Suara.com - Pandemi corona hampir melanda seluruh belahan dunia. Bagi beberapa orang, secara ekonomi bisa jadi tak terganggu, tapi bagi mayoritas, pandemi amat berpengaruh tak hanya secara kesehatan tapi juga ekonomi.
Pekerjaan hilang, jualan yang tak menentu akibat kebijakan pengetatan sosial, menjadikan sebagian warga harus memutar otak demi memenuhi kebutuhan uang yang berujung korban rentenir.
Melansir laman VOA Indonesia, Selasa (3/8/2021), Noradhiah dan Shahirah, bukan nama sebenarnya, cemas menghadapi ancaman penagih utang. Mereka berutang setara hampir $1.000 atau sekitar Rp 14 juta lebih.
Masalah mereka dimulai beberapa bulan lalu setelah meminjam sekitar $ 4.000 (sekitar Rp 57 juta lebih) dari orang yang mereka kira adalah badan yang resmi memberi pinjaman uang.
Setelah mengembalikan lebih dari dua kali lipat jumlah utang, mereka terus ditagih. Ketika mereka menolak membayar, kaki tangan rentenir itu mengancam merusak rumah mereka sehingga membuat kedua wanita itu, stress.
“Kurang tidur, tidak nafsu makan, selalu cemas, dan bahkan berat badan saya turun,” kata Shahirah merunut laporan VOA.
Dalam setahun ini, organisasi nonpemerintah, Asosiasi Konsumen Muslim Malaysia, setiap hari menerima sekitar 25 kasus baru korban rentenir, yang meminta bantuan. Jumlah itu naik 30% dari sebelum pandemi.
Ketua Asosiasi Konsumen Muslim Malaysia Nadzim Johan mengatakan, “Ini situasi yang membuat putus asa, membuat frustrasi.”
Orang-orang dengan beragam kelas ekonomi menjadi korban rentenir, setelah meminjam kurang dari $100 sampai lebih dari $1 juta. Pada kontrak tertera bunga mulai kurang dari 10% per bulan. Tetapi dalam syarat dan ketentuan, yang ditulis dengan huruf sangat kecil, disebutkan bahwa bunga itu bisa naik hingga lebih dari 10% per minggu ditambah biaya tambahan. Kalau korban tidak mau membayar, rentenir terkadang merusak rumah dan mobil atau bahkan mengerahkan ‘tukang pukul.’
Baca Juga: Gara-gara Rentenir, Satu Kampung di Bandung Di-Lockdown
“Mereka menggunakan rasa takut untuk menagih utang, menekan sekuat mungkin, supaya bisa mendapat sebanyak mungkin,” tambah Nadzim.
Noradhiah dan Shahirah meminta bantuan Asosiasi Konsumen Muslim Malaysia karena sadar bahwa mereka berada dalam jerat utang dan sangat ingin bebas. “Berapa pun yang kami bayar, tidak akan cukup. Mereka terus menagih, meminta lagi. Mereka akan menghitung, menyebut angka, dan meminta kami membayar,” imbuh Shahirah.
Untuk membantu korban keluar dari jerat itu, Asosiasi Konsumen Muslim Malaysia biasanya membujuk rentenir agar menerima 25 hingga 50% dari jumlah yang mereka minta.
Noradhiah dan Shahirah mampu mengakhiri mimpi buruk mereka dengan membayar sekitar $250 dari tagihan $1.000. Mereka berdua menyadari seharusnya meminjam dari bisnis yang sah. Ini adalah pil pahit yang harus mereka dan banyak orang lain, telan. (Sumber: VOA Indonesia)
Berita Terkait
-
Ketampanan Anak Sambung 'Diklaim' Malaysia, Sonny Septian: Anak Kami Asli Indonesia
-
Nama Lengkap Terungkap, Eks Pramugari Mendadak Trending di Media Sosial
-
Proyek LRT 3 Malaysia Runtuh, Seorang Pekerja Tewas Tertimpa Perancah
-
Ada Sesosok Menyeramkan Datang ke Pusat Vaksin Covid-19, Bikin Heboh Warga
-
Sempat Kabur ke Malaysia, DPO Kasus Korupsi Dana Desa Ditangkap
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
Terkini
-
Grebek Jaringan Online Scam, Otoritas Myanmar Tangkap 48 WNI
-
Prabowo dan Dasco Bertemu di Istana: Bahas Kesejahteraan Ojol hingga Reforma Agraria
-
Bobby Nasution Tak Kunjung Diperiksa Kasus Korupsi Jalan, ICW Curiga KPK Masuk Angin
-
Kontroversi 41 Dapur MBG Milik Anak Pejabat di Makassar, Begini Respons Pimpinan BGN
-
Buntut Putusan MK, Polri Tarik Irjen Argo Yuwono dari Kementerian UMKM, Ratusan Pati Lain Menyusul?
-
Halim Kalla Diperiksa 9 Jam Terkait Korupsi PLTU Mangkrak Rp1,35 Triliun
-
Cegah Lonjakan Harga Jelang Nataru, Prabowo Minta Ganti Menu MBG dengan Daging dan Telur Puyuh
-
Cegah Inflasi Akibat MBG, Pemerintah Rencanakan Pembangunan Peternakan dan Lahan Pertanian Baru
-
Remaja Perempuan Usia 15-24 Tahun Paling Rentan Jadi Korban Kekerasan Digital, Kenapa?
-
Vonis Tiga Mantan Bos, Hakim Nyatakan Kerugian Kasus Korupsi ASDP Rp1,25 Triliun