Suara.com - Anggota Komisi VII DPR Fraksi PKS, Mulyanto meminta pemerintah tidak terburu-buru memutuskan impor tabung oksigen menyusul kebutuhan yang tinggi untuk pasien Covid-19. Ketimbang impor, ia menyarankan agar pemerintah menggenjot produksi oksigen dalam negeri.
Mulyanto berujar, pemerintah bisa mengalokasikan lebih banyak kebutuhan oksigen untuk medis melalui produksi dalam negeri, ketimbang harus membuka keran impor. Ia khawatir dibukanya opsi impor hanya akan memunculkan dan membuat senang para mafia.
"Untuk memenuhi kebutuhan tabung oksigen di berbagai rumah sakit, pemerintah sebaiknya mengoptimalkan produksi dalam negeri. Pemerintah jangan terburu-buru membuka opsi impor, sebab penanggulangan Covid-19 sebaiknya disinergikan dengan upaya menggerakan sektor industri dan ekonomi masyarakat," kata Mulyanyo dalam keterangannya, Selasa (6/7/2021).
Ia mengingatkan bahwa kebijakan impor bukan suatu hal yang haram. Namun keputusannya harus benar-benar diwaspadai dan hanya dilakukan jika keadaan mendedak atau darurat.
Terpenting saat ini, kata dia, ialah memprioritaskan produksi oksigen untuk medis. Tidak kalah penting diperhatikan juga ialah terkait pengawasan, mulai dari produksi sampai jaringan distribusi. Pengawasan penting dikakukan guna mencegah terjadinya penimbunan tabung oksigen yang mengakibatkan kelangkaan.
"Jangan sampai ada pihak yang tidak bertanggung-jawab, yang mengambil kesempatan dalam kesempitan. Ini sangat kita khawatirkan. Dan ini bukanlah sesuatu hal yang mustahil terjadi," kata Mulyanto.
Impor Tabung Oksigen
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berencana melakukan impor tabung oksigen untuk memenuhi kebutuhan pasokan oksigen di ruang-ruang darurat tambahan di runah sakit.
Rencana impor tabung oksigen itu, kata Budi sudah dikoordinasikan dengan Kementerian Perindustrian.
Baca Juga: Kapolda Jateng: Kita Tindak Tegas Oknum yang Timbun Peralatan Medis hingga Oksigen
Sebelumnya Budi mengatakan pihaknya melihat ada sedikit isu menyoal distribusi oksigen yang tadinya dikirim menggunakan truk besar langsung dimasukan ke tangki besar liquid untuk didistribusikan ke jaringan oksigen, namun sekarang harus dilakukan dengan tabung.
"Sehingga kita juga dengan menteri perindustrian sudah berkoordinasi untuk impor tabung yang 6 meter kubik dan 1 meter kubik untuk memenuhi ruang-ruang darurat tambahan yang ada di rumah sakit," kata Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Senin (5/7/2021).
Dari sisi distribusi, Budi sebelumnya juga menyadari bahwa produksi oksigen di Jawa Tengah paling sedikit. Terbanyak ada di Jawa Barat dan Jawa Timur. Sehingga perlu ada distribusi oksigen ke daerah tersebut.
"Banyaknya ada di Jawa Barat, Jawa Timur. Jadi kita harus ada logistik yang disalurkan ke sana," kata Budi.
Produksi Oksigen untuk Medis
Diketahui, Menkes Budi mengatakan pihaknya sudah mendapatkan komitmen dengan Kementerian Perindustrian untuk penambahan alokasi produksi oksigen untuk medis.
Berita Terkait
-
Ungkap RS Muhammadiyah Tak Bisa Beli Oksigen, Ma'mun Murod: Negara Tak Mau Bayar Utang
-
Harga Tabung Oksigen di Lampung Naik 3 Kali Lipat
-
Puan Maharani Minta Pemerintah Segera Atasi Kelangkaan Oksigen
-
Anggota Komisi VII DPR RI Desak Pertamina Bantu Atasi Kelangkaan Oksigen
-
Pandemi Covid-19, Penjualan Tabung Oksigen di Medan Meningkat
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO