Sementara beberapa pengamat mempertanyakan kompetensi dan kemauan Taliban untuk mengeksploitasi sumber daya alam negara itu mengingat selama ini pendapatan yang mereka hasilkan berasal dari perdagangan opium.
"Sumber daya ini sudah dilaporkan pada tahun 90-an dan mereka (Taliban) tidak dapat mengekstraknya," kata Hans-Jakob Schindler, direktur senior di Proyek Kontra Ekstremisme, kepada DW.
"Kita harus tetap sangat skeptis terhadap kemampuan mereka untuk menumbuhkan ekonomi Afganistan atau bahkan minat mereka untuk melakukannya."
Meski begitu, pejabat senior Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar pada bulan lalu bertemu dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi di Tianjin.
Baradar mengatakan dia berharap Cina akan "memainkan peran yang lebih besar dalam rekonstruksi dan pembangunan ekonomi (Afganistan) di masa depan."
Perhentian lain di Jalur Sutra Baru Media yang dikelola pemerintah Cina menggambarkan bagaimana Afganistan sekarang dapat mengambil manfaat besar-besaran dari Belt and Road Initiative (BRI) yang sering disebut senagai Jalur Sutra Baru, sebuah rencana kontroversial Beijing membangun rute jalan, kereta, dan laut dari Asia ke Eropa.
Namun, muncul kekhawatiran tentang keamanan regional. Beijing juga khawatir bahwa Afganistan bisa menjadi tempat persembunyian bagi kaum minoritas Uighur dari Cina dan kepentingan ekonominya akan dirusak oleh kekerasan yang terus berlanjut di Afganistan.
"Operasi penambangan MCC telah terganggu oleh ketidakstabilan di negara itu karena konflik antara Taliban dan mantan pemerintah Afganistan," jelas Tanchum, yang juga seorang peneliti di Middle East Institute (MEI).
Pentingnya peningkatan keamanan
Baca Juga: Sebelum Taliban Berkuasa, Pemimpin Afganistan Minta Militer Tak Melawan
"Jika Taliban dapat menyediakan kondisi operasi yang stabil bagi Cina, maka operasi penambangan tembaga saja berpotensi menghasilkan pendapatan puluhan miliar dolar, memacu pengembangan operasi penambangan untuk mineral lain di negara itu," lanjut Tanchum.
Sampai saat ini, pemerintah Afganistan belum mendapatkan keuntungan dari proyek pertambangan yang ada.
Menurut sebuah laporan Al Jazeera, pemerintah kehilangan US$300 juta (Rp4,2 triliun) per tahun. Tetangga Afganistan, Pakistan, juga akan mendapat manfaat dari kekayaan mineral Afganistan.
Pemerintah Islamabad, yang mendukung pengambilalihan pertama Taliban atas Afganistan pada tahun 1996, telah mempertahankan hubungan dengan kelompok itu dan telah dituduh oleh AS menyembunyikan gerilyawan Taliban.
Pakistan juga akan menjadi penerima manfaat utama dari investasi infrastruktur BRI Cina. "Pakistan memiliki kepentingan pribadi karena bahan-bahan tersebut berpotensi diangkut di sepanjang rute transit komersial dari Pakistan ke Cina," ungkap Tanchum kepada DW, seraya menambahkan bahwa kesepakatan dengan Taliban akan memberi Islamabad insentif untuk mendukung lingkungan keamanan yang stabil di wilayah tersebut.
Masih sulit untuk direalisasikan Para pemimpin baru Afganistan ini masih menghadapi perjuangan berat dalam mengekstraksi kekayaan mineral negara itu.
Berita Terkait
-
Sebelum Taliban Berkuasa, Pemimpin Afganistan Minta Militer Tak Melawan
-
Ini Isi Kesepakatan Taliban dan Trump, Jadi Kunci Kuasai Kembali Afganistan
-
Taliban Menyiksa dan Membantai Warga Etnis Hazara yang Bermazhab Syiah
-
Klaim Hargai Hak Wanita, Taliban Diduga Bunuh Seorang Perempuan Gegara Tak Pakai Burka
-
Terpilih Jadi PM Malaysia, Datuk Seri Ismail Sabri Ternyata Pernah Ajak Boikot China
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
- 10 Mobil Terbaik untuk Pemula yang Paling Irit dan Mudah Dikendalikan
Pilihan
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
-
Tidak Ada Nasi di Rumah, Ibu di Makassar Mau Lempar Anak ke Kanal
-
Cuaca Semarang Hari Ini: Waspada Hujan Ringan, BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan Makin Dekat
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
Terkini
-
Ngeri! Gelondongan Kayu Hanyut Saat Banjir Sumut, Disinyalir Hasil Praktik Ilegal?
-
Rentetan Proses Pembebasan Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi: Keppres Keluar Pagi, Bebas di Sore Hari
-
Tindak Lanjuti Arahan Presiden, Mendagri Minta Pemda Segera Data Jembatan Rusak Menuju Sekolah
-
Bebas dari Rutan KPK, Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Ucapkan Terima Kasih ke Prabowo hingga Netizen
-
Lambaian Tangan Penuh Arti Ira Puspadewi Usai Resmi Bebas Berkat Rehabilitasi
-
Dukung Sekolah 'Tendang' Anak Jenderal Kurang Ajar, Apa Alasan Prabowo Minta Guru Tegas ke Siswa?
-
Senyum Merekah Ira Puspadewi, Eks Dirut ASDP Resmi Bebas dari Rutan KPK
-
Presiden Prabowo Kerahkan 4 Pesawat Militer untuk Bantuan Bencana di Sumatra
-
PBNU Ungkap Alasan Copot Gus Ipul dari Posisi Sekjen: Banyak SK Mandek
-
Ribuan Personel Gabungan Jaga Ketat Laga Persija vs PSIM di GBK: Suporter Diimbau Tertib