Suara.com - Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP Gilbert Simanjuntak menilai predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang diraih Pemprov DKI selama empat tahun berturut-turut tidak menjamin bebas korupsi. Apalagi belakangan, terungkap beberapa kali Pemprov DKI melakukan pemborosan anggaran.
Padahal, kata Gilbert, opini WTP bisa diraih setelah Pemprov DKI mengikuti segala aturan pembukuan yang dibuat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Namun, BPK sendiri malah menemukan kejanggalan seperti pemborosan dan kelebihan pembayaran.
"Temuan lebih bayar oleh BPK di 10 proyek DKI menimbulkan pertanyaan kenapa opini WTP bisa keluar," ujar Gilbert kepada wartawan, Rabu (11/8/2021).
Gilbert menyebut selama ini BPK hanya melakukan audit umum sebelum memberikan predikat WTP. Padahal, katanya, seharusnya dilakukan pemeriksaan rinci kepada laporan keuangan tiap tahunnya.
"Audit umum dilakukan dengan metode sampling, tidak total diperiksa. Objek 100 persen tidak diperiksa semua, tetapi di sampling sekian persen saja sebagai gambaran keseluruhan, mirip statistik," katanya.
Karena metode yang digunakan, potensi kejanggalan terlewat bisa saja terjadi. Dia mencontohkan, jika kasus terjadi di bulan Agustus, tapi BPK hanya mengambil sampel di bulan September.
"Seandainya korupsi Damkar di Jakarta Selatan, lalu yang di sampling wakil DKI adalah Damkar Jakarta Timur, maka korupsi/kecurangan," katanya.
Selain itu, pengambilan sampel ini juga bergantung pada integritas petugas BPK. Jika temuan kejanggalan itu tak menjadi sampel pertimbangan, maka WTP akan mudah diberikan.
"Ini memerlukan penjelasan terbuka oleh Gubernur melalui hak bertanya (interpelasi) oleh DPRD DKI," katanya.
Baca Juga: MAKI Bersiap Gugat Puan Maharani Terkait Seleksi Calon Anggota BPK RI
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta
-
Wamen Dzulfikar: Polisi Aktif di KP2MI Strategis Perangi Mafia TPPO
-
Anggota DPR Ini Ingatkan Bahaya Pinjol: Banyak yang Ngira Itu Bisa Selesaikan Masalah, Padahal...
-
Gibran Wakili Prabowo di Forum KTT G20, DPR: Jangan Cuma Hadir, Tapi Ikut Dialog
-
Mahfud MD Sebut Prabowo Marah di Rapat, Bilang Bintang Jenderal Tak Berguna Jika Tidak Bantu Rakyat
-
RUU PPRT 21 Tahun Mandek, Aktivis Sindir DPR: UU Lain Kilat, Nasib PRT Dianaktirikan
-
KSPI Desak RUU PPRT Disahkan: Pekerja yang Menopang Ekonomi Justru Paling Diabaikan