Suara.com - Isu amandemen UUD 1945 terus berhembus. Salah satu yang menjadi sorotan tajam dari isu ini adalah wacana masa jabatan presiden 3 periode.
Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia atau MUI, Anwar Abbas memberikan kritikan tajam mengenai hal tersebut. Ia mengatakan masa jabatan Presiden Joko Widodo cukup sampai dua peride saja.
Anwar melanjutkan, pemerintah terlihat kewalahan dalam menghadapi pandemi Covid-19. Ia juga menilai pemerintahan Presiden Jokowi tidak maksimal dalam menanggulangi penyebaran virus corona.
Menurutnya, rakyat sudah muak dengan rendahnya kemampuan pemerintah mengatasi pandemi Covid-19. Ia mencontohkan keadaan ekonomi masyakarat yang sudah parah.
"Jadi, bapak (Jokowi) dua periode saja sudah cukup. Maaf saja, orang sudah banyak yang muak dengan situasi pandemi virus corona," kata Anwas Abbas seperti dikutip Terkini.id -- jaringan Suara.com, Jumat (3/9/2021).
"Keadaan ekonomi parah, rendahnya kemampuan pemerintah mengatasi masalah Covid-19 dan ekonomi. Jangan dikira rakyat senang saat ini," sambungnya.
Anwar mengatakan, Indonesia juga harus belajar dari sejarah yang ada. Salah satunya adalah momen kepemimpinan Presiden RI ke-2, Soeharto yang berakhir dilengserkan rakyat.
Ia lantas merujuk pada pernyataan Lord Acton, yang menyebut kekuasaan cenderung bersikap korup. Karena itu, wacana masa perpanjangan periode presiden sebaiknya tidak dilakukan.
Anwar menilai, Indonesia sudah bukan lagi negara yang mengedepankan kedaulatan jika sampai wacana perpanjangan masa presiden disahkan.
Baca Juga: Bendungan Tiga Dihaji Jaga Eksistensi Lumbung Pangan Sumsel
"Ini mencerminkan negara kekuasaan jadinya. Bukan negara yang mengedepankan kedaulatan rakyat," tegas Anwar.
Terakhir, Anwar mengingatkan penambahan masa jabatan presiden akan menghambat nilai-nilai demokrasi.
PKS Sebut Masa Jabatan Presiden 3 Periode Ide Zalim
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengajak publik untuk mengawasi rencana penambahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode. Menurutnya, isu penambahan masa jabatan presiden merupakan ide yang zalim.
Mardani mengatakan, publik tidak boleh lemah dan menjadi bodoh. Ia kemudian mengutip pernyataan ahli tafsir Islam Ibnu Qayyim yang menyatakan menjadi lemah dan bodoh sama dosanya seperti orang zalim.
"Ide tiga periode adalah ide yang zalim nah kalau publik kalau tidak menentangnya karena kita lemah kita bodoh maka kita juga kena dosa zalimnya," kata Mardani dalam diskusi bertajuk 'Teka-Teki Amandemen UUD 1945' pada Kamis (2/9/2021).
Untuk itu, Mardani mengatakan, masyarakat harus memegang fungsi pengawasan baik terhadap pemerintahan termasuk juga pihak oposisi. Menurutnya, hal itu sangat penting dilakukan.
Termasuk oposisi juga harus dikawal. Sehingga semangatnya betul-betul bekerja buat rakyat," ujarnya.
Sementara di sisi lain, Mardani menegaskan, PKS menolak keras soal wacana penambahan masa jabatan presiden jadi 3 periode dengan alasan apapun. Mardani melihat peluang tersebut masih ada, untuk itu ia meminta masyarakat terus mengawasi.
"Dan karena itu, Civil Society dan siapapun harus hati-hati dan terus bekerja. Karena UU KPK dalam waktu 3 bulan digulung semuanya efeknya sekarang, kasian sekali KPK sekarang," tuturnya.
"Karena itu, publik awasi isu ini jangan sampai berkembang dan ketika masih baru atau test the water kita langsung kasih counter-nya. Makanya saya selalu counter ide jabatan tiga periode ini, buat demokrasi," sambungnya.
Berita Terkait
-
Bendungan Tiga Dihaji Jaga Eksistensi Lumbung Pangan Sumsel
-
Jokowi Hadiri Deklarasi Ganjar Pranowo Maju Pilpres 2024, Ini Faktanya
-
Bupati Probolinggo Ditangkap KPK, Maklumat MUI Serukan Enam Poin Penting Ini
-
Komnas HAM Kirim Rekomendasi ke Jokowi Soal TWK, Pengamat: Mestinya Segera Ditindaklanjuti
-
Mudah Dibuat, Ini Daftar Makanan-Minuman Terbaik untuk Gejala Covid Ringan
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
Kronologi Penumpang Wings Air Tuding Pramugari Kuras Emas dan Dollar di Pesawat
-
Detik-detik Penumpang 'Ngamuk', Tuding Pramugari Curi Emas & Dollar di Pesawat Wings Air
-
Ada Sinyal Rahasia? Gerak-Gerik Dua Pria di Belakang Charlie Kirk Disebut Mencurigakan
-
Prabowo Setuju Bentuk Komisi Reformasi Polisi dan Tim Investigasi Independen Demo Ricuh
-
Usai Diperiksa KPK, Deputi Gubernur BI Jelaskan Aturan Dana CSR
-
Emas & Ribuan Dollar Lenyap di Pesawat Wings Air Viral, Pramugari Dituduh Jadi Pelaku
-
CEK FAKTA: Isu DPR Sahkan UU Perampasan Aset Usai Demo Agustus 2025
-
7 Cara Melindungi Kulit dan Rambut dari Polusi Udara, Wajib Rutin Keramas?
-
Rehat dari Sorotan, Raffi Ahmad Setia Dampingi Ibunda Amy Qanita Berobat di Singapura
-
Gerakan Muda Lawan Kriminalisasi Tuntut Prabowo Bebaskan Aktivis dan Hentikan Kekerasan Negara