Suara.com - Banyak negara Barat mengungsikan warganya dari Afganistan, setelah negeri itu kembali dikuasai Taliban. Namun, China tak melakukan evakuasi.
Kedutaan mereka di Kabul masih berfungsi normal, dan para pebisnis China yang berada di sana didorong untuk melihat peluang yang bisa dilakukan.
Juru bicara Taliban, Suhail Shaheen, mengatakan kepada jaringan televisi milik pemerintah China, CGTN, bahwa China bisa 'memainkan peran penting dalam membangun kembali Afghanistan".
Tidaklah mengherankan bahwa Taliban berpaling ke Timur untuk menarik investasi karena negeri yang tercabik oleh perang ini kemungkinan akan menghadapi sanksi baru dari negara-negara G7.
Namun, Dr Rodger Shanahan dari lembaga pemikir Australia, Lowy Institute, mengatakan 'menanam investasi terlalu banyak di Afghanistan juga memiliki risiko besar".
"Walau Beijing tidak terlalu mengkhawatirkan kekuasaan Taliban dan Taliban tidak berbicara banyak mengenai masalah Uyghur, yang adalah pertanda mereka akan membuka diri untuk investasi dari China, China juga harus belajar dari pengalaman Amerika Serikat di sana."
Investasi China di Afghanistan meningkat
Menurut Badan Otoritas Informasi dan Statistik Nasional Afghanistan, tiga mitra dagang terbesar Afghanistan adalah Iran, Pakistan dan China.
Antara tahun 2019 dan 2020, nilai ekspor Afghanistan ke China adalah sekitar Rp770 miliar sementara impor dari China bernilai sekitar Rp1,37 triliun.
Meski perdagangan bilateral masih kecil, investasi langsung China ke Afghanistan meningkat 11 persen di tahun 2020.
Baca Juga: Bos Perusahaan Alat PCR Hangzhou Clunege Biotech Dilaporkan ke Polda Metro, Ini Kasusnya
Lembaga yang bernama Pusat Pertukaran Ekonomi China, salah satu lembaga berpengaruh di negara tersebut, mengatakan bahwa ini adalah waktu yang paling baik bagi perusahaan China untuk masuk ke Afghanistan.
Dan bidang pertambangan adalah salah satu industri yang menarik perhatian China di Afghanistan.
Sumber daya pertambangan Afghanistan susah digali
Di tahun 2010, sebuah laporan Amerika Serikat menyebutkan potensi pertambangan Afghanistan bernilai lebih dari 1 triliun dolar Amerika Serikat, sementara menteri pertambangan Afghanistan mengatakan potensinya tiga kali lebih besar dari perkiraan tersebut.
Tetapi Professor Gu Xuewu, Direktur Pusat Studi Global di University of Bonn di Jerman mengatakan bahwa sumber daya alam Afghanistan bukan motif utama investasi Beijing di sana.
"Lebih mahal biaya untuk menggali sumber daya pertambangan di sana dibandingkan di tempat lain," katanya.
Raffaello Pantucci, peneliti senior di lembaga pemikir Royal United Services Institute di Inggris mengatakan kepada ABC bahwa perusahaan China tertarik dengan sumber daya alam Afghanistan, tetapi melakukannya bukan hal yang mudah.
Berita Terkait
-
Bos Perusahaan Alat PCR Hangzhou Clunege Biotech Dilaporkan ke Polda Metro, Ini Kasusnya
-
Usai Diguncang Ledakan, Bandara Kabul Kini Dihujani Roket
-
Setelah Haramkan Musik, Taliban Bunuh Seorang Musisi Folk Afghanistan
-
Tak Pernah Muncul ke Publik, Taliban Akhirnya Ungkap Keberadaan Pemimpin Tertingginya
-
Balas Dendam, AS Bombardir Militan ISIS-K di Kota Kabul Afghanistan
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Tidak Ada Nasi di Rumah, Ibu di Makassar Mau Lempar Anak ke Kanal
-
Cuaca Semarang Hari Ini: Waspada Hujan Ringan, BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan Makin Dekat
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
Terkini
-
Babak Baru Kasus Ijazah Palsu Jokowi: Polisi Gelar Perkara Khusus, Nasib Roy Suryo Cs Ditentukan
-
Jelang Nataru, Polda Metro Jaya Siagakan 1.500 Satpam dan Satkamling
-
Krisis Komunikasi Kasus Arya Daru: Ketika Bahasa Teknis Polisi Gagal Menjawab Keingintahuan Keluarga
-
Pakar UGM: Drama Tumbler Viral Jadi Cerminan Lemahnya Prosedur Layanan Publik
-
Momen Mensos Santap Menu MBG Langsung dari Dapurnya, Begini Reaksinya
-
KPK Soal Pembebasan Ira Puspadewi Cs: Secepatnya Ya
-
Belum Terima BLTS? PT Pos Indonesia Pastikan Surat Pemberitahuan Masih Terus Didistribusikan
-
Survei Tingkat Kepercayaan ke Lembaga Negara: BGN Masuk Tiga Besar, DPR-Parpol di Posisi Buncit
-
Darurat Banjir-Longsor Sumut, Bobby Nasution Fokus Evakuasi dan Buka Akses Jalur Logistik yang Putus
-
KPK Panggil Kakak Hary Tanoe dalam Kasus Bansos Hari Ini