Suara.com - Beredar unggahan menampilkan foto baliho politisi yang dipasang berdampingan. Terpampang baliho bergambar Puan Maharani dan Airlangga Hartarto dipasang berdampingan.
Unggahan tersebut dibagikan oleh akun Twitter @sociotalker, Sabtu (7/8/2021).
"Bertarunglah di baliho ketika kamu keok di pertarungan kinerja," tulis akun tersebut, dikutip Suara.com.
Dalam video tersebut, terlihat dua baliho terpasang berdampingan di ruas jalan.
Diketahui lokasi baliho tersebut berada di daerah Malang, Jawa Timur.
Tampak terpampang dengan jelas foto Puan Maharani dengan latar belakang merah. Sementara baliho Airlangga Hartarto berwarna kuning.
Kedua baliho tersebut tampak dipasang dengan ukuran yang cukup besar.
Tak hanya itu, kedua baliho itu hampir memiliki jarak yang berdekatan.
Pemandangan itupun membuat warganet ikut memberikan komentarnya.
Baca Juga: Gadis Ini Pilih Bekerja Jadi Tukang Tambal Ban usai Lulus SMA, Kisahnya Viral
Beberapa warganet ikut memberikan respon dan tanggapannya. Mereka bahkan menyoroti soal desain baliho tersebut.
"Warnanya bagus ya. Mungkin akan lebih bagus lagi kalau ada wrna lain dengan dimensi baliho yang sama," balas warganet.
"Yang kiri desainnya boomer banget, yang kanan desain udah nggak boomer tapi pose fotonya boomer," timpal warganet.
"Bertarunglah di baliho ketika sudah tidak ada yang bisa dikompetisikan dari dirimu," kata warganet lain.
"Kurang satu warna ijo, biar jadi bangjo," komentar warganet lainnya.
Marak Baliho Tokoh Parpol, Pelaku Usaha Advertising di Malang Akui Nasibnya Terselamatkan
Nasib perusahaan atau pelaku usaha advertising terselamatkan berkat maraknya tokoh partai politik (parpol) memasang baliho, tak terkecuali di Malang, Jawa Timur. Padahal mereka hampir saja kolaps dihantam pandemi Covid-19.
Ya, belakangan ini beberapa sudut utama Kota Malang terpapang besar wajah sejumlah tokoh parpol. Paling mendominasi adalah tokoh PDIP Puan Maharani dan tokoh Golkar Airlangga Hartarto. Bahkan kedua figur yang konon bakal maju Pilpres 2024 itu berdampingan di kawasan Jalan Soekarno-Hatta, Kota Malang.
Bos Perusahaan Advertising Jade Indopratama, Rachmad Santoso mengaku mendapat berkah dari maraknya fenomena elit parpol pasang baliho tersebut.
"Pastinya begitu (berkah bagi perusahaan advertising). Terus terang, sebenarnya mereka-mereka (figur parpol yang memasang baliho) ini menyelamatkan omzet para pemilik reklame di situasi Covid-19 seperti ini," ujarnya mengutip dari TIMES Indonesia, Jumat (6/8/2021).
Ia juga mengakui perusahaannya terselamatkan.
"Aktivasi billboard dengan konten sosok atau tokoh (parpol) ini bagi kami sebuah berkah. Dengan orderan dari mereka, ini bisa menyelamatkan perusahaan," ungkapnya.
Ia menambahkan, tidak hanya perusahaan saja yang terselamatkan, karyawannya juga mendapat berkah.
"Ya dengan orderan mereka, kita bisa menggaji karyawan yang kemarin hampir di ujung tanduk," imbuhnya.
Rachmad mengaku, sebenarnya ia pun tak mengerti maraknya baliho saat ini bisa menjadi viral dan dibahas oleh banyak orang.
Padahal, lanjut Rachmad, seharusnya semua orang pasti sangat paham bahwa beberapa tahun jelang Pemilu, baik Pilkada sampai Pilpres, pasti akan melakukan promosi melalui baliho yang dilakukan secara masif.
"Mungkin saja karena bersamaan dengan PPKM ini. Tapi setahu saya, mereka mulai memasang billboard ini sebelum PPKM. Kemudian, karena kami membuat kontraknya sebelum PPKM, dengan kontrak bulanan, jadi sisa masa kontraknya ini berhimpitan dengan PPKM. Dari situ dibahaslah dengan kaitan situasi sekarang," terangnya.
Dengan itu, terkadang, kata Rachmad, beberapa perusahaan advertising pun juga dituduh atau ikut dikritisi dengan berbagai bahasan ini itu yang enggan ia contohkan.
"Model bisnisnya menyewakan billboard. Kalau menyewakan, artinya kami ini juga mencetakkan gambar. Sedangkan desain dan konten ya dari mereka. Kami hanya cetak, masang dan melakukan perawatan. Sehinga kadang kita (pemilik reklame) dituduh begini begitu, wah repot kami sebenarnya," jelasnya terkait maraknya baliho figur parpol.
Berita Terkait
-
Puan Maharani Kritik Kebijakan Jokowi, Novel Bamukmin: Mereka Lagi Main Drama
-
Heboh Pemotor Terlempar dari Motor Tanpa Senggolan dengan Pengendara Lain, Ngeri!
-
Gadis Ini Pilih Bekerja Jadi Tukang Tambal Ban usai Lulus SMA, Kisahnya Viral
-
Viral Pedagang Nasi Goreng Paling Presisi, Bahan-bahan Ditimbang Sebelum Dimasak
-
Warung Kemalingan, Pemilik Justru Beri Hadiah Satu Karung Beras untuk Pencurinya
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Dicibir Makin Liar Usai Copot Hijab, Olla Ramlan: Hidup Harus Selalu...
Pilihan
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
Terkini
-
Panglima TNI Beberkan Alasan TNI Tambah Alutsista Baru, 'Harimau Besi' yang Mengerikan!
-
Jokowi Perintahkan Relawan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Loyalis Malah Beri Jawaban Menohok?
-
Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
-
Minta Satpol PP Tak Pakai Kekerasan, Mendagri Tito: Biar Didukung Publik
-
Anak Mantan Bupati Koruptor Kini Dipecat PDIP: Jejak Skandal DPRD Viral "Rampok Uang Negara"
-
7 Klausul Surat Perjanjian MBG SPPG Sleman: dari Rahasiakan Keracunan hingga Ganti Rugi Rp80 Ribu
-
Tiga Kecelakaan Transjakarta dalam Sebulan, Pemprov DKI Fokus Perbaikan Human Factor
-
Serangan Roy Suryo! Sebut Ijazah S1 Gibran Palsu Beli di Website, Samakan IQ Rendah dengan Jokowi
-
Sinyal Retak? Jokowi Perintahkan Dukung Gibran 2 Periode, GCP Balas Telak: Wapres Tak Harus Dia!
-
Adian Napitupulu Minta Kewenangan BAM DPR Ditambah, Biar Bisa Panggil Pejabat Bermasalah