada yang hari ini vaksin di bandara? Antrenya luar biasa lur. Tapi enggak apa-apa bisa sekalian lihat pesawat terbang)," tulis akun ini dalam caption Instagram seperti dikutip oleh Suara.com, Senin (5/7/2021).
Meski warga antre dengan tertib, namun tetap saja itu membuat khawatir bisa menjadi penularan virus corona. Apalagi, antrean itu begitu padat dan terlihat seperti kerumunan.
Warganet yang menyaksikan video itu langsung menuliskan beragam komentar. Mereka memberikan sorotan tajam antrean vaksinasi di bandara Solo bisa berpotensi menjadi klaster Covid-19.
"Ini malah kerumunan banget to min? Mending daftar online aja," saran warganet.
"Mungkinkah muncul klaster antrean vaksin? Ah ya tidak mungkin doooonkkkk gimana sih gitu aja gak tahu," komen warganet.
"Satu satunya keramaian publik yang dibolehkan pemerintah adalah antri vaksinasi," sindir warganet.
Baca Juga: Pemkot Batam: Syarat Sekolah Tatap Muka Vaksinasi Minimal Harus 70 Persen
"Aku nanti aja, belakangan gak papa, kalu udah gak se ramai itu. Siapa yang sepemikiran?," tanya warganet.
"Katanya gak boleh berkerumun. Gimana sih ini," kritik warganet.
"Dokter: kenapa Anda bisa kena covid? Pasien: kemarin pas lagi antri vaksin dok," celutuk lainnya.
"Sampai gilirannya, tensinya drop atau malah naik. Auto ditolak," sahut warganet.
Sementara itu, sebagian warga Solo yang ingin vaksin di bandara membeberkan pengalaman pribadi mereka. Berikut pengakuan mereka:
"Aku gak jadi kesana min karena nonton postingan ini," aku warganet.
Berita Terkait
-
Pemkot Batam: Syarat Sekolah Tatap Muka Vaksinasi Minimal Harus 70 Persen
-
Viral Lima Muda Mudi Tolak Penutupan Masjid Saat PPKM Darurat: Kami Siap Perang
-
Baru Pertama Ngapel, Wanita Ini Kaget Lihat Pacar Bawa Kompor hingga Mangga Sekardus
-
Jonathan Frizzy Berharap Ada Vaksin Covid-19 untuk Anak-Anak
-
Viral Dokter Cerita Kronologi Tak Lolos Penyekatan PPKM Darurat, Sampai Speechless
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO