Suara.com - Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Nur Hidayati meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk bisa menemui sejumlah aktivis dan masyarakat adat yang tergabung dalam Tim 11 Ajak Tutup TPL. Guna mendesak PT Toba Pulp Lestari (TPL) ditutup karena merusak lingkungan, mereka menggelar aksi jalan kaki dari Makam Raja Sisingamangaraja XII, Kota Balige, Sumatera Utara ke Jakarta selama 44 hari.
"Sesungguhnya kita saat ini semua dalam rasa senasib sepenanggungan kita bersolidaritas kepada kawan-kawan tim 11 untuk memastikan bersama-sama presiden pemimpin negara ini bersedia menemui kawan-kawan dari tim 11 yang sudah jauh-jauh datang selama puluhan hari di tengah pandemi masih terus memiliki semangat untuk mempertahankan wilayahnya," kata Nur dalam konferensi pers daring, Jumat (30/7/2021).
Nur menjelaskan, PT TPL sejak masih bernama Indorayon sudah memberikan kesengsaraan dan penderitaan terhadap lingkungan dan masyarakat di Kawasan Danau Toba.
"Pencemaran lingkungan kepada masyarakat bau yang luar biasa yang sudah dialami oleh masyarakat sudah puluhan tahun. Peristiwa-peristiwa kekerasan pelanggaran HAM adalah potret bagaimana negara ini mengelola dan memperlakukan masyarakat adat," tuturnya.
Nur kemudian menceritakan bagaimana perjuangan kawan-kawan sejak beberapa tahun lalu yang mendesak juga untuk menutup PT TPL kala bernama Indorayon.
Kala itu, kata dia, Presiden dijabat oleh Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sependapat untuk menutup perusahaan tersebut.
"Benar-benar mendengarkan suara rakyat benar memperhatikan apa yang selama ini disuarakan oleh masyarakat tanpa henti-hentinya tanpa putus," tuturnya.
Untuk itu, Walhi serta elemen perjuangan lainnya mendesak juga agar Jokowi lebih peka mendengarkan aspirasi rakyat. Menurutnya, Jokowi jangan hanya mendengarkan suara-suara perusahaan.
"Semoga dipenuhi kewajibannya untuk meminta kepada negara benar-benar memperhatikan suara dari rakyatnya bukan hanya suara-suara dari perusahaan yang selama ini terbukti tidak memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan hidup," tandasnya.
Baca Juga: Anak Dibatalkan Lulus Bintara Polri, Bapak Mengadu ke Presiden Jokowi
Aksi Tutup TPL
Salah satu relawan Aliansi Tutup TPL, Rocky Pasaribu menjelaskan, kalau aksi ini dilakukan untuk meminta kepada pemerintah agar PT TPL ditutupnya.
Melalui dokumen yang dibagikan Rocky dituliskan bahwa kawasan Danau Toba tidak dalam keadaan baik-baik saja lantaran kehadiran PT TPL.
"Salah satu tujuan Tim Ajak Tutup TPL untuk memberikan penyadaran dan kampanye kepada masyarakat luas, bahwa Tano dan Danau Toba sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja akibat kehadiran PT TPL," kata Rocky saat dikonfirmasi, Selasa (27/7/2021).
Menurutnya, PT TPL selama 30 tahun telah banyak menyebabkan penderitaan terhadap masyarakat di Kawasan Danau Toba. PT TPL diduga telah merampas ruang hidup masyarakat, menghancurkan ekosistem Danau Toba hingga melakukan kejahatan kemanusiaan.
Adapun aksi jalan kaki ini utamanya dilakukan oleh tiga aktivis yakni Togu Simorangkir, Anita Martha boru Hutagalung, dan Irwandi Sirait. Sementara sementara ada 7 orang menjadi pendukung.
Berita Terkait
-
Jalan Kaki Sumut-Jakarta Demi Desak Jokowi Tutup TPL, 11 Aktivis Dicegat Polisi Bersenjata
-
Sentil Bansos Covid-19 Tak Tepat Sasaran, Warganet Ini Tulis Surat Mengharukan ke Jokowi
-
Anak Dibatalkan Lulus Bintara Polri, Bapak Mengadu ke Presiden Jokowi
-
Kirim Doa, Apa Benar SBY Sudah Hopeless Atas Kepemimpinan Jokowi Tangani Pandemi?
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Tiga Notaris Jadi Saksi Kunci, KPK 'Kuliti' Skema Mafia Tanah Tol Sumatera
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Identifikasi Korban Terus Berlanjut, 53 Jenazah Teridentifikasi!
-
Nobel Perdamaian 2025 Penuh Duri: Jejak Digital Pro-Israel Penerima Penghargaan Jadi Bumerang
-
Birokrasi Jadi Penghambat Ambisi Ekonomi Hijau Indonesia? MPR Usul Langkah Berani
-
Jejak Korupsi SPBU Ditelusuri, KPK dan BPK Periksa Eks Petinggi Pertamina
-
'Tsunami' Darat di Meksiko: 42 Tewas, Puluhan Hilang Ditelan Banjir Bandang Mengerikan
-
Prajurit TNI Gagalkan Aksi Begal dan Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Diamankan
-
Di The Top Tourism Leaders Forum, Wamendagri Bima Bicara Pentingnya Diferensiasi Ekonomi Kreatif
-
KPK Bongkar Akal Bulus Korupsi Tol Trans Sumatera: Lahan 'Digoreng' Dulu, Negara Tekor Rp205 M
-
Buntut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Golkar Desak Pesantren Dapat Jatah 20 Persen APBN