Suara.com - Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Abdul Kadir Jailani mengatakan, kalau pihak Taliban tidak memiliki sangkut paut dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Bahkan, dia menyatakan, jika keduanya tidak memiliki hubungan yang baik sejak berperang mulai dari 2015.
Padahal, menurutnya, banyak mantan anggota Al Qaeda yang menjadi anggota ISIS di Afghanistan. Namun hal tersebut tidak dapat mengubah buruknya hubungan antara dua kelompok.
"Taliban juga tidak berhubungan baik dengan ISIS, mereka telah berperang sejak tahun 2015," kata Abdul dalam acara diskusi Center for Dialogue and Cooperation Among Civilization (CDCC), secara daring, Jumat (3/9/2021).
Abdul menerangkan, ISIS melihat Taliban sebagai kelompok yang terjebak dalam semangat nasionalisme. Kondisi itu jelas memperlihatkan semangat Taliban yang bertentangan dengan ISIS.
"Mereka juga menolak sikap Taliban bersedia berunding dengan Amerika Serikat," ujarnya.
Lanjut Abdul menjelaskan, Taliban telah menolak ideologi terorisme sejak 10 tahun silam. Komitmen Taliban itu juga sudah diakui oleh PBB melalui Resolusi 1988.
Meski demikian, ia menyebut kalau Taliban masih termasuk dalam sanksi Dewan Keamanan PBB di mana konsekuensinya ialah pelarangan perjalanan luar negeri.
Ketika menjadi Ketua Komite Sanksi Dewan Keamanan PBB pada 2019, Indonesia mengupayakan pengecualian atas travel banned tersebut ketika pejabat Taliban hendak melakukan perjalanan dalam rangka upaya perdamaian selama beberapa bulan.
"Sebagai informasi saat ini India yang menjadi ketua komite juga sedang mempertimbangkan perpanjangan pengecualian tersebut."
Baca Juga: Kemlu Belum Dapat Info Kelompok Teroris di Indonesia Punya Keterkaitan dengan Taliban
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo
-
Polandia Jadi Negara Eropa Kedua yang Kerja Sama dengan Indonesia Berantas Kejahatan Lintas Negara
-
Gerakan 'Setop Tot tot Wuk wuk' Sampai ke Istana, Mensesneg: Semau-maunya Itu
-
Koalisi Sipil Kritik Batalnya Pembentukan TGPF Kerusuhan Agustus: Negara Tak Dengarkan Suara Rakyat!
-
Menkeu Purbaya Bahas Status Menteri: Gengsi Gede Tapi Gaji Kecil
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!