Suara.com - Kebakaran di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Tangerang yang menewaskan puluhan narapidana memunculkan kembali masalah kronis mengenai jumlah warga binaan yang melebihi kapasitas.
Selain itu juga mencuatkan masalah tentang buruknya pemeliharaan sistem kelistrikan lapas yang diyakini menjadi pemicu kebakaran maut yang terjadi pada Rabu (8/9/2021).
Lapas Kelas 1 Tangerang diakui Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengalami over kapasitas hingga 400 persen. Lapas Tangerang dibangun pada 1972. Yasonna mengatakan dulu pernah ada penambahan daya listrik, namun tidak ada perbaikan pada instalasi listrik. "Nah, Lapas Tangerang ini over kapasitas 400 persen, penghuni ada 2.072 orang," kata Yasonna dalam konferensi pers di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (8/9/2021).
Yasonna Laoly dan jajarannya dianggap oleh peneliti melakukan kelalaian sehingga harus bertanggung jawab atas terjadinya kebakaran tersebut dan mestinya membuat dia malu.
Kondisi daya tampung dan pengelolaan Lapas Kelas 1 Tangerang ibarat fenomena gunung es.
Tetapi menurut pendapat salah satu anggota komisi hukum DPR, Yasonna Laoly mundur pun tidak akan menjamin problematika lapas di Indonesia akan selesai. Sebab, jika masalah lapas diibaratkan penyakit, "Sudah akut stadiumnya mungkin sudah stadium empat kalau kanker, jadi memang keadaannya berat."
Enjum teringat percakapannya dengan Juaeni sebagaimana diceritakan kepada BBC Indonesia. Enjum ibu dari Juaeni, salah seorang napi yang meninggal dunia. Juaeni dalam salah satu percakapan mengutarakan cita-citanya setelah nanti bebas dari penjara yaitu membeli sepeda motor RX King dan menikah.
Enjum mendukung cita-cita putranya. Enjum dari ujung telepon berpesan, "Nanti kalau sudah di rumah, sudah tua umurnya, ya kata saya jangan terulang lagi. Lebih baik cari kerjaan. Terus untuk masa depan, punya istri. 'Iya' kata dia 'mudah-mudahan'."
Juaeni telah menjalani tujuh tahun masa hukuman dari vonis 13 tahun enam bulan atas kasus kepemilikan narkoba. Juaeni masuk penjara setelah lulus sekolah menengah kejuruan, ketika itu umurnya 18 tahun.
Baca Juga: Minta Kebakaran Lapas Tangerang Diusut, Keluarga Korban: Kenapa Cuma C2 yang Kebakar?
Ibu dan anak itu sudah dua tahun terakhir tidak bisa bertemu. Selama itu, percakapan mereka hanya boleh melalui sambungan telepon. Terakhir kali mereka berbicara empat hari sebelum kebakaran maut terjadi.
Yasonna Laoly dianggap menjadi orang yang paling bertanggungjawab atas kebakaran di Lapas Kelas I Tangerang. Peneliti dari lembaga Imparsial Hussein Ahmad dalam laporan Suara.com berkata, "Ada 44 orang yang meninggal dalam tragedi tersebut, di sana ada tangan pemerintah yang berlumuran darah, Menkumham Yasonna Laoly semestinya tidak perlu dituntut mundur karena dia sendiri yang harusnya malu dan mengundurkan diri."
Pernyataan sikap Imparsial disampaikan bersama LBH Jakarta dan LPBH Nahdlatul Ulama Tangerang.
"Adanya kelalaian menteri hukum dan HAM, dirjen pemasyarakatan, kepala kantor wilayah Banten Kemenkum HAM dan kepala Lapas Tangerang dalam menjalankan tugasnya yang dapat dimintakan pertanggungjawaban ke hadapan hukum," pengacara publik LBH Masyarakat Ma'ruf Bajammal menambahkan.
Kebakaran tersebut disebut Ma'ruf sangat sistematik. Mulai dari persoalan kapasitas sel yang melebihi batas sehingga pemeliharaan akan sistem kelistrikan menjadi tidak optimal.
"Tidak berjalannya SOP penanganan kebakaran sehingga menyebabkan banyak korban berjatuhan," katanya.
Berita Terkait
-
Benarkah Kongres PDIP Digelar di Bali 1 Agustus? Jawaban Puan dan Yasonna Laoly Bikin Penasaran
-
Ultimatum Keras Megawati di Bali: Ribuan Kader PDIP Diperintahkan Menang Tanpa 'Main Duit'
-
Sinyal Politik dari Bali: Bambang Pacul Tunjuk Yasonna Laoly di Tengah Teka-Teki Kongres PDIP
-
Ramai Tagar KaburAjaDulu, Yasonna PDIP: Saya Juga Pernah Lama di Amerika, Balik Lagi Kok
-
Ronny Sompie Bongkar Perjalanan Harun Masiku: Cuma Sehari di Luar Negeri!
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Kepala Daerah 'Gruduk' Kantor Menkeu Purbaya, Katanya Mau Protes
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
Terkini
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny Berakhir: 67 Nyawa Melayang, Potongan Tubuh Jadi Temuan Terakhir Tim SAR
-
TNI Apresiasi PLN: Listrik Andal Sukses Kawal HUT TNI ke-80
-
Listrik PLN Andal, Kunci Suksesnya Ajang MotoGP Mandalika 2025
-
Drama Alphard Eks Wamenaker Immanuel Ebenezer: Disita KPK, Ternyata Cuma Mobil Sewaan Kementerian
-
Dana Transfer DKI Dipangkas Rp15 Triliun, Menkeu ke Pramono: Kayaknya Masih Bisa Dipotong Lagi!
-
Dana Transfer dari Pusat Dipangkas Rp15 Triliun, Pramono Sebut Anggaran KJP-KJMU Tetap Aman
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 7 Oktober 2025: Waspada Hujan Lokal di Sejumlah Kota
-
Melengos Tak Disalami, Heboh SBY Cueki Kapolri Listyo Sigit di HUT TNI, Publik Curigai Gegara Ini!
-
Dipotong Rp15 Triliun, Jakarta Alami Pemangkasan Dana Transfer dari Pusat Paling Besar
-
KPK Pulangkan Alphard yang Disita dari Eks Wamaneker Noel, Kok Bisa?