Suara.com - Hingga saat ini, nilai empati terhadap hak asasi manusia di Indonesia masih kurang. Padahal, tahun ini Indonesia sudah 76 tahun merdeka. Kondisi tersebut mengakibatkan sulitnya mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi Rakyat Indonesia.
Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Ketua Eksternal Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Amiruddin Al Rahab.
"Kita melewati waktu yang cukup panjang, mengurus bangsa atau negara tanpa empati yang cukup atau empatinya sangat sedikit kepada mereka yang dirugikan," kata Amiruddin dalam diskusi virtual bertajuk "76 Tahun Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif HAM", Rabu (18/8/2021).
Ucapan Amiruddin tersebut tidak terlepas dari banyaknya laporan atau pengaduan yang dilakukan oleh masyarakat kepada Komnas HAM.
Laporan yang diterima memang beragam, namun sebagian besar kasus yang diadukan itu mencerminkan kurangnya empati antar sesama manusia.
Padahal, menurutnya, kalau empati itu bisa muncul di kehidupan masyarakat atau pengambil kebijakan, maka mungkin akan ada banyak kebijakan yang lebih berpihak kepada keadilan dan kemakmuran.
"Tanpa empati membuat orang dalam menjalankan kekuasaanya bisa menciderai hak-hak rakyat," ujarnya.
Ke depannya, Amiruddin mewakili Komnas HAM akan lebih berupaya untuk mengajar banyak pihak kalau HAM itu merupakan instrumen hukum.
Selain itu, Komnas HAM juga ingin mengajarkan kepada masyarakat bagaimana HAM menjadi salah satu bagian dari upaya penaatan hidup di Indonesia yang majemuk.
Baca Juga: Soal Temuan 11 Pelanggaran HAM dalam TWK, Begini Reaksi Pimpinan KPK
"Tanpa masyarakat yang menghargai HAM tentu kberagaman dan kebhinekaan kita ini akan menjadi beban, tapi kalau kita mampu menempatkan HAM sebagai pedoman kita dalam membangun hidup bersama, kebhinekaan ke depan akan menjadi kekuatan yang jauh lebih luar biasa. Untuk apa? Untuk mencapai adil dan makmur tadi."
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Apa Kabar Janji 50 Juta Per RT di Malang ?
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Di Hadapan Mahasiswa Unpad, Pramono Anung Tegaskan Pemimpin Tak Boleh Tersulut Emosi
-
Sule Kena Tilang Saat Bawa Double Cabin, Dishub DKI: Sudah Sesuai Prosedur
-
Gibran Disebut Cawapres Prabowo Lagi di 2029, PSI: Pernyataan Jokowi Powerfull
-
Tangis Nanik Deyang Minta Maaf soal Kasus Keracunan MBG Tuai Pro Kontra
-
PBNU Desak Penetapan Tersangka Korupsi Kuota Haji, KPK Sebut Pemeriksaan Masih Intensif
-
Apa Itu Cassandra Paradox? Bikin Rocky Gerung Walkout dari Talkshow dengan Relawan Jokowi
-
Isyana Bagoes Oka Dikabarkan Jadi Wakil Ketua Umum PSI, Kaesang Siap Umumkan
-
SMAN 62 Pastikan Farhan Masih Berstatus Siswa Aktif Meski Ditahan Polisi
-
Kementerian BUMN Bakal Tinggal Kenangan, Ingat Lagi Sejarahnya Sebelum Dihapus
-
Minta KPK Segera Tetapkan Tersangka Kasus Haji, Awan PBNU: Jangan Digoreng Ngalor Ngidul