Suara.com - Para ahli Kementerian Kesehatan Israel pada Kamis (12/8) merekomendasikan penurunan dari 60 tahun menjadi 50 tahun usia minimum kelayakan untuk menerima suntikan penguat vaksin COVID-19, dengan harapan dapat mengekang peningkatan infeksi varian Delta.
Langkah panel penasihat itu, yang mengikuti seruan Perdana Menteri Naftali Bennett untuk memperluas kampanye vaksin penguat Israel, masih harus disetujui oleh direktur Kementerian Kesehatan.
Tetapi, setidaknya dua penyedia layanan kesehatan utama telah mengatakan bahwa mereka pada Jumat akan mulai menjadwalkan janji temu bagi orang-orang dalam kelompok usia 50-59 tahun untuk mendapatkan dosis ketiga vaksin Pfizer/BioNTech.
Pada akhir 2020, populasi Israel yang sudah menerima dua suntikan vaksin Pfizer mencapai 60 persen.
Setelah gerakan vaksinasi itu sukses dilancarkan, kasus harian baru COVID-19 turun dari lebih 10.000 pada Januari menjadi satu digit pada Juni.
Tapi dengan penyebaran varian Delta di seluruh dunia, infeksi baru melonjak di Israel, mencapai 5.946 kasus pada Senin (9/8), dan penyakit-penyakit serius juga meningkat.
Dua minggu lalu, warga Israel berusia 60 tahun ke atas mulai menerima suntikan penguat.
Gerakan itu secara efektif mengubah Israel menjadi tempat pengujian sebelum persetujuan dosis ketiga dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS.
Lebih dari 700.000 manula di Israel telah menerima suntikan ketiga.
Baca Juga: Miris! Keluarga Palestina Terpaksa Hancurkan Rumah Sendiri Agar Tak Diambil Pemukim Israel
"Saya memuji tim ahli yang menangani pandemi karena membuat keputusan yang tepat untuk kesehatan warga Israel," kata Bennett dalam sebuah pernyataan, Kamis malam. "Saya meminta semua orang yang berusia di atas 50 tahun untuk mengantre besok pagi. Ikuti vaksinasi."
Sebuah survei awal menunjukkan bahwa kebanyakan orang yang menerima dosis vaksin ketiga merasakan efek samping yang serupa atau lebih sedikit daripada yang mereka rasakan setelah menerima suntikan kedua. [Antara/Reuters]
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
Terkini
-
Usai Dipecat PDIP, Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin yang 'Mau Rampok Uang Negara' Bakal di-PAW
-
Siapa Bupati Buton Sekarang? Sosoknya Dilaporkan Hilang di Tengah Demo, Warga Lapor Polisi
-
Stok Beras Bulog Menguning, Komisi IV DPR 'Sentil' Kebijakan Kementan dan Bapanas
-
Prabowo Terbang ke Jepang, AS, hingga Belanda, Menlu Sugiono Beberkan Agendanya
-
Jokowi Gagas Prabowo - Gibran Kembali Berduet di 2029, Pakar: Nasibnya di Tangan Para "Bos" Parpol
-
Pidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Mengulang Sejarah Perjuangan Diplomasi Prof Sumitro
-
Prabowo Ubah IKN jadi Ibu Kota Politik Dinilai Picu Polemik: Mestinya Tak Perlu Ada Istilah Baru!
-
11 Tahun DPO hingga Lolos Nyaleg, Jejak Litao Pembunuh Anak Ditahan usai Jabat Anggota DPRD
-
Apa Itu Tax Amnesty? Menkeu Purbaya Sebut Tidak Ideal Diterapkan Berulang
-
Sebut Hasil Rekrutmen Damkar Diumumkan Pekan Depan, Pramono: Saya Minta Jangan Terlalu Lama