Idoy mengakui sekarang ini sudah terjadi pergeseran makna seni Ondel-ondel. Dulu, pertunjukan tersebut lekat dengan pesta rakyat dan didukung peralatan musik yang memadai karena kesenian ini merupakan warisan budaya, bukan sekedar alat perekam suara yang didorong-dorong pakai gerobak seperti sekarang.
Idoy menjadi saksi mata terjadi pergeseran makna seni Ondel-ondel karena merasakan sendiri pengalaman di jalanan setelah dia tak lagi gabung di dalam sanggar seni.
Dia keluar dari sanggar karena kala itu tergiur penghasilan menjadi pengamen Ondel-ondel yang konon jauh lebih besar.
Dan memang benar kata teman-temannya. Pendapatan dari mengamen dengan memakai ikon Kota Jakarta itu jauh lebih banyak. Tiga tahun lamanya dia menggeluti dunia mengamen keliling kampung-kampung.
Awal jadi manusia silver
Menjadi pengamen dengan membawa boneka raksasa membawa mereka ke pergaulan yang lebih luas. Banyak komunitas pengamen Ondel-ondel di Jabodetabek yang jadi kawan baik mereka.
Dengan adanya perubahan sosial seiring berjalannya waktu, dunia pengamen Ondel-ondel pelan-pelan ikut berubah. Rivalitas sesama komunitas semakin ketat. Pendapatan berkurang. Lantas, tak sedikit dari mereka yang kemudian beranjak menjadi manusia silver yang kala itu belum begitu populer.
Dari kawan-kawan yang sudah lebih dulu mencemplungkan diri menjadi manusia silver itulah, Idoy, Dudun, dan Tompel mendengar bahwa penghasilan mereka lebih bagus dari membawa Ondel-ondel keliling kampung.
“Emang berapa penghasilannya, kita tanyain (kawan) gitu. Kalau cepek (Rp100 ribu) mah dapat (satu hari), katanya gitu,” kata Idoy.
Baca Juga: Kisah Anak Transmigran Merantau ke Jakarta: Apa yang Terjadi di Kampungnya?
“Ya lumayan juga kalau diitung-itung, matiinlah gocaplah (Rp50 ribu) sehari, gocap, gocap, gocap. Makanya tuh kita jadi manusia silver begini.”
Singkat cerita, ketiga remaja asal Kota Bekasi pun menerjuni dunia manusia silver. Tak lama kemudian, dunia pengamen jenis ini menjadi populer, tak hanya di Jabodetabek, tetapi juga menyebar ke daerah-daerah.
Selain penghasilan lebih baik, membuat pertunjukan di tempat umum dengan menjadi manusia silver juga mereka rasakan lebih praktis.
Berbeda dengan mengamen dengan boneka Ondel-ondel yang biasanya butuh tenaga 12 orang, tapi bisa kurang dari itu. Bagi yang tidak punya peralatan musik dan Ondel-ondel, mereka mesti menyewa. Sehari penghasilan mereka rata-rata hanya Rp50 ribu. Kalau jumlah tersebut dibagikan ke 12 anggota, berarti tiap-tiap orang hanya memperoleh bagian yang kecil sekali jumlahnya.
“Penghasilan Rp50 ribu itu (sekarang) juga belum nentu. Tapi kalau dulu udah pasti nentu Rp50 ribu, kalau sekarang susah, harus dari pagi-pagi banget berangkat,” kata Idoy.
Idoy dengan suka hati menceritakan penghasilannya semenjak menjadi manusia silver. Tiap hari, rata-rata dia mendapatkan uang Rp100 ribu -- belum dipotong biaya makan dan rokok. Penghasilan paling kecil yang pernah dia peroleh Rp50 ribu dan paling gede Rp150 ribu.
Berita Terkait
-
Tragedi Cemburu di Kolong Jembatan, Manusia Silver Tikam Pria karena Istri Siri
-
Tragis! JK Ditusuk Manusia Silver di Kolong Jembatan, Begini Kronologi dan Motifnya!
-
Pramono Sebut Pengemis hingga Manusia Silver Betah di Panti Sosial: Seperti Rumah
-
Manusia Silver Disorot Media Korea: Disebut Cermin Wajah Kemiskinan Indonesia?
-
Aksi Heroik Manusia Silver Tambal Jalan Berlubang, Publik: Bupatinya ke Mana?
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
-
Mengapa Jakarta Selatan Kembali Terendam? Ini Penyebab 27 RT Alami Banjir Parah
-
Korupsi Pertamina Makin Panas: Pejabat Internal Hingga Direktur Perusahaan Jepang Diinterogasi
-
Mengapa Kemensos Gelontorkan Rp4 Miliar ke Semarang? Ini Penjelasan Gus Ipul soal Banjir Besar
-
Soal Progres Mobil Nasional, Istana: Sabar Dulu, Biar Ada Kejutan
-
Kenapa Pohon Tua di Jakarta Masih Jadi Ancaman Nyawa Saat Musim Hujan?
-
Tiba di Korea Selatan, Ini Agenda Presiden Prabowo di KTT APEC 2025
-
Wakapolri Ungkap Langkah Pembenahan Polri: Aktifkan Pamapta dan Modernisasi Pelayanan SPKT
-
Pernah Jadi Korban, Pramono Anung Desak Perbaikan Mesin Tap Transjakarta Bermasalah
-
Skandal Whoosh Memanas: KPK Konfirmasi Penyelidikan Korupsi, Petinggi KCIC akan Dipanggil
-
Formappi Nilai Proses Etik Lima Anggota DPR Nonaktif Jadi Ujian Independensi MKD