Suara.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melakukan survei singkat mengenai persepsi vaksinasi anak usia 12-17 tahun. Melihat dari hasilnya, sebanyak 36 persen responden mengaku sudah mendapatkan vaksin dan 64 persen sisanya menyebut dirinya belum memperoleh vaksin Covid-19.
"Ternyata yang sudah (divaksin) kecil, ya, angkanya 36 persen, sementara 64 persen belum (divaksin)," kata Komisioner KPAI Retno Listyarti saat memaparkan dalam acara Rakornas KPAI secara virtual, Senin (30/8/2021).
Retno kemudian memaparkan sejumlah alasan yang diungkap oleh para peserta didik yang mengaku belum divaksin. Sebanyak 57 persen responden mengaku belum divaksin lantaran mereka belum memiliki kesempatan.
"Jadi di wilayahnya dia belum ada yang divaksin atau sangat sedikit jumlah orang yang divaksin," ujarnya.
Kemudian 8 persen responden menyebut belum menerima vaksin lantaran belum 3 bulan sejak terinfeksi Covid-19, 4 persen responden beralasan memiliki riwayat komorbid atau penyakit penyerta, 1 persen sedang isolasi mandiri dan 30 persen responden menyampaikan alasan lainnya.
Alasan lainnya dari responden yang belum mendapatkan vaksin memang beragam.
Retno mengungkapkan alasannya yakni ada yang khawatir pada efek vaksin, merasa tidak perlu divaksin karena sudah menerapkan protokol kesehatan, tidak yakin dengan merek vaksin tertentu.
Lalu ada juga alasan lainnya yakni meyakini kalau anak terinfeksi Covid-19 gejalanya ringan bahkan kadang tidak bergejala, divaksin tidak menjamin tidak bakal tertular Covid-19 dan ada yang mengaku tidak diizinkan orangtuanya untuk divaksin.
Sebagai informasi, survei tersebut dilakukan dengan menggunakan aplikasi Google Form dengan diikuti oleh 86.286 responden dari jenjang pendidikan SD/MI, MA/SMA/SMK, termasuk Sekolah Luar Biasa (SLB). Partisipan yang ikut dalam survei tersebut berasal dari 34 provinsi di Indonesia, bahkan diikuti oleh beberapa peserta didik dari Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN).
Baca Juga: Kasus Kerumunan Pesta Pejabat NTT di Pulau Semau, Satgas Covid Cuma Tegur Viktor Laiskodat
Berita Terkait
-
Kasus Kerumunan Pesta Pejabat NTT di Pulau Semau, Satgas Covid Cuma Tegur Viktor Laiskodat
-
Terungkap! Vaksin Moderna yang Terkontaminasi di Jepang Mengandung Partikel Logam
-
Kasus Positif Covid-19 Makin Turun, Positivity Rate DIY di Bawah 10 Persen
-
Polemik Honor Pemakaman COVID-19 untuk Bupati Jember, Muhadjir: Regulasinya Tidak Ada
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Semangat Hari Pahlawan, PLN Hadirkan Cahaya Bagi Masyarakat di Konawe Sulawesi Tenggara
-
Diduga Rusak Segel KPK, 3 Pramusaji Rumah Dinas Gubernur Riau Diperiksa
-
Stafsus BGN Tak Khawatir Anaknya Keracunan karena Ikut Dapat MBG: Alhamdulillah Aman
-
Heboh Tuduhan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, MKD DPR Disebut Bakal Turun Tangan
-
Pemkab Jember Kebut Perbaikan Jalan di Ratusan Titik, Target Rampung Akhir 2025
-
Kejagung Geledah Sejumlah Rumah Petinggi Ditjen Pajak, Usut Dugaan Suap Tax Amnesty
-
Kepala BGN Soal Pernyataan Waka DPR: Program MBG Haram Tanpa Tenaga Paham Gizi
-
Muhammad Rullyandi Sebut Polri Harus Lepas dari Politik Praktis, Menuju Paradigma Baru!
-
Hari Pertama Operasi Zebra 2025, Akal-akalan Tutup Plat Pakai Tisu Demi Hindari ETLE
-
Anak Legislator di Sulsel Kelola 41 SPPG, Kepala BGN Tak Mau Menindak: Mereka Pahlawan