Suara.com - Mantan duta besar Afganistan untuk Amerika Serikat, Roya Rahmani, mengungkapkan rahasia bagaimana Taliban secara cepat menguasai negerinya.
Ia mengungkapkan, pemimpin Afganistan sudah berencana menyerah, bahkan meminta pasukan keamanan tidak melawan Taliban.
Kekinian, para pemimpin Afghanistan saling menyalahkan, sementara Taliban sendiri mencoba membersihkan citra mereka yang sering dikaitkan dengan kekejaman saat mereka berkuasa lebih dari 20 tahun lalu.
Roya Rahmani, kepada program Newshour BBC, menceritakan pandangannya tentang pemerintah yang ia wakili dari 2018 sampai dikalahkan oleh Taliban.
"Pernyataan bahwa pasukan Afghanistan tidak mau berjuang tidak benar dan tidak adil," kata Rahmani mengacu pada pernyataan Presiden AS Joe Biden yang Senin (16/08) lalu menyalahkan pemerintahan Afghanistan yang dia sebut tidak melawan Taliban.
Dubes perempuan pertama Afghanistan untuk Amerika Serikat ini mengatakan Biden berhak membela keputusannya dan mengungkap pendapatnya namun masalahnya berada pada pemerintahan sendiri.
"Ada masalah dengan kepemimpinan Afghanistan. Mereka menyerah dan mengatakan kepada pasukan keamanan untuk tidak melawan," katanya.
"Itulah alasan dii balik apa yang terjadi," tambahnya.
Rahmani mengatakan ia menerima informasi yang menunjukkan selama "pekan-pekan terakhir", militer Afghanistan "terus menerus mendapat telepon dari Kabul dan meminta mereka untuk menyerah sementara militer sendiri meminta dukungan, amunisi, bantuan udara dan pasokan makanan.
Baca Juga: Ini Isi Kesepakatan Taliban dan Trump, Jadi Kunci Kuasai Kembali Afganistan
Baca juga:
- Pengungsi Afghanistan di Indonesia yang 'terlupakan', bunuh diri dalam penantian
- Wartawan perempuan Afghanistan ditembak mati dalam perjalanan ke kantor
- Warga Afghanistan di bawah Taliban, 'setiap orang ketakutan'
"Mereka tidak mendapatkan dukungan dan bantuan itu," kata mantan dubes ini.
"Tetapi saya kira, kalaupun pasukan keamanan kami mencoba bertahan, ini juga akan terjadi (Taliban menguasai kembali) karena faktor lain seperti ketakutan dan kegagalan pemerintahan Afghanistan, tak adanya komitmen dan konsistensi dari sekutu-sekutu internasional."
"Hal ini (Taliban berkuasa) tetap akan terjadi, namun tidak secepat apa yang kita saksikan," tambah Ramani.
Apakah pemerintahan Taliban perlu diakui?
Bagi mantan dubes ini, pengakuan dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat lain untuk Taliban perlu diputuskan berdasarkan hak asasi manusia.
"Harus dilihat apa yang akan dilakukan Taliban. Saat ini, berita bagusnya adalah, paling tidak di Kabul, mereka tidak melakukan kekejaman, mereka tidak membunuh orang, mereka tidak menyiksa atau memenjarakan orang," katanya membandingkan dengan apa yang terjadi pada 1990an saat Taliban berkuasa.
- PROFIL: Siapakah Taliban?
- REPORTASE: Situasi terkini di Afghanistan
"Bila mereka masih melakukan tindak itu, saya tak yakin apakah akan ada pengakuan. Mereka perlu membentuk pemerintahan yang inklusif, dengan menghargai hak perempuan, bukan dengan standar mereka namun dengan standar internasional yang dapat diterima bagi perempuan Afghanistan. Dengan kondisi ini, saya akan mengakui," katanya lagi.
"Mengapa tidak mengakui pemerintahan Afghanistan yang inklusif, dengan perwakilan rakyat dan juga perhatian atas kesejahteraan mereka?"
'Optimistis namun berhati-hati'
Roya Rahmani mengakhiri wawancara dengan Newshour Selasa (17/08) dengan mengatakan "ia yakin" mau bekerja sama dengan pemerintahan yang dibentuk Taliban bila jasanya diperlukan.
"Saya ingin membantu negara saya. Saya ingin menjaga kedaulatan negara. Ini sangat perlu."
Namun ia menyatakan ia tak percaya bahwa Taliban telah berubah, karena masih harus ditunggu pada pekan-pekan ke depan.
"Tanda-tanda awal ini cukup positif. Saya sangat-sangat berhati-hati untuk optimistis bahwa mereka akan menghargai keinginan rakyat, martabat dan harapan mereka," kata Rahmani.
Para pemimpin politik Taliban telah tiba di Afghanistan dari Qatar, tempat banyak dari mereka tinggal di pengasingan.
Dalam jumpa pers pertama pada Selasa (17/08), Zabihullah Mujahid, juru bicara Taliban mengatakan perempuan dapat menikmati hak mereka sesuai dengan hukum Syariah.
Warga negara-negara Barat, AS, Inggris, Jerman dan Prancis telah mulai dievakuasi sejak Senin (16/08).
Gedung Putih mengatakan Taliban telah berjanji bahwa warga sipil dapat menuju ke bandar udara Kabul dengan aman.
Namun sejumlah laporan menyebutkan warga Afghanistan dipukuli oleh milisi Taliban saat mereka menuju bandara.
Berita Terkait
-
Ini Isi Kesepakatan Taliban dan Trump, Jadi Kunci Kuasai Kembali Afganistan
-
Taliban Menyiksa dan Membantai Warga Etnis Hazara yang Bermazhab Syiah
-
Klaim Hargai Hak Wanita, Taliban Diduga Bunuh Seorang Perempuan Gegara Tak Pakai Burka
-
Menlu Retno Pastikan Evakuasi WNI yang Ada di Afghanistan Berjalan Lancar
-
Taliban Berkuasa, Karateka Meena Asadi Khawatirkan Karier Atlet Putri Afghanistan
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Bersama Kemendes, BNPT Sebut Pencegahan Terorisme Tidak Bisa Dilaksanakan Melalui Aktor Tunggal
-
Bareskrim Bongkar Kasus Impor Ilegal Pakaian Bekas, Total Transaksi Tembus Rp668 Miliar
-
Kasus DJKA: KPK Tahan PPK BTP Medan Muhammad Chusnul, Diduga Terima Duit Rp12 Miliar
-
Pemerintah Aceh Kirim Surat ke PBB Minta Bantuan, Begini Respons Mendagri
-
Cukai Minuman Manis Ditunda, Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kesehatan Anak?
-
Sekolah Kembali Normal, Gubernur DKI Pastikan Korban Kecelakaan Mobil MBG Ditangani Maksimal
-
Kerugian Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Ditanggung Asuransi, Pramono Pastikan Pasokan Pangan Aman
-
Tak Ambil Pusing Perpol Dianggap Kangkangi Putusan MK, Ini Kata Kapolri
-
Sengkarut Tanah Tol: Kisah Crazy Rich Palembang di Kursi Pesakitan
-
MIND ID Komitmen Perkuat Tata Kelola Bisnis Berintegritas dengan Berbagai Program Strategis