Suara.com - Sejumlah politisi di Dewan Perwakilan Rakyat Pusat dan Daerah (DPR dan DPRD) mendukung upaya pemerintah menciptakan kultur sekolah yang toleran dan menciptakan persatuan. Anggota parlemen sepakat untuk terus mengatasi intoleransi, radikalisme, dan lemahnya kolaborasi di dunia pendidikan.
Sebagai langkah awal, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar Survei Lingkungan Belajar di berbagai Sekolah Penggerak. Survei ini merupakan satu dari tiga bagian Program Asesmen Nasional bersama dengan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan Survei Karakter.
Survei Lingkungan Belajar menghasilkan data tentang iklim keamanan dan iklim kebinekaan di sekolah yang merupakan prakondisi terjadinya pembelajaran. Selain itu, survei tersebut juga mengukur kualitas pembelajaran dari perspektif siswa, guru, dan kepala sekolah.
"Saya harap survei ini lebih komprehensif menjangkau outcome, benefit dan impact-nya untuk masyarakat dan negara. Survei ini diharapkan menjadi pemecah masalah dan komisi X siap mendukung," ujar Anggota Komisi X DPR, Zainuddin Maliki dalam sebuah diskusi, ditulis Jumat (6/8/2021).
Menurut Politisi Partai Amanat Nasional ini, masih terdapat mispersepsi di masyarakat yang menerima potongan-potongan survei yang dianggap tendesius dan bernada politik.
Namun, dengan penjelasan yang ada, mispersepsi bisa dikurangi. Ia pun menegaskan Survei Lingkungan Belajar, tidak hanya berhenti di output yang bersifat jangka pendek, tetapi bisa menciptakan outcome yang memberi dampak jangka panjang.
"Yang terpenting harus perhatikan cara mengemasnya, jangan bias dan jangan menggiring. Itu harus dihindari. Ini masalah sensitif. Kalau substansinya sudah OK," jelasnya
Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Daniel Rohi juga menyampaikan dukungannya terhadap Survei Lingkungan Belajar. Menurut dia, survei bisa dijadikan dasar dalam pembuatan kebijakan ke arah perbaikan yang tepat.
“Sekolah berfungsi sebagai almamater untuk menghasilkan insan unggul dengan jiwa nasionalis, berkarakter kompeten dan adaptif dalam perubahan. Selain itu sebagai pemecah masalah dalam memudarnya wibawa negara, lemahnya daya saing dan meningkatnya perilaku intoleransi dan persatuan bangsa,” tegas Daniel.
Baca Juga: Siap Terima Keluhan Soal Belajar Daring, Disdik Samarinda: Di WhatsApp Saya Juga Tidak Apa
Survei Lingkungan Belajar sangat menarik karena mampu mendapatkan gambaran iklim sekolah dan kualitas proses pembelajaran. Survei ini juga penting dan tepat untuk memotret kondisi lingkungan sekolah sebagai bahan pembuatan kebijakan dan perbaikan.
Menurut Daniel, sekolah harus menjadi tempat merefleksikan kemajemukan dan multi budaya sehingga lingkungannya perlu terus dikembangkan menjadi sehat dan kondusif bagi terciptanya suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan.
Lingkungan yang baik, kata dia, akan membuat output yang baik baik sosial maupun fisik. Sosial seperti kepala sekolah, pendidik, siswa dan tradisi di sekolah. Adapun fisik berupa kurikulum, sarana prasarana, keuangan, dan manajemen.
Survei merupakan bagian dari Asesmen Nasional untuk memperbaiki mutu pendidikan. Daniel menjelaskan subtansi pertanyaan dalam survei lingkungan belajar relevan.
Kendati begitu, ia berjanji akan terus memberikan masukan dan kritik konstruktif untuk memastikan Survei Lingkungan Belajar memberikan dampak positif.
“Lingkungan sekolah perlu terus dikembangkan agar menjadi sehat dan kondusif bagi terciptanya suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan,” pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
Terkini
-
Motif Pelaku Mutilasi Istri Pegawai Pajak Manokwari, Minta Tebusan ke Suami Korban Lewat IG
-
Nekat Mutilasi Istri Pegawai Pajak Demi Judi Online, Pelaku Terancam Hukuman Mati
-
Detik-detik Grandmax Bawa Rp5,2 Miliar Terbakar di Polman, Uang ATM Rp4,6 M Hangus
-
Ribka Tjiptaning Dilaporkan ke Polisi, Data Kedubes AS Ungkap Dugaan Pembantaian Massal
-
Bikin Laporan ke Bareskrim, Bule Rusia Polisikan Dua Akun Medsos Diduga Penyebar Fitnah
-
Tunda Kenaikan Tarif Parkir, DPRD Minta Pemprov DKI Benahi Kebocoran PAD Rp1,4 Triliun
-
Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Kembali Terjadi, BGN Janji Benahi Sistem Pengawasan
-
Gerindra Tagih Pramono Anggaran Perbaikan SDN 01 Pulau Harapan: Jangan Cuma Janji!
-
Perti Dukung Penuh Kebangkitan PPP di Bawah Kepemimpinan Mardiono
-
KPK Buka Penyelidikan Baru, BPKH Klarifikasi Soal Layanan Kargo Haji