Suara.com - Kedutaan Afghanistan di Tajikistan menurunkan foto Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan menggantinya dengan foto Amrullah Saleh yang menyatakan dirinya sebagai pengganti Presiden Afghanistan.
Menyadur India TV News Kamis (19/08), kedutaan Afghanistan di Tajikistan meminta interpol untuk menahan Ghani dan pembantunya, Hamdallah Moheb dan Fazl Mahmoud Fazli.
Mereka akan dibelit dengan tuduhan pencurian dana publik dan memintanya untuk mengembalikan kekayaan rakyat.
Sementara itu, Anas Haqqani, seorang anggota kantor politik Taliban, bertemu dengan mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai dan Abdullah Abdullah di Kabul pada Rabu.
Seperti yang ramai diberitakan sebelumnya, Ghani meninggalkan Afghanistan setelah Taliban merebut negara itu pada 15 Agustus. Menurut laporan, mantan Presiden Afghanistan itu kini menetap di Abu Dhabi.
Dalam pembelaannya, Ghani menjelaskan dalam postingan Facebook bahwa dia meninggalkan Afghanistan untuk mencegah lebih banyak pertumpahan darah.
Ashraf Ghani dilaporkan membawa empat mobil untuk mengangkut sejumlah uang beserta helikopter yang juga dipenuhi dengan uang tunai dalam pelariannya.
"Empat mobil penuh dengan uang, mereka mencoba memasukkan sebagian uang itu ke dalam helikopter, tetapi tidak semuanya muat."
"Sebagian uangnya dibiarkan tergeletak di landasan," jelas Nikita Ishchenko, juru bicara Kedutaan Besar Rusia di Kabul, seperti dikutip kantor berita RIA.
Baca Juga: Jusuf Kalla Dianggap Bela Taliban, Warganet: Capres di Sana Aja Pak
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional