Suara.com - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia mengatakan, sudah membuka komunikasi dengan Taliban, yang secara de facto kini menguasai Afghanistan, dan bahkan sudah mendapat jaminan bagi keamanan kompleks kedutaan dan staf diplomatik Indonesia.
Melansir laman VOA Indonesia, Selasa (17/8/2021), Juru Bicara Kemenlu T. Faizasyah mengatakan “komunikasi dengan Taliban merupakan suatu keniscayaan,” dan memastikan bahwa Indonesia memang telah membuka komunikasi dengan kelompok gerilyawan itu.
Ditambahkannya, “sudah ada jaminan dari Taliban untuk pengamanan kompleks gedung KBRI dan wisma.”
Sebelumnya dalam pernyataan tertulisnya, Kemlu menyatakan “memantau secara dekat perkembangan yang sangat cepat yang terjadi di Afghanistan” dan berharap segera dicapainya penyelesaian politik yang “Afghan-owned, Afghan-led” atau yang dipimpin dan dilakukan sendiri oleh Afghanistan.
Kemlu juga menyatakan terus melakukan komunikasi dengan semua pihak di Afghanistan dan perwakilan PBB, serta perwakilan asing di negara itu.
Taliban Kuasai Ibu Kota Kabul
Seiring finalisasi penarikan pasukan Amerika dan NATO menjelang tenggat 31 Agustus, Taliban dengan cepat menguasai sejumlah ibu kota propinsi; dan hari Minggu lalu (15/8) mulai memasuki Kabul. Beberapa petikan video menunjukkan pejabat-pejabat tinggi Taliban masuk ke Istana Kepresidenan di Kabul, sementara gerilyawan lain mengambil posisi di sejumlah lokasi strategis di kota itu.
Juru Bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, Minggu sore mengukuhkan bahwa para gerilyawan diarahkan untuk menjaga pos keamanan dan instalasi lain di Kabul guna “mencegah kekacauan dan penjarahan setelah pasukan Afghanistan meninggalkan lokasi itu.” Ia juga mendesak warga untuk tetap tenang, dan mengatakan langkah-langkah itu justru untuk menjamin keamanan masyarakat.
Presiden Ashraf Ghani yang sehari sebelumnya sempat merilis video untuk berusaha menenangkan warga, dikabarkan telah terbang ke luar negara itu.
Baca Juga: Foto Satelit dari Luar Angkasa Bagikan Penampakan Kondisi Bandara Afghanistan
Indonesia Tetap Operasikan Misi Diplomatik
Kemlu RI dalam pernyataan tertulisnya mengatakan bahwa “misi KBRI Kabul akan tetap dijalankan dengan tim esensial terbatas.”
Seorang diplomat di KBRI Kabul, yang identitasnya dirahasiakan karena tidak berwenang memberi penjelasan kepada pers, mengatakan hingga saat ini masih ada empat diplomat dan sekitar 14 staf, termasuk staf lokal yang bertahan di kompleks kedutaan.
Ia mengatakan pada hari Senin ini (16/8) situasi di Kabul mulai sepi karena warga lebih memilih tinggal di dalam rumah. “Ada perasaan tidak aman karena khawatir dengan keberadaan kelompok-kelompok kriminal yang memanfaatkan situasi. Kita tidak bisa membedakan mana yang Taliban, mana yang bukan. Khawatir dirampok atau dijarah, jadi warga memilih tinggal di rumah,” ujarnya. Ditambahkannya, “Taliban menetapkan waktu tiga hari untuk tidak melakukan aktivitas.”
Keselamatan WNI Jadi Prioritas
Sementara terkait warga negara Indonesia (WNI) di Afghanistan, dalam pertemuan virtual 14 Agustus lalu diketahui ada 15 WNI yang melaporkan masih berada dalam “kondisi baik dan aman.” Mereka umumnya bekerja di badan PBB dan menikah dengan warga setempat.
Berita Terkait
-
Foto Satelit dari Luar Angkasa Bagikan Penampakan Kondisi Bandara Afghanistan
-
Taliban Rebut Kekuasaan, Mimpi Atlet Afghanistan Ikut Paralimpiade Tokyo Musnah
-
Kabul Mencekam, Selandia Baru dan Australia akan Evakuasi Puluhan Warga Afghanistan
-
Atlet Afghanistan Batal Berlaga di Paralimpiade Tokyo
-
Presiden Afghanistan Tinggalkan Kabul, Rusia Buka Komunikasi dengan Taliban
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu