Suara.com - Mengapa mereka memilih mencari penghidupan dengan cara itu, apa saja suka duka yang dirasakan selama beraksi di balik cat silver yang melumuri tubuh mereka, serta bagaimana mereka memaknai kehidupan? Simak kisah berikut ini.
TIGA remaja mendatangi tiap-tiap orang yang berdiri atau duduk di tepi jalan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Tangan mereka menyodorkan wadah ke orang-orang. Ada yang kemudian memberikan uang, tapi kebanyakan buang muka dari anak-anak muda itu.
Tubuh ketiga remaja dilumuri cat warna silver, mulai dari ujung rambut kepala sampai kuku kaki. Kecuali mata mereka yang memerah dan gigi yang nampak kekuningan karena zat nikotin.
Salah seorang remaja menyeberang jalan menuju ke arah saya yang sedang duduk di atas sepeda motor. Saya menyapanya. Pada awalnya, dia kelihatan bingung, apalagi setelah saya utarakan niat untuk mewawancarai.
Baru setelah mendengarkan alasan kenapa saya ingin wawancara, dia bersuka cita. Dia menghentikan aksi. Bahkan tanpa saya minta, dia berinisiatif memanggil kedua kawan yang sedang sibuk beraksi di ujung jalan, untuk diajak berkumpul di teras rumah kosong buat wawancara. Sebelum memulai wawancara, ketiga remaja meminta saya untuk tidak memfoto mereka.
Selama ini di sekitar kita sering terdengar pertanyaan-pertanyaan, misalnya mengapa ada anak-anak muda yang mau menjadi manusia silver. Terkadang pula kita juga mendengar pandangan negatif terhadap mereka.
Menjadi manusia silver -- mengamen dengan aksi teatrikal -- cara mencari uang yang tak banyak dipilih kebanyakan remaja Indonesia.
Nama remaja yang pertamakali saya sapa Idoy (17). Dia amat terbuka dan paling banyak bercerita, hampir sama dengan Dudun (17). Berkebalikan dengan pembawaan Tompel (17) yang cenderung introvert selama wawancara berlangsung pada sore hari itu.
Perjalanan Idoy sama sekali tak dia rencanakan. Semua dimulai tak lama setelah dia drop out dari sekolah menengah kejuruan jurusan komputer di Kota Bekasi, Jawa Barat, gara-gara berkelahi dengan kakak kelas pada masa awal semester satuI.
Baca Juga: Kisah Anak Transmigran Merantau ke Jakarta: Apa yang Terjadi di Kampungnya?
Idoy memiliki seorang kakak yang jadi tiang penghidupan keluarga. Ayah mereka sudah meninggal dunia, sedangkan ibu tidak bekerja. Mereka tinggal di Kranji. Idoy merasa tak mungkin hanya mengandalkan penghasilan kakaknya untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.
Maka setelah dikeluarkan dari sekolah, Idoy lekas mencari mata pencaharian. Pilihan pekerjaan yang ada di depan matanya kala itu bergabung secara total ke dalam sanggar seni Ondel-ondel Betawi di Kranji.
Ikut sanggar seni sesungguhnya sudah dijalani Idoy semenjak dia duduk di bangku kelas dua SMP. Hanya saja selama ini kegiatan tersebut dijadikan sampingan atau dilakoni cuma sepulang dari sekolah.
Idoy sudah menyelami dunia Ondel-ondel jauh sebelum marak Ondel-ondel dipakai untuk mengamen keliling kampung.
“Dulu kita (sanggar) paling pertama di sana (Kranji). Dulu itu bukan untuk ngamen (di jalanan seperti sekarang). Ondel-ondel hanya tampil kalau ada tanggapan dari warga saja,” kata Idoy.
Idoy dan kawan-kawannya kemudian ikut keliling kampung untuk mengamen bersama komunitas seiring dengan praktik pengamen Ondel-ondel naik daun.
Berita Terkait
-
Tragedi Cemburu di Kolong Jembatan, Manusia Silver Tikam Pria karena Istri Siri
-
Tragis! JK Ditusuk Manusia Silver di Kolong Jembatan, Begini Kronologi dan Motifnya!
-
Pramono Sebut Pengemis hingga Manusia Silver Betah di Panti Sosial: Seperti Rumah
-
Manusia Silver Disorot Media Korea: Disebut Cermin Wajah Kemiskinan Indonesia?
-
Aksi Heroik Manusia Silver Tambal Jalan Berlubang, Publik: Bupatinya ke Mana?
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Kemensos Siapkan Jaminan Hidup Korban Bencana Sumatra Selama 3 Bulan
-
Kubu Roy Suryo Ungkap Detik-detik 'Penyusup' Kepergok Masuk Ruang Gelar Perkara Kasus Ijazah Jokowi
-
Prabowo Kunjungan di Sumatra Barat, Tinjau Penanganan Bencana dan Pemulihan Infrastruktur
-
Viral Tumpukan Sampah Ciputat Akhirnya Diangkut, Pemkot Tangsel Siapkan Solusi PSEL
-
KPK Buka Peluang Periksa Istri Ridwan Kamil di Kasus Korupsi Bank BJB, Sebut Perceraian Tak Pengaruh
-
Membara Kala Basah, Kenapa Kebakaran di Jakarta Justru Meningkat Saat Hujan?
-
Keroyok 'Mata Elang' Hingga Tewas, Dua Polisi Dipecat, Empat Lainnya Demosi
-
Disebut-sebut di Sidang Korupsi Chromebook: Wali Kota Semarang Agustina: Saya Tak Terima Apa Pun
-
Kemenbud Resmi Tetapkan 85 Cagar Budaya Peringkat Nasional, Total Jadi 313
-
Bukan Sekadar Viral: Kenapa Tabola Bale dan Tor Monitor Ketua Bisa Menguasai Dunia Maya?