Suara.com - Banyak cerita perjumpaan di jalan raya yang ditemui komunitas Patwal Ambulance Depok (P.A.D.E) -- gerakan kemanusiaan yang bekerja di ranah pengawalan mobil ambulans menuju rumah sakit atau Tempat Pemakaman Umum (TPU). Tentunya, banyak peristiwa yang harus mereka hadapi, misalnya membelah kemacetan jalan raya Ibu Kota agar mobil ambulans dapat jalan hingga dengan pengendara lainnya.
Ketua Umum P.A.D.E, Sank Putra Rochutomo (34) bercerita, maksimal ada enam unit sepeda motor untuk melakukan pengawalan terhadap mobil ambulans. Merujuk pada Standar Operasional Prosedur (SOP), nantinya ada dua unit sepeda motor yang akan berada di depan ambulans.
Kemudian, akan ada dua unit sepeda motor yang akan bersiaga di belalang mobil ambulans. Dua unit sepeda motor sisanya akan bertugas sebagai tim penutup jalan jika ambulans melewati jalur-jalur seperti lampu merah atau persimpangan jalan.
"Kalau untuk pengawalan, kami maksimal itu satu unit enam kendaraan. Jadi SOP-nya dua motor di depan, dua jadi tutup jalan atau bloker, dua lagi di belakang ambulans," kata Putra saat dijumpai Suara.com, Senin (9/8/2021) malam.
Jalan raya kerap memberikan hal-hal terduga bagi para punggawa P.A.D.E yang bertugas melakukan pengawalan. Selain kemacetan, terkadang pos penyekatan kerap menghambat sejumlah kegiatan pengawalan baik menuju rumah sakit maupun TPU.
Terhitung sejak 3 Juli 2021, pemerintah menerapkan kebijakan PPKM Darurat dan sempat berubah nama menjadi PPKM Level 4. Teranyar, kebijakan tersebut kembali diperpanjang selama sepekan hingga 16 Agustus 2021 mendatang.
Pada awal penerapan kebijakan tersebut, banyak titik yang dijadikan pos penyekatan seperti di Lenteng Agung maupun Mampang. Tak jarang, para pengawal ambulans harus berputar balik dan mencari jalan lain.
"Terus di PPKM ada pula yang disuruh putar balik, jadi kami teman-teman yang kawal putar balik tapi ambulans boleh lewat," sambung Putra.
Perjumpaan dengan Pengendara Lain
Baca Juga: Lihai Menembus Macet, Cerita Orang-orang yang Ikhlas Kawal Ambulans Covid Demi Kemanusiaan
Jalan raya, kerap menghadirkan hal-hal tidak terduga. Pengguna jalan, baik pengendara kendaraan roda dua maupun empat mempunyai karakter dan sifat yang berbeda dalam melihat mobil ambulans yang melintas.
Putra mengakui, para personel P.A.D.E kerap berhadapan dengan masyarakat yang tidak senang dengan aktivitas pengawalan mobil ambulans. Terkadang, orang-orang memberi citra buruk bagi para pengawal mobil ambulans.
Misalnya saja, ada pengguna jalan yang memandang kegiatan pengawalan mobil ambulans sebagai tingkah yang arogan. Hal itu terjadi lantaran para pengawal mobil ambulans kerap meminta para pengguna jalan lainnya untuk memberikan jalan bagi mobil ambulans menuju rumah sakit maupun TPU.
"Ada juga masyarakat yang tidak senang dengan aksi kami. Tapi kembali lagi, pada saat pengawalan, ada satu anggota kami yang bertugas mendekati masyarakat berikan pengertian dengan cara bicara baik-baik," beber Putra.
Anggota P.A.D.E lainnya, Abdul Rochim Al Aziz (29) turut menjumpai banyak peristiwa ketika dirinya bertugas mengawal mobil ambulans. Pria yang berprofesi sebagai security itu tak jarang harus melakukan komunikasi dengan pengguna jalan lainnya.
"Kami sih minta pengertian ke pengendara lain secara halus dan pelan-pelan, misalnya kami minta untuk menepi," ungkap Aziz.
Berita Terkait
-
Lihai Menembus Macet, Cerita Orang-orang yang Ikhlas Kawal Ambulans Covid Demi Kemanusiaan
-
Permintaan Ambulans dan Olah Limbah Medis Selter Meningkat, Jogja Dapat Tambahan Rp1,3 M
-
Pria Ini Tawarkan Jasa Antar Jemput Pasien Covid-19 Gunakan Mobil Pribadi, Tarif Sukarela
-
Perampok Petugas Ambulans COVID-19 Ditembak, Polisi Ultimatum Para Buronan
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Dean James Cetak Rekor di Liga Europa, Satu-satunya Pemain Indonesia yang Bisa
-
Musim Hujan Tiba Lebih Awal, BMKG Ungkap Transisi Musim Indonesia Oktober 2025-2026
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
Terkini
-
PLTS Terapung Kapasitas 92 MWp di Waduk Saguling Tengah Digarap PLN, Jadi Solusi Energi Bersih
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 3 Oktober 2025: Jawa dan Bali Dominan Berawan
-
KPK: Eks Ketua DPRD Jatim Kusnadi Diduga Terima Rp 79,7 Miliar dari Kasus Dana Hibah
-
Mengenal Kapal Flotilla yang Bawa Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza Tapi Disergap Tentara Israel
-
Bukan Mengada-Ada, Polisi Ungkap Alasan Kondom Jadi Bukti di Kasus Kematian Arya Daru
-
BRI Catat Serapan FLPP Tertinggi, Menteri PKP Apresiasi Dukungan untuk Rumah Subsidi
-
Kepala BGN: Dampak Program MBG Nyata, Tapi Tak Bisa Dilihat Instan
-
Musim Hujan Tiba Lebih Awal, BMKG Ungkap Transisi Musim Indonesia Oktober 2025-2026
-
Rocky Gerung: Program Makan Bergizi Gratis Berubah Jadi Racun karena Korupsi
-
Keputusan 731/2025 Dibatalkan, PKB: KPU Over Klasifikasi Dokumen Capres